Oleh: Julia Jasmine | Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pendahuluan
Keluarga merupakan suatu organisasi sosial dan fungsinya dalam masyarakat sangatlah penting. Sebagai suatu sistem sosial, keluarga merupakan institusi fundamental dalam perkembangan masyarakat (Octamaya, 2020)
Berdasarkan data Badan Peradilan Agama dan Mahkamah Agung, jumlah perceraian di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 463.000 pada tahun 2024. Berikut beberapa provinsi dengan jumlah perceraian tertinggi di Indonesia pada tahun 2024: 1) Jawa Barat 91,146 kasus, 2) Jawa Timur 79,248 kasus, 3) Jawa Tengah 68,133 kasus.
Beberapa faktor yang menyebabkan perceraian di Indonesia antara lain kurangnya dukungan keluarga, perselingkuhan atau pihak ketiga, ketidakcocokan, pengelolaan keuangan yang buruk, menikah di usia muda, kurangnya komunikasi antar keluarga.
Pembahasan
- Keluarga
Menurut Duvall dan Logan, (1986) mengatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Lestari, 2012).
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang yang terhubung melalui pernikahan, adopsi, atau prokreasi yang tujuannya adalah untuk menciptakan dan memelihara budaya bersama dan untuk mempromosikan perkembangan mental, emosional, sosial, dan fisik individu di dalamnya yang ditandai dengan interaksi timb.al balik serta saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (Octamaya, 2020).
Narwoko dan Suyanto (2004), keluarga adalah pranata sosial dasar dari semua pranata sosial lain yang berkembang, dalam masyarakat manapun di dunia, keluarga adalah kebutuhan manusia yang universal dan merupakan pusat aktivitas terpenting dalam kehidupan individu .
- Keluarga Sakinah
Keluarga harmonis dapat juga dikatakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Semua manusia ketika melangsungkan pernikahan pasti mengharapkan kelanggengan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Berikut ini akan dijelaskan ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah dan rahmah yaitu; terciptanya hubungan baik antara suami dan isteri, nafsu tersalurkan dengan baik, anak-anak terdidik, terpenuhinya kebutuhan, terciptanya kehidupan bermasyarakat dengan baik, bertambah iman (Sainul, 2018).
Adapun beberapa ciri keluarga sakinah, diantaranya yaitu:
- Keseimbangan hak dan kewajiban suami dan isteri
- Pemeliharaan dan pendidikan anak
- Membina hubungan baik antara keluarga besar pihak suami isteri dan masyarakat.
- Keimanan bertambah
- Komunikasi
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. (Dedi, 1996). Komunikasi terjadi setidaknya ketika pengirim memperoleh tanggapan dari penerima dengan menyampaikan pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik verbal (kata-kata) maupun nonverbal (nonkata). Sebaliknya, komunikasi yang efektif berarti pengirim dan penerima memahami pesan dengan cara yang sama. Oleh karena itu, dalam bahasa asing disebut “komunikasi harmonis”. Artinya kedua belah pihak yang berkomunikasi memahami apa yang ingin disampaikan pesan tersebut (Dedi, 1996).
Keterampilan yang dibutuhkan untuk komunikasi yang efektif adalah mendengarkan dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi menuntut seseorang untuk dapat mendengar dan memahami dengan baik. Kemudian ajukan pertanyaan relevan yang mengarah pada penyelesaian atau keringanan bagi masing-masing pihak. Oleh karena itu, tujuan utama komunikasi efektif adalah solusi. Saya tidak ingin ada yang disalahkan. Inilah konsep dasar komunikasi efektif (Sobandi & Dewi, 2017).
- Menciptakan Keluarga Harmonis dengan Komunikasi yang baik
Komunikasi keluarga mengacu pada pertukaran informasi verbal (verbal) dan nonverbal (bahasa tubuh) antar anggota keluarga. Komunikasi memerlukan kemampuan memperhatikan apa yang dikatakan, dipikirkan, dan dirasakan orang lain. Dengan kata lain, hal terpenting dalam komunikasi keluarga bukan sekedar berbicara, tetapi mendengarkan. Komunikasi antar anggota keluarga yang dianggap penting untuk mencapai tujuan tertentu biasanya direncanakan dan diprioritaskan. Komunikasi dianggap berhasil bila mencapai hasil yang diharapkan. Komunikasi demikian harus efektif. Tanpa komunikasi maka tidak akan terjadi perbincangan, dialog, pertukaran pikiran dan aktivitas lainnya, sehingga rasa kesepian dalam kehidupan berkeluarga akan hilang, dan hubungan orang tua-anak menjadi sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan berkeluarga (Saeful, 2004).
Keluarga harus menggunakan bentuk komunikasi yang selaras, yaitu yang melibatkan interaksi di antara anggota keluarga. Interaksi keluarga memiliki karakter interaksi yang berfokus pada dan mengomunikasikan kesamaan antara anggota keluarga sehingga anak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Kesamaan untuk memungkinkan anak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (Dasrun, 2012).
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga. Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Sebenarnya, pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama dalam satu waktu dan kesempatan sangat penting sebagai simbol keakraban keluarga.
Selanjutnya hakekat pola komunikasi dalam keluarga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan keluarga yang saling mengenal dan saling memahami sesama anggota keluarga sehingga dari situ dapat tercipta suasana yang harmonis dalam keluarga.
Daftar Pustaka
Octamaya. (2020). Family Sociology. In Definitions. https://doi.org/10.32388/zxlcjz
Sainul, A. (2018). Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam. Jurnal Al-Maqasid, 4, no. 1(1), 86–98.
Sobandi, O., & Dewi, N. (2017). Urgensi Komunikasi Dan Interaksi Dalam Keluarga. Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal, 2(1), 51–62. https://doi.org/10.15575/ath.v2i1.2722
No responses yet