_”Hati diberi watak mencintai orang yang berbuat baik kepadanya”_
Ahmad bin Ajibah Al-Hasaniy
Siapa yang menyayangi orang lain maka akan disayangi. Siapa yang membenci orang lain maka ia juga akan dibeci. Siapa yang menyakiti hati orang lain kelak ia akan tersakiti. Begitulah kira-kira balasan atas perlakuan seseorang kepada sesamanya. Selain pada dasarnya setiap perbuatan ada balasannya, namun demikianlah watak hati yang sebenarnya.
Hati sebagaimana para pakar mengatakan, ia cenderung senang oleh hal-hal yang membuatnya senang. Ia benci pada hal-hal yang membuatnya benci. Siapa yang dapat menyenangkan hati, maka hati akan senang kepadanya. Siapa yang menyakiti hati, maka hati akan membencinya. Sebab itulah maka kita sebagai sesama pemilik hati, harus berhati-hati. Apakah yang kita lakukan membuat hati orang lain senang atau sebaliknya?
Tentang watak hati yang demikian, penulis menilai hal ini penting untuk diketahui. Paling tidak, dengan mengenali watak hati kita akan lebih bijak. Bijak dalam bergaul denhan sesama. Bijak dalam berprilaku pada orang lain–yang memiliki juga memiliki hati sama dengan kita. Bijak dalam segala ucapan dan laku.
Barangkali sedemikian penting tentang hati, sehingga Nabi Saw., menyatakan bahwa kebiakan jasat (fisik) sangat tergantung lada hati. Hati adalah pengontrol sekaligus pendorong utama jasat. Ucapan dan prilaku seseorang berdasar dorongan hati, akan diterima oleh hati. Misalnya hati yang baik mendorong pemiliknya berbuat baik pada orang lain, kemudian hati orang lain tadi juga akan memberi tanggapan baik. Begitu pula sebaliknya.
Demikianlah secuplik wawasan tentang hati. Semoga, hati kita mampu sebagai pendorong kebaikan. Hati kita mampu membuat sesamanya senang. Tidak membuat sesamanya benci.
Wallahu A’lam Bisshawab
Kediri, 10-01-2021.