Seorang jama’ah senior tiba-tiba menghilang dari warung Yuk Tin, menurut informasi si jama’ah tidak menyukai perubahan yang terjadi di warung Yuk Tin. Paijo sebagai pelayan warung mendapatkan banyak “protes” dari teman-teman si jama’ah yang “menghilang” tersebut. Salah satunya di antara mereka berujar: “Jo menurut senior kami warung Yuk Tin sekarang sudah tidak sehat lagi setelah banyak perubahan tampilan luar dan dalamnya. Sudah terlalu banyak asesoris sehingga mengganggu kenikmatan kami dalam menyantap menu utamanya.”
Paijo tersenyum kemudian berujar: “Apa kalian merasa menu utama pecel dan teh hangat kami sudah berubah rasanya? Atau kalian selama ini sesungguhnya tidak benar-benar bisa merasakan menu utama itu, karena kalian selama ini ternyata lebih menikmati “kemapanan” kepentingan “nafsu” kalian sendiri ?”
Tiba-tiba salah seorang yang paling senior dari mereka menjawab: “Kami tidak merasa bahwa rasa menu utamanya yang berubah, tapi menu pembukanya yang semakin banyak itu yang membuat kami merasa terganggu. Dan apa maksumu Jo, bahwa selama ini kami hanya menimati kemapanan suasana warung karena sesuai dengan kepentingan “nafsu” kelompok kami ?”
Paijo kembali tersenyum dan berujar: Yuk Tin pernah mengajari kami para pelayan tentang 3 fakultas manusia. Pertama adalah akal, kedua qolbu dan yang ketiga adalah nafsu/syahwat. Akal adalah fakultas yang bertempat di kepala dengan posisi paling tinggi, sering membawa kita merasa lebih baik, lebih terhormat, dan lebih tahu dari yang lain, sehingga tidak mau menghargai, menghormati dan mendengar “nasehat” dari luar. Sedangkan hati adalah fakultas yang bertempat di dada di posisi tengah antara fakultas akal dan nafsu. Qolbu berisi suara hati nurani dimana Tuhan suka sekali menempatkan ilham/hidayah-Nya kepada Qolbun salim yang bersih. Sedangkan fakultas nafsu/syahwat berisi insting hewani yang bisa meningkat menjadi nafsu syaitoni yang mendorong manusia menjauhi sifat kemanusiaanya. Nafsu selalu berusaha menghindar dari qolbu untuk bisa membujuk akal agar “membenarkan” kesesatannya. Janganlah kalian beribadah hanya karena tuntutan logika akal atau sebaliknya beribadah karena dorongan nafsu ingin “menguasai” Tuhan sehingga selalu merasa lebih baik dari yang lain. Beribadahlah karena kalian merasa selalu membutuhkan Tuhan, karena kalian merasa kecil, lemah dan tak memiliki kemampuan apa2 kecuali yang diberikan Tuhan kepada kalian” #SeriPaijo
No responses yet