Cinta bukanlah sesuatu yang rumit dan susah, bahkan menumbuhkanya begitu mudah. Setidaknya ada 3 jurus mudah yang diajarkan Rasulullah saw untuk menumbuhkan cinta diantara kita.
Pertama, berikan senyuman terindah untuk saudaramu. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda,:
عن أبي ذرٍّ – رضي الله عنه – قال: قال لي النبي – صلى الله عليه وسلم -: ((لا تَحقِرن من المعروف شيئًا، ولو أن تلقى أخاك بوجه طَلق))؛ متفق عليه.
Berkata Rasulullah saw kepada Abu Dzar al-Ghifari,:
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meski hanya tersenyum saat bertemu saudaramu”. (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua, sapa dan tebarkan salam saat berjumpa saudaramu, sebagaimana Rasulullah saw,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
“لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ،
أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟
أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ ” .رواه مسلم في صحيحه
Rasulullah saw bersabda,:
“Tidaklah kalian masuk surga hingga beriman, dan tidak sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai, maukah aku ajarkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai?!..tebarkanlah salam diantara kalian” (HR. Muslim)
Ketiga, berkata baik tidak menyakiti atau diam. Inilah sunnah yang diajarkan Rasulullah saw,
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((من كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فليقل خيرًا أو ليصمت، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه))؛ رواه البخاري ومسلم
Rasulullah bersabda,
“barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya“. (HR. Bukhari-Muslim)
Dan lihatlah cara Rasulullah saw menghormati sahabatnya
Ada sebuah kisah yang diriwayatkan Imam ath-Thabrani. Suatu kali Rasulullah menggelar sebuah pertemuan dengan para sahabatnya. Yang hadir cukup ramai, sehingga majelis itu terlihat sesak.
Di tengah padatnya peserta forum, Jarir bin Abdullah datang terlambat. Tentu ia tak mendapat jatah tempat duduk. Rasulullah yang mengetahui kondisi Jarir segera menggelar jubahnya lalu menyuruh Jabir duduk di atasnya.
Hati Jarir terenyuh menyaksikan akhlak luar biasa Rasulullah. Alih-laih mau duduk di atas pakaian Nabi, ia malah mengambil pakaian tersebut, mengangkatnya, lalu menciumnya sambil menangis tersedu-sedu. Batin Jarir, bisa-bisanya Rasulullah begitu menghormati dirinya di depan para sahabat yang lain padahal dia telat?
“Saya tak akan duduk di atas pakaianmu (ya Rasulullah). Semoga Allah memuliakanmu sebagaimana engkau memuliakan diriku,” kata Jarir yang haru campur kagum dengan sifat Rasulullah.
Inilah salah satu gambaran ahlak Rasulullah saw, sebagaimana Firman Allah:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Qs. Al-Qalam : 4)
Cintailah Rasulullah saw meskipun cintamu tidak sebanding dengan cintanya para sahabat kepada Rasulullah saw. Sebab dengan mencintainya, menjadi harapan agar kita dikumpulkan dengan Rasulullah saw. “Sesungguhnya orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai”
Ketika Rasulullah saw mencoba berdakwah di Bani Tsaqif di Thaif, dengan harapan agar mereka mau beriman dan membantu dakwahnya, yang terjadi malah mereka menolak bahkan menghasut orang-orang Thaif untuk mengusir Rasulullah saw dengan cacian hingga lemparan batu yang menyebabkan dirinya berdarah.
Setelah itu Rasulullah saw ditawari malaikat agar membinasakan mereka yang telah melukai Rasulullah saw, tetapi beliau tidak mau bahkan berdoa dan berharap kepada Allah agar mengampuni dan memberi hidayah kepada mereka.
Meskipun tantangan dakwah yang dihadapi Rasulullah saw sangat besar, tetapi ia tidak mengadukan dan mengeluhkan itu kepada malaikat ataupun manusia, tetapi ia adukan hanya kepada Allah swt. Sebagaimana beliau bersabda: “Ya Allah hanya kepadaMu aku mengadu lemahnya diri …….
اللهم إليك أشكو ضعف قوتي ، وقلة حيلتي ، وهواني على الناس ، أرحم الراحمين ، أنت أرحم الراحمين ، إلى من تكلني ، إلى عدو يتجهمني ، أو إلى قريب ملكته أمري ، إن لم تكن غضبان علي فلا أبالي ، غير أن عافيتك أوسع لي ، أعوذ بنور وجهك الذي أشرقت له الظلمات ، وصلح عليه أمر الدنيا والآخرة ، أن تنزل بي غضبك ، أو تحل علي سخطك ، لك العتبى حتى ترضى ، ولا حول ولا قوة إلا بك
رواه الطبراني في) ” الدعاء ” (ص/315)
No responses yet