Barat dengan wajah angkuhnya adalah simbol arogansi, kerakusan global dan tuna nilai.

^^^^
SEJARAH dirundung pelbagai obsesi. Di antara kita, “Barat” adalah salah satunya. “Barat” membuat kita cemas, gagap, dan terkesima. Ia adalah lawan yang mengancam tapi juga menggoda dan menggerakkan manusia di Timur—kalaupun ada yang secara jelas disebut “Timur”.

Peradaban barat adalah kumpulan pemangsa — sejak mula barat dibangun atas dasar egoisme, individualisme, kapitalisme dan sekularisme. Barat adalah kebebasan dan hidup senang tanpa batas.

Darinya melahirkan imperialisme dan kolonialisme — kemudian menjajah meng-agresi dan menjarah — pendek kata, saya tak menemukan secuil kebaikan yang disumbangkan barat untuk peradaban.

^^^
Pertama, Barat adalah kegelapan. Begitu yang saya pahami dari berbagai literatur yang pernah saya baca dan beberapa negeri Eropa yang pernah saya kunjungi. Kedua, barat adalah kesombongan dan arogansi. Tidak mau mengalah dan cenderung memaksakan. Ketiga, barat adalah dominasi, kooptasi dan deskriminasi dalam satu kemasan. Menawarkan imperium terburuk, dengan daya rusak luar biasa.

Barat itu bukan Kresten. Sebab barat telah menjelma menjadi agama baru—meski saya belum punya definisi rigid. Tapi barat sudah cukup untuk memahamkan sebagai simbol peradaban, tatanan sosial, budaya, ekonomi dan militer sebagai penyokong.

Tesis Samuel Huntington tentang benturan peradaban saya pikir masih sangat relevan untuk menjelaskan. Meski dengan sikap rendah hati ruhaniwan Charles Kimbal rela menerima semua kesalahan dan kekerasan kemanusian yang tidak semestinya ditimpakan pada agama. Tidak saja Islam, bahkan Kresten juga diperlakukan teramat buruk, banyak ajaran agama yang di baratkan ( westernisasi) atas nama kebebasan.

^^^
Tak cukup bukti bahwa agama
ditabalkan sebagai sumber konlifk atau kekerasan, meski dengan susah payah Karen Amstrong menjelaskan dalam buku cantik perang suci ( holly war), tapi relevan dibincangkan bahwa yang dilakukan umat Islam atas Prancis lebih pada soal pembalasan atas sikap buruk yang dipamerkan selama ratusan tahun berselang.

Generik Islam adalah amar ma’ruf dan nahy munkar dalam satu kemasan utuh, bergantung kapan digunakan berdasar kebutuhan, tutur Thaha Husein ringkas, seorang cendekiawan dan moderris timur tengah paling berpengaruh, Hollywar adalah pilihan, bukan satu-satunja, dan ia diperlukan untuk melawan arogansi dan dominasi berlebih, papar Syaikh Afghan, arogansi Prancis contohnya!

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *