Bersikap toleran maksudnya adalah menghargai perbedaan dalam agama maupun dalam budaya dan kepercayaan, bersikap tawadhu, (menghargai sesama dan tidak menampakkan kesombongan apa yang di miliki). Bersikap moderat, (tidak ke kanan dan tidak ke kiri artinya bersifat tengah-tengah dan netral dalam memaknai sesuatu). Kemudian, agenda kita sekarang adalah bagaimana menjadikan agama sebagai penunjang modernisasi atau kemajuan bangsa dengan cara mengembangkan nilai-nilai agama yang relevan dengan itu. Seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, menghargai waktu dan berorientasi ke depan.
Perbedaan dalam kontek keragaman (tanawwu‘), yang merupakan sumber dari lahirnya persatuan memang harus dijaga. Sebagai contoh dari peristiwa hijrah Nabi Saw. Antara kaum anshor dengan muhajjirin yang bersatu sebagai wadah untuk menjalin silaturahim, tentu menimbulkan pertanyaan. Tujuan dari dipertemukannya kaum anshor dan muhajirin adalah selain misi utama menyatukan, tentu misi yang tidak terlihat adalah upaya penyatuan dalam bingkai perbedaan. Dalam konteks perbedaan, baik perbedaan pendapat, ataupun perbedaan cara berfikir.
Kembali pada konteks toleransi sebagai inti ajaran Islam, di Pulau Jawa tepatnya di Jombang Jawa Timur ada satu ulama besar Hadratus Syaikh (Guru Terhormat) KH. Hasyim Asy Ari yang merupakan pendiri sentral Jammiyah Nahdlatul Ulama yang berdiri pada 31 Januari 1926. Secara tidak langsung lahir untuk membentengi dari paham ekstream kanan dan kiri. Sampai sekarang, yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama adalah sikap tasamuh, tawasuth, tawadhu. Karena sikap demikian ,adalah cara yang tepat untuk mempertahankan eksistensi toleransi di Indonesia.
Meskipun era sekarang ini banyak muncul golongan yang ekstream terhadap paham yang menyimpang, akan tetapi kerukunan umat beragama di Indonesia masih terasa damai dan sejuk. Karena upaya-upaya golongan lain yang ingin merusak tatanan sistem ketahanan toleransi kalah dengan sistem ketahanan sosial agama yang mempunyai jiwa toleransi. Maka dari itu, metode yang diajarkan Nahdlatul ulama dengan sikap yang lembut dan damai dapat membentengi golongan orang yang mudah menyuarakan wakfir (saling mengkafirkan).
Islam Nusantara adalah metode yang diajarkan Walisongo (penyebar Islam di tanah jawa). Yang mengajarkan upaya penyatuan antara budaya dan agama yang kemudian lahir kepercayaan memeluk agama Islam. Kendati demikian, meskipun era dahulu walisongo menebar dakwah seperti sunan kudus yang melarang pengikutnya menyembelih sapi karena untuk menghormati orang hindu, sunan kalijaga yang berdakwah menggunakan wayang karena semata untuk mengumpulkan dan menyatukan dalam bingkai perbedaan. Akhirnya semua misi walisongo berhasil. Karena metode yang dipakai paling jitu, yaitu tidak memaksa, tidak melarang apa yang dilakukan orang yang berbeda agama. Kemudian ajaran ini telah berlabuh di teruskan oleh Jammiyah Nahdlatul Ulama sebagai satu organisasi besar ummat Islam Indonesia yang memakai paham toleran. Adapun golongan muslim yang tidak terkontaminasi TBC (Tahayul, Bidah, Khurafat) adalah karena dari golongannya menyerukan untuk kepada Al Quran dan Hadish. Sebagai muslim yang bijak, tentu sudah menjadi tugas bersama untuk meneruskan perjuangan para pendiri bangsa, dan penyebar agama baik yang satu generasi atau sampai sekarang harus kita jaga dan lindungi.
Ketika zaman Gus Dur telah lahir banyak keputusan yang beliau ambil. Sebagai satu contoh Gus Dur telah melegalkan agama Konghucu boleh di Indonesia. Itulah satu contoh yang diberikan ulama besar sebagai wacana untuk kita sekalian pentingnya memahami dan melestarikan budaya toleransi. Karena hidup ini adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa (Allah Swt) dan adanya perdamaian karena persatuan agama-agama, kepercayaan, perbedaan bahasa, suku, budaya, adat, aliran, dan pemikiran. Semua itu sudah terkandung dalam wadah besar yang tak bisa diubah dalam kondisi apapun yaitu Pancasila.
Usia Indonesia sudah menginjak Abad ke 21 disebut usia yang sudah tidak bisa disebut sebagai usia anak-anak. Era perkembangan zaman mulai berganti dengan masuknya beberapa kebudayaan dari barat tanpa bisa terfilter dengan baik. Indonesia terletak di semenanjung Asia Tenggara yang merupakan daerah khatulistiwa sub tropis mempunyai dua musim besar setiap tahunnya. Tidak hanya dipandang dari letak wilayah. Tetapi dipandang dari sistem ketahanan negara.
Berbagai agama dan kepercayaan boleh dan sah ada di Indonesia dengan aturan Undangundang selama tidak bertentangan dengan Pancasila maka boleh dikembangkan di Negara Agraris ini. Pendidikan yang berawal dari usia kanak-kanak sampai perguruan tinggi sudah mulai berkembang dan layak di apresiasi dengan berbagai macam prestasi siswa dan keberhasilan tenaga pendidiknya. Sumber kekuatan Indonesia tidak lagi bicara soal ketahanan keamanan batas wilayah Negara, bukan hanya soal ekonomi dan sistem hukumnya. Dari semua itu sistem ketahanan ada pada rakyat dan pemuda masa kini. Karena pada dasarnya pemegang kekuasaan negara adalah rakyat dan rakyat berawal dari kaum muda yang menyumbang aspirasi pemikiran untuk kemajuan bangsa ini. Akan tetapi, melihat situasi saat ini diberbagai forum dan komunitas diskusi hanya membicarakan soal kelemahan Indonesia, soal kekurangan dan soal keberagaman kondisinya. Menjadi catatan berarti, apabila pemuda saat ini tidak hanya berani dalam teori tapi berani dalam suatu praktek kecintaan kepada Negaranya. Karena mencintai negara lewat teori tanpa praktek dianggap omong kosong. Untuk menangkal radikalisme yang sudah semakin menjalar di wilayah pemuda dan sistem pemerintahan. Maka, tugas bersama sebagai kaum muda harus mampu dalam literasi teori dan praktek dengan tujuan untuk mencintai negara atas dasar pancasila bukan karena soal paksaan orang lain. Selain itu posisi agama sangat penting untuk menguatkan benteng pertahanan negara. Jangan sampai sekolah-sekolah dimasuki oleh kaum radikal, sistem radikal menuju sasaran akhirnya menyebabkan kaum menjadi radikal. Perlunya kekuatan bersama untuk menguatkan masing masing sekolah, kampus, lingkungan dengan toleran menggunakan agama, dan agama digunakan hanya untuk berhubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia, tanpa ada niat untuk merusak negara.
Kesimpulannya, sebagai generasi muda kita harus melawan kaum keras, kaum yang ingin merusak sistem Pancasila dengan sistem agama golongan tertentu. Karena pada hakikatnya, nilai agama sudah terkandung dalam Pancasila maka dari itu, pancasila adalah harga mati, milik kita bersama, sebagai wadah persatuan manusia dan persatuan rakyat yang mencintai dan ingin meningkatkan kualitas negara sebagai cita-cita bersama dimasa esok.
No responses yet