Zakat dan sedekah kita itu kalo bisa tepat sasaran. Ini penting, mbah. Salah sedekah ke orang miskin tapi suka ndangdutan misalnya, ya kemungkinan besar buat sawer biduan. Sementara orang miskin yang lurus-lurus aja yang memang membutuhkan, tidak dapat apa-apa. Ini tentu ironi.

Gusti Allah memberi petunjuk siapa orang faqir miskin yang ada baiknya kita cari mereka dan kepadanya tujuan zakat dan sedekah kita berikan. Dalam Surat Al Baqarah ayat 273 didawuhkan

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Gusti Allah menyuruh kita berinfaq kepada orang-orang fakir yang punya ciri : 

1. Kehidupannya sibuk dengan jihad di jalan Gusti Allah. 

Menurut Imam Sahal At Tustary, ayat ini berkenaan dengan Sahabat Ahlu Shufah di jaman Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Di mana mereka rela hidup miskin, kelaparan, jauh dari keluarga dan tidur di teras Masjid Nabawi demi ngaji pada Kanjeng Nabi SAW. Yang termasuk Ahlu Shufah ini adalah Sayyidina Abu Hurairah RA.

Kalau jaman sekarang, seperti santri miskin yang sedang belajar agama dengan modal seadanya, orang yang keukeuh bekerja dengan cara halal untuk menghidupi keluarga walau hasil tidak pernah mencukupi. Mereka tidak begitu ngerti mencari dan ngatur dunia, ngertinya akhirat, makanya mereka hidupnya jadi miskin.

2. Saking sibuknya, mereka tidak sempat bekerja untuk mencari hidup enak di bumi. Mereka tidak pernah niat bekerja untuk hidup mewah, tapi mindsetnya hanya untuk akhirat.

Walau misal dia terlihat bekerja, tapi niatnya untuk menggugurkan kewajiban mencari nafkah saja atau agar tidak kelaparan biar kuat ibadah. Tidak pernah punya tabungan buat mewah-mewahan.

3. Orang yang tidak tahu, menyangka mereka orang kaya karena mereka memelihara diri dari minta-minta. Mereka tidak pernah nyebar proposal, tidak pernah memasang wajah melas dan tidak pernah ngemis.

Mereka suka menyamar jadi orang kaya, tiap hari berwajah ceria, pakaiannya rapi tidak compang-camping, tidak punya tampang miskin. Sehingga mereka jadi sulit diidentifikasi keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Saking zuhudnya mereka, tidak punya sifat tamak, bahkan justru menghindari pemberian orang lain.

4. Kita baru bisa mengenali mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Ini ciri menonjol yang bisa kita tengarai.

Saat mereka ada kebutuhan mendesak, mereka semakin kencang berdoa pada Gusti Allah. Ditambah bekerja semaksimalnya. Tapi saat tidak ada jalan lain kecuali meminta bantuan orang lain, mereka tidak terlalu berharap. Mereka berangkat meminta bantuan orang lain hanya sekedar memenuhi ikhtiyar saja. Sehingga tidak pernah punya keinginan memaksa diri dan orang lain agar terpenuhi kebutuhannya. Harapan terbesarnya hanya kepada Gusti Allah.

Dawuh Imam Sahal, Mereka adalah faqir ilallah, menyadari kelemahannya itu anugerah Gusti Allah sehingga dia senang, nyaman pada hidup miskinnya dan tetap dalam ketaatan. Sekali dia mengharap bantuan, dia merasa telah berkhianat pada Gusti Allah.

Nah, itulah ciri orang faqir miskin yang dianjurkan Gusti Allah untuk kita cari dan kita bantu kalo ketemu. Dan apa saja harta yang baik yang kita nafkahkan di jalan Gusti Allah, kemana kita tujukan zakat dan sedekah kita, maka kita harus yakin Gusti Allah Maha Mengetahui.

Mugi manfaat.

#AyoNyarkub #AyoNgopi.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *