- Menggali Keselarasan Dua Organisasi Besar Umat Islam dari Pulau Lombok
Nahdlatul Wathan adalah organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Nahdlatul Wathan sama halnya Nahdatul Ulama bahkan namanya sama persis dengan Organisasi yang dirintis KH. Wahab Hasbullah, Tambakberas pada tahun 1916 sebelum dibentuknya NU. Nahdlatul Wathan berperan besar dalam membentuk karakter muslim Ahlus Sunnah wal Jama’ah khususnya di Pulau Lombok yang diapit oleh 2 Provinsi besar yang notabene mayoritas non muslim, (Bali-Hindu & Nusa Tenggara Timur-Nasrani)
Nahdatul Wathan didirikan di Pancor, Selong, Kabupaten Lombok Timur oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Tuan Guru Pancor pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah. Sang Pendiri juga mempunyai keterkaitan dengan KH. Hasyim Asy’ari selaku Pendiri NU karena pernah menjadi adik angkatan ketika belajar di Makkah al-Mukarramah meskipun berbeda berguru dimana KH. Hasyim berguru pada Syekh Mahfudz Termasuk, Syekh Zaini bin Dahlan dan Ulama’ lain di sekitar Masjidil Haram sedangkan Tuan Guru Pancor berguru ke Madrasah Shoulatiyyah yang berhaluan Ahlussunah wal Jama’ah. Tuan Guru Pancor juga disebut Abul Masajid wal Madaris (Bapaknya Masjid-masjid dan Madrasah-madrasah) karena beliau selain mendirikan Nahdhatul Wathan sebagai organisasi kemasyarakatan juga banyak mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan, yang saat ini telah berkembang dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Latar belakangi berdirinya organisasi ini adalah karena melihat pertumbuhan dan perkembangan cabang-cabang Madrasah NWDI (Nahdatul Wathan Diniyyah Islamiyyah) dan NBDI (Nahdlatul Banat Diniyyah Islamiyyah) yang begitu pesat, di samping perkembangan aktivitas sosial lainnya, seperti majlis dakwah dan majlis ta’lim dan lainnya. Kemudian dibentuklah organisasi untuk menaunginya yang dinamakan Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air)
Hubungan antaa Nahdatul Wathan dan Nahdlatul Ulama’ adalah dimana Tuan Guru Pancor pada tahun 1950 pernah menjabat konsulat NU untuk Sunda Kecil yang meliputi, Bali, Lombok, Flores, Sumbawa, Sawu, Sumba, Rote. Kemudian setelah beliau mendirikan Nahdhatul Wathan yang dilatarbelakangi oleh sikap NU yang pada tahun 1953 keluar dari Masyumi dan membentuk partai sendiri, maka jabatan beliau di NU diserahkan ke muridnya Tuan Guru Haji Muhammad Faisal. Nahdatul Wathan sendiri dalam amaliyahnya juga tak banyak berbeda dengan NU, seperti Tahlilan, Sholawatan, Ziarah Kubur dan lain-lain.
Saat ini Nahdlatul Wathan juga sudah mempunyai cabang di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, seperti pada tahun 1960, maka terbentuklah pengurus Nahdlatul Wathan di Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya, bahkan sampai ke daerah Riau dengan status perwakilan.
Organisasi Nahdlatul Wathan menganut faham aqidah Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Iman al-Syafi’i dan berasaskan Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985. Sedangkan tujuan organisasi ini adalah Li I’laai Kalimatillah wa Izzi al-Islam wa al-Muslimin dalam rangka mencapai keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ‘ala Madzahib al-Imam al-Syafi’i.
Sebagaimana di NU terdapat lembaga ma’arif, Nahdlatul Wathan juga memiliki beberapa daftar Lembaga Pendidikan yang kebanyakan berada di Pulau Lombok diantaranya
- Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
- Ma’had Daarul Qur’an Wal HaditsI AI Hamzanwadi
- STKIP Hamzanwadi Pancor
- STMIK-LPWN Hamzanwadi Pancor
- MA Putra & Putri Nahdatul Wathan
- Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan
- Madrasah Mu’allimin Nahdlatul Wathan
- Madrasah Mu’allimat Nahdlatul wathan
- SMA NW Pancor
- Madrasah Tsanawiyah NW Pancor
- Lembaga Silat Nahdlatul Wathan
- Dan Lain-Lain.
Selain Lembaga Pendidikan Nahdlatul Wathan juga memiliki beberapa sayap organisasi yang bersifat otonom seperti halnya di NU diantaranya :
Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW), Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW), Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW), Ikatan Sarjana Nahdlatul Wathan (ISNW), Satuan Tugas Hamzanwadi (SATGAS), Muslimat Nahdlatul Wathan, Pemuda Nahdlatul Wathan
Terlepas dari perpecahan yang sempat terjadi di Nahdatul Wathan yakni Nahdlatul Wathan Pancor dengan Ketua Umum Tuan Guru Bajang Muhammad Zainal Majdi, Gubernur NTB, dan Nahdlatul Wathan Anjani dengan Hj. Siti Raihanun, Putri Tuan Guru Pancor sebagai Ketua Umum. Tetapi hikmah di balik itu peta persebaran dan dakwah bisa lebih luas untuk bisa mengembangkan dan meningkatkan kualitas kaum muslimin di Indonesia khususnya di Lombok. Dan NU dan Nahdlatul Wathan ini organisasi yang menguatkan Islam di Nusantara ini yang menghargai tradisi lokal dengan menjunjung prinsip Ahlussunah wal Jama’ah Al-Asyariyyah al-Maturudiyyah ala Madzhabil Arba’ah berdasarkan konsep Al-Muhafadzoh ala Qodimis Sholih wal Akhdu bil Jadidil Aslah (Menjaga Tradisi Lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik).
Pancor, 1 Agustus 2016
Disarikan Pengamatan Langsung di Pusat Nahdlatul Wathan, Pancor, Selong Lombok Timur, berbagai referensi dari Buku maupun internet.
No responses yet