Setiap senin malam, saya rutin menerima setoran Alfiyah Ibnu Malik dari anak anak santri. Masing masing saya jatah satu minggu harus hapal 25 bait. Targetnya adalah satu tahun si santri sudah selesai merampungkan hapalan 1000 bait, dilanjutkan ke Jauhar al-Maknun. Ini sdh berjalan bertahun tahun. 

Dari pengalaman ini, ada satu pelajaran menarik yang jadi bahan renungan saya pribadi. Ada anak santri yang ketika di Madrasah kuat pemahamannya, tetapi dalam hapalan cenderung lemah. Dan sebaliknya, anak yang di Madrasah sangat lambat memahami, nyatanya hapalannya menurut saya mencengangkan. 

Memang ada, karena kecerdasannya, menjadikan seseorang tak mampu untuk menghapal. Konon Syekh Jalaluddin al-Mahalli, tanpa menafikan keluasan ilmu beliau, mempunyai kelemahan dalam hapalan. 

“Karena kecerdasannya yang di atas rata rata”

Begitupula Syekh Taqiyuddin As-Subki, tak berpuasa kecuali di bulan Ramadhan dan enam hari di bulan Syawal karena otaknya tak mampu mengimbangi badannya. 

Ia juga mengatakan, 

“Jika menghapal, badanku terasa panas.”

Di sisi lain, ada kisah seorang pelajar di Yaman yang sangat kuat hapalannya namun ia sama sekali tak memahami isinya. Ia bahkan berhasil menghapal kitab agung karya Imam Nawawi: Raudlah al-Thalibin. 

Karena tak paham isinya itulah, ia kemudian mendapat julukan “Himar al-Raudlah”. 

Predikat “Himar Raudhah” muncul ketika teman temannya membahas satu persoalan dalam Madzhab Syafi’i, pelajar yang hapal kitab Raudhah itu dihadirkan. Ia dihadirkan bukan untuk ikut membahas masalah bersama teman temannya, namun sekedar dimintai ibarat dari kitab kitab yang ia hapal, termasuk dari kitab Raudlah. 

Ia selalu diminta membaca silih berganti oleh teman temannya,

“Bacakan padaku fasal ini dari Raudhah”

Karena kebiasaan yang demikian, ia lantas dijuluki “Himar al-Raudhah”. 

Ada Imam Mahalli dan ada Himar Raudhah. Masing-masing dengan kelebihannya. Memahami ini kita jadi tahu porsi keduanya tanpa merendahkan satu sama lain.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *