Categories:

Oleh: Nurlina Putri Setyani

Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya berkomunikasi. Komunikasi merupakan hal yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang pedagang di pasar untuk menawarkan suatu barang. Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.  Tetapi dengan adanya komunikasi, sebenarnya tidak untuk di salah gunakan misalnya, menjual barang dengan harga yang tinggi pada pagi hari. Ada juga pedagang lain yang menjual barang dagangannya dengan melihat penampilan pembelinya, apabila pembeli tersebut mengenakan pakaiaan yang bagus, maka diberi harga tinggi atau mahal. Dan ada pula pedagang pasar yang memberi tahu harga kulakan kepada pembeli agar percaya, padahal harga yang diberitahukan tersebut tidak semestinya (berbohong) dengan tujuan agar pembeli percaya dengan penjual dan membeli barangnya. Namun apabila seorang  pembeli tidak jadi membeli barang, tidak diperkenankan mencela barang yang dijual maupun mencela penjualnya agar tidak menyakiti hatinya. Metode penjualan di atas, dalam islam tidak diperbolehkan. karena, kita sesama manusia, makhluk Allah SWT. yang harus sama-sama memberikan  keuntungan, keadilan, dan tidak menyalah gunakan fungsi etika komunikasi positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi positif  di pasar belum berjalan lancar.

Etika dalam komunikasi positif sangatlah penting di terapkan. Ada dua etika yang bisa digunakan saat berkomunikasi, dengan cara: a) menutupi kebenaran dengan meggunakan kata-kata yang abstrak, ambigu, atau menimbulkan penafsiran yang berbeda. b) orang menutupi kebenaran dengan menciptakan istilah yang diberi makna orang lain. Secara sosial, kegagalan komunikasi menghambat saling pengertian, menghambat kerja sama, menghambat toleransi, dan merintangi pelaksanaan norma-norma sosial Al-Qur’an menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Dalam perspektif islam, komunikasi disamping diwujudkan hubungan dengan Allah SWT., juga degan manusia. Komunikasi dengan Allah SWT. Biasanya tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu seperti salat, puasa zakat, dan haji. Ibadah tersebut di jalankan untuk meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia biasanya berupa muamalah. Dalam Al-Qur’an dan Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi positif berjalan dengan baik dan lancar. Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam ini merupakan panduan bagi umat muslim dalam berkomunikasi, baik komunikasi interpersonal, pergaulan, di pasar, berdakwah, maupun pada saat beraktivitas lainnya.

Dalam QS. Al-Rahman (55) ayat 1-4. Yang artinya: (tuhan) yang Maha pemurah (1), Yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2). Dia menciptakan manusia (3). Mengajarnya pandai berbicara (4). Ada enam prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an yaitu qaulan sadidan, qaulan balighan, qaulan mansyuran, qaulan layyinan, qaulan kariman, dan qaulan marufan. Qaulan sadidan adalah ucapan jujur, tidak bohong. Nabi Muhammad SAW., bersabda bagaimana diriwayatkan Bukhari-Muslim, sebagai berikut artinya : “Dari Ibnu Mas’ud RA., Nabi SAW., bersabda, sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR.Bukhari-Muslim)

              Al-Qur’an memerintah kita semua untuk selalu berkata benar. Karena kejujuran melahirkan suatu kekuatan, sementara kebohongan mendatangkan kelemahan. Kebiasaan dalam berkata benar dapat mencerminkan keberanian. Bohong sering lahir karena rendah diri, pengecut, dan ketakutan. Allah SWT., berfirman didalam Qs. An-Nisa’ ayat 9:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.“

              Jadi, Allah SWT., memerintahkan manusia untuk senantiasa bertakwa yang dibarengi dengan perkataan yang benar. Nanti Allah akan membalikkan amal-amal kamu, mengampuni dosa kamu. Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya ia akan mencapai keberuntungan yang besar. Perkataan yang benar merupakan prinsip komunikasi yang terkandung didalam Al-Qur’an.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *