Pustakacompass.com, Tangerang Selatan – Setelah aktif melakukan dokumentasi karya Ulama Nusantara di Timur Tengah dan melakukan kajian turats secara rutin di Islam Nusantara Center (INC), akhirnya A. Ginanjar Sya’ban melahirkan karya besarnya. Sebuah buku berjudul “Mahakarya Islam Nusantara : Kitab, Naskah, Manuskrip dan Korespondensi Ulama Nusantara” terbitan Pustaka Compass dilaunching di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rabu, 24/05/17.

Dihadiri Rektor UIN, Prof. Dr. Dede Rosyada MA dan beberapa tokoh santri yang juga pemberi testimoni mulai dari kalangan filolog, sejarahwan sampai akademisi. Antara lain : Mahruz el-Mawa (Kemenag RI), Dr. Phil. Syafiq Hasyim, Firdausi, Zainul Milal Bizawie.

Dalam sambutannya pak Dede memberikan apresiasi besar dan ucapan terimakasih kepada A. Ginanjar karena telah menulis buku bibliografi ini. “Kitab-kitab yang diekspos Ginanjar di buku ini adalah buah karya besar ulama Nusantara. Terimakasih kepada Ginanjar yang telah memberikan sumbangsih kepada khazanah keilmuan Islam Indonesia dan peradaban dunia.” Katanya.

“Saya pernah berpesan kepada dosen-dosen di Ushuluddin agar jangan terlalu fokus pada penelitian tafsir Timur Tengah, tapi dalami tafsir karya Ulama Nusantara.” Lanjut rektor yang secil akrab dengan kitab kuning dan pesantren ini.

Karena, menurut pak Dede, setiap karya termasuk tafsir lahir dalam konteks sejarah penulisnya. Sehingga memiliki karakter dan pemahaman yang berbeda. Untuk itu perlu membuka karya Ulama Nusantara. Terakhir, pak Rektor berpesan bahwa buku “Mahakarya Islam Nusantara” setebal 672 halaman ini penting untuk dibaca, dieksplorasi dan dipublikasikan.

Merespon hal itu, Ahmad Ginanjar mengatakan bahwa buku “Mahakarya Islam Nusantara” ini adalah ikhtiar langkah awal dalam menggas penulisan bibliografi, semacam ensiklopedi Ulama Nusantara. Hanya 104 naskah-manuskrip yang didokumentasikan di buku ini. Padahal, ada ribuan karya ulama Nusantara yang menunggu untuk dikaji kita sebagai warisan berharga ulama Nusantara.

 

Direktur Islam Nusantara Center dan dosen mata kuliah Khazanah Literatur Islam Nusantara ini mengatakan “jika penulisan ini tidak dilakukan sekarang, mungkin anak cucu kita nanti akan mengatakan bahwa Ulama Nusantara dan khazanah keilmuannya itu hanya mitos”.

Untuk itu, ke depannya A. Ginanjar bersama Gus Milal Bizawie dan teman-teman pegiat Islam Nusantara di STAINU menggagas tidak hanya menulis bibliografi, tapi juga menulis tentang kitab thabaqat atau biografi ulama Nusantara dan kitab tentang genealogi sanad keilmuan Ulama Nusantara.

Acara peluncuran buku ini diselenggarakan oleh DEMA Fak. Ushuluddin UIN Jakarta, bekerjasama dengan Penerbit Pustaka Compass. Dihadiri oleh para mahasiswa Ushuluddin, adab dan mahasiswa Pascasarjana UIN serta pegiat Islam Nusantara secara umum.(MA.Ridho)

5 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *