Dalam masa gini, kita coba ngugemi dawuh Imam Al Hasan Al Bashri

من عرف الله تعالى أحبه، ومن عرف الدنيا زهد فيها، والمؤمن لا يلهو حتى يغفل، وإذا تفكر حزن

“Siapa yang memahami Gusti Allah, maka bakal mencintai-Nya. Siapa yang mengetahui jati diri dunia, maka bakal zuhud pada dunia. Dan orang mukmin itu tidak kemrungsung (arogan), kecuali saat lengah. Saat sudah sadar, dia jadi sedih”

Kalo dijabarkan :

1. Mendalami ilmu tauhid. Mumpung banyak waktu luang karena PPKM, memahami lagi argumen (hujjah) ahlu sunnah wal jama’ah tentang wujud Gusti Allah, keesaan-Nya, bahwa Dia wujud tanpa bergantung ruang, jarak, waktu, fisik dan materi.

Hal ini untuk membangun kesadaran dalam hati bahwa Gusti Allah benar-benar wujud, tidak tidur, tidak lepas dalam mengawasi kita dan benar-benar menguasai hidup kita dalam berbagai aspek hingga unit terkecil. Sekaligus merevolusi mindset kita yang materialistik dan mengoreksi pandangan kita tentang dunia.

2. Membangun hati yang butuh untuk mengabdi pada Gusti Allah. Caranya dengan memperbesar rasa takut pada Gusti Allah. Biasanya kalo tauhid sudah clear, muncul rasa takut.

Jaman sekarang itu paling tepat menanamkan rasa takut tersebut. Rasa takut pada Gusti Allah bikin kita kehilangan selera arogan dan ugal-ugalan.

Misal kalo ada pengendara arogan dan ugal-ugalan di jalan dengan ngebut dan tidak peduli lalu lintas, kita pasti misuh-misuh dan mendoakan keburukan. Karena pengendara arogan itu gak peduli keselamatan diri dan orang lain. Kalo beneran kecelakaan, kita gak bakal mau nolong pengendara arogan itu. Malah kita “kapok-kapok”kan. 

Begitu juga kalo kita ugal-ugalan dan arogan dalam hidup, kita gak akan peduli halal haram dan kehilangan empati pada orang lain. Enggan melakukan prokes juga termasuk arogansi. Akibatnya kita gak bakal ditolong oleh siapapun terutama oleh Gusti Allah saat kita menderita. Padahal keburukan dan kebaikan tergantung kehendak-Nya dan realitanya kita dilingkupi hal yang berpotensi bikin kita celaka dan binasa. Contoh Covid 19 yang bisa bikin kita sakit atau kehilangan orang yang kita cintai dari arah tak terduga. Jadi, gak punya rasa takut ini justru bahaya.

Kalo kita bisa memperbesar rasa takut pada Gusti Allah untuk diri sendiri, kita gak akan bikin takut orang lain (arogan). Justru kita akan memberi keamanan bagi orang lain. Kita akan lebih banyak menyesali arogansi diri, mengoreksi diri dan minta ampun lewat bermacam pengabdian. 

Sementara itu, kita akan memperbesar empati dan kasih sayang pada orang lain sebagai pembuktian bagi diri dan Gusti Allah bahwa kita kapok hidup arogan.

Di sudut kesadaran, kita semua punya cita-cita ingin hidup yang tenang, normal, wajar dan gak spaneng.

Mugi manfaat. #AyoNyarkub #AyoNgopi

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *