Kita mungkin merasa kehidupan kita sangat ruwet, stress, tegang,  dan pikiran gak lega walau pegang duit. Setiap hari cuma mikir gimana biar kaya lalu bekerja terus menerus tanpa jeda, tiak peduli sekitar bahkan keluarga. Masalah duit dan barang dagangan tidak bisa lepas, perhitungan banget. Sesen pun bakal dicari hingga ujung kulon. Ini tanda-tanda Hati yang belum selesai.

Pokoknya hidupnya tidak selow blas. Ada baiknya kita jeda sejenak, mencoba merubah mindset kita, lalu coba belajar zuhud.

Zuhud di sini bukan berarti melepas pekerjaan kita hingga nganggur atau milih kerjaan yang belum pasti, sehingga kita tidak punya duit sama sekali buat nyambung hidup. Imam Ghozali dawuh

ﻭﻟﻴﺲ اﻟﺰﻫﺪ ﻓﻘﺪ اﻟﻤﺎﻝ ﻭﺇﻧﻤﺎ اﻟﺰﻫﺪ ﻓﺮاﻍ اﻟﻘﻠﺐ ﻋﻨﻪ ﻭﻟﻘﺪ ﻛﺎﻥ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﻣﻠﻜﻪ ﻣﻦ اﻟﺰﻫﺎﺩ

“Zuhud bukan berarti tidak punya harta. Zuhud adalah kosongnya hati dari cinta berlebihan kepada harta. Kanjeng Nabi Sulaiman AS itu contoh orang yang zuhud di masa kekuasaannya”

Zuhud dalam arti melepaskan keterpenjaraan pikiran akan dunia dan puncak cita-citanya adalah kehidupan akhirat yang enak. Kita boleh tetep terus bekerja tak henti-hentinya, tapi kalo mindset kita ke akhirat, nantinya ada rasa plong dan enteng. Inilah yang sering dikatakan Hati yang sudah selesai.

Gusti Allah dan Kanjeng Nabi mengabarkan, siapa saja yang puncak niatnya dalam hidup hanya ke akhirat, dia bahagia dunia akhirat.

Gusti Allah dawuh

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

“Siapa saja yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. Dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat” (Asy Syuro 20)

Ayat serupa juga difirman Gusti Allah

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (١٥) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٦)

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud 15-16)

Firman Gusti Allah pula

وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sunguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Al Israa’ 19)

Ada hadits Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang menjadi penjelasan ayat-ayat tersebut

من أصبح وهمه الدنيا شتت الله عليه أمره ، وفرق عليه ضيعته ، وجعل فقره بين عينيه ، ولم يأته من الدنيا إلا ما كتب له ، ومن أصبح وهمه الآخرة جمع الله له همه ، وحفظ عليه ضيعته ، وجعل غناه في قلبه ، وأتته الدنيا وهي راغمة

“Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Gusti Allah akan membuat ruwet urusannya, rumah tangganya gonjang-ganjing, lalu Gusti Allah akan jadikan kefakiran dan kemiskinan selalu menghantuinya dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai dgn yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan siapa saja yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Gusti Allah akan memudahkan urusannya lalu Gusti Allah mengisi hatinya dengan kecukupan dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tak memintanya”

Jadi, orang yang hidup tujuan utamanya cuma mencari hal duniawi, akan berakibat :

  1. Walau kaya di dunia, tapi miskin di akhirat
  2. Semua usaha di dunia sia-sia saja
  3. Urusannya jadi ruwet, dibuat sibuk terus-terusan oleh hal duniawi
  4. Rumah tangganya gonjang-ganjing, konflik perpecahan antar saudara dan keluarga
  5. Bermental miskin sehingga dihantui ketakutan terus-menerus
  6. Rejekinya sesuai apa yg ditetapkan, tidak menjadi berkah yg berbuah amal sholeh
  7. Masuk neraka

Sedangkan orang hidup di dunia tujuan utamanya mencari enak di akhirat, balasannya :

  1. Yang diperoleh berlipat-lipat, satu kebaikan dibalas 10 kali atau lebih
  2. Semua usahanya tidak sia-sia
  3. Urusannya dimudahkan
  4. Bermental kaya, tidak ada rasa takut
  5. Malah dikejar hal duniawi padahal gak meminta
  6. Keberkahan yang berbuah amal sholeh
  7. Masuk surga

Itu semua barokahnya zuhud. Imam Ghozali pun menyimpulkan, kalo kita mengejar dunia, dia pasti akan mengecewakan kita. Kalo kita menolak dunia, dia malah akan mengejar kita.

Karena org yg mikir ruwet tentang dunia, pandangannya seakan tidak pernah selesai masalahnya dan tidak bakal mencapai puncaknya. Kalo hidup buat mikir kehidupan akhirat, memandang dunia seakan simple, entengan bahkan masalah selesai tanpa terasa. Inilah Hati yang sudah selesai.

Nah, itu salah satu barokahnya zuhud, asal dilakukan dengan ilmu.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *