Wilayah ini sekarang berada di kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.
Kecintaan dan kesadarannya pada dunia pemberdayaan diri, edukasi dan Sejarah juga kampung halaman memotivasi Mas Ndandung Kumolo Adi yang berprofesi sebaga Pelaut di kapal penyeberangan merak-bakauheni tidak menjadi penghalang untuk terus berkarya menulis buku Sejarah dan pemberdayaan diri.
Pria kelahiran Rumah Sakit Palang Biru di kelurahan kutoarjo kecamatan Kutoarjo kabupaten Purworejo, 14 Juni 1986 ini telah menyelesaikan penulisan buku berjudul ”Mozaik dan Sejarah Kutoarjo ” pada Bulan Juni ini tahun 2021, bertepatan dengan bulan kelahiran nya
“Buku yang saya tulis ini merupakan hasil kajian analisis dan penelitian bertahun-tahun dengan pedoman sumber primer dan sekunder juga data-data lokal maupun Belanda serta mengindrai semua tempat-tempat yang mengandung bukti sejarah“, ujar Mas Ndandung.
Kata Mas Ndandung, “Buku ini dipersembahkan untuk orang tua, Saudara, teman, guru, dan khususnya masyarakat eks Kabupaten Kutoarjo juga para pecinta sejarah dan budaya lokal.
Dalam buku mozaik dan sejarah kutoarjo juga mengangkat topik- topik kontroversial mengenai Sejarah yang ada di kutoarjo.
Beberapa kontroversi Sejarah kutoarjo yang diungkap yakni terkait dengan Nama penyebutan kata Sawonggaling, yang masyarakat menyebutkan dengan nama Sawunggalih hingga dijadikan nama sekolah, gerbong kereta api, dan hotel, Sejarah yang real disertai dengan bukti-bukti primer dan sekunder juga data-data baik data-data Belanda nama yang betul dan vakil serta kredibel adalah “Sawonggaling” .
“Dalam menyikapi beberapa peristiwa Sejarah yang kontroversial , maka perlu disikapi dengan jernih dan dikedepankan sikap keilmuan dengan bukti- bukti Sejarah yang sahih. Untuk hal ini, bukti Sejarah menjadi acuannya , bukan berdasarkan Hipotesa atau dugaan atau prediksi semata.
Hipotesa pun juga boleh tapi harus disertai bukti yang sedikit menyinggung sehingga menghasilkan hipotesa yang logis dan ilmiah, sekalipun hipotesa ini akan gugur bila mendapatkan bukti-bukti yang real dan shahih serta ilmiah, ujar Mas Ndandung.
Sejarah sendiri kebenaran nya nisbi karena terjadi di masa lalu yang kita tidak bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sehingga perlu bukti-bukti ilmiah sejarah yang shahih dan kredibel, hipotesa/praduga pun harus logis jg ilmiah dan itupun hanya menghasilkan kebenaran 90-99% dan kebenaran yang nyata dan sejati ya saat ini, detik ini. Sejarah hanya cuma diambil science, pelajaran, dan hikmah nya saja.. Ujar mas Ndandung Kumolo Adi.
Bila ingin memesan Buku ini silahkan hub DI SINI
No responses yet