Hipotesisnya adalah :

Jika Gadget di tangan para ‘penganggur’ .. … .. ‘. 

——-

Hanya lima dari 100 anak muda atau remaja atau mahasiswa yang suka atau mau bicara politik. 

Sebaliknya, 

Orang tua lah yang paling betah berlama-lama berdebat di grup wa, facebook dan media sosial lainnya.

———

Isu politik lebih banyak dilahap orang tua kurban hoax. Benarkah hanya para orang tua (usia 50 ke atas) yang paling suka berdebat urusan politik, sosial, budaya, ketidak adilan, ras, kesenjangan ekonomi dan isu-isu keagamaan semacam terorisme, radikalisme, fundamentalis dan bahkan hingga isu kudeta atau pergantian kekuasaan ? Hanya para orangtua yang tidak suka China. 

Sentimen perilaku para orang tua ini memang memantik banyak tema — setidaknja ilustrasi prilaku sosial politik dan keberagama-an yang sangat berbeda karena eksklusif. Pertanyaan dasarnya kenapa hanya orang tua usia menjelang lanjut ? 

Saya pernah berpikir bahwa apa yang sering orang tua lakukan adalah sebentuk kegelisahan — atau semacam penyesalan  karena kegagalan di masanya yang lalu tapi ini juga tak cukup menjawab. 

Jadi benarkah biang gaduh ini adalah para orang tua ? Lewati saja, tak perlu dijawab 

———

Kenapa bukan mahasiswa anak muda atau remaja yang bicara tentang isu perubahan dan seterusnya. 

Berbagai isu mengemuka ditanggapi berbeda bergantung usia — lantas apakah usia juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku politik.

Apakah anak-anak muda peduli tentang Akitio — Ganjar – mbak Puan atau lainya  yang semisal ? 

Pengurus Masjid juga dipenuhi usia tua, susah sekali menemukan mahasiswa dan remaja ada di masjid apalagi masuk kepengurusan. 

Lantas kemana mereka ? Di kafe mungkin atau tempat nongkrong lainnya sesuai selera. Di tempat nongkrong itu apa yang mereka bicarakan ? Jokowi, rezim zalim, tenaga asing China, ketidak adilan atau bicara tentang cara bikin kafe yang banyak pengunjung , cari cara cepat kaya, grafis atau mode. 

Bukan hanya menu makanan. Cara beragama mereka juga simpel tidak ruwet — shalatnya simpel, doanya pendek, dzikirnya singkat dengan hasil maksimal. Semacam prilaku efisien dalan beragama. 

Kecuali ada sebagain yang setengah dibujuk untuk memenuhi keinginan orang tua — 

——-

Indoenesia urutan pertama pengguna internet di dunia pada Tahun 2021 —-74 % penduduk Indonesia pengguna internet. Sekitar 202,2 juta dari 274, 9 juta populasi (dlm laporan We Are Social dan Hootsuite bertajuk “Digital 2021”)

Th. 2018, Kominfo memblokir konten yang berpotensi radikalisme dan terorisme, sebanyak 10.499 konten dalam beberapa platform media sosial seperti facebook, instagram, twitter, YouTube,dll. (Kominfo).

Ironisnya pengguna internet Indonesia adalah yang paling tidak sopan dan kerap berkata kasar dalam bercakap.  

Nasehatnya adalah ‘perbaiki yang tersisa, insya Allah akan dimaafkan masamu yang telah lalu’. 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *