Categories:

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata partai diartikan sebagai perkumpulan (segolongan orang) yang seasas, sehaluan, dan setujuan. Dalam Al-Qur’an, partai disebut dengan Hizb, oleh Al-Isfahani dalam tafsir Mizan diartikan sebagai “suatu jama’ah yang sangat kuat dan tegas”. Tulisan singkat ini tidak membahas partai yang menjadi kontestan dalam pesta demokrasi, tulisan ini fokus kita pada makna “partai” yang disebutkan Allah dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surat Al-Mujadilah ayat 19 – 22.

Dalam ayat tersebut, Allah membagi manusia ini menjadi dua golongan atau partai (hizb), satu partai dinamakan dengan hizbussyaitan (partai Setan) dan satu lagi dinamakan hizbullah (partai Allah). Dua partai ini memiliki identitas, ciri utama bagi atau karakteristik para anggotanya. Kita berada pada partai mana, hizbussyaitan atau hizbullah?  

Hizbussyaitan (partai Setan)

Berkenaan dengan partai ini Allah jelaskan pada ayat 19 surat al-mujadillah;  

ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ


Artinya; “Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi”.

Setan adalah makhluk terkutuk (ar-rajim), dia berjanji kepada Allah akan memperdaya anak cucu Adam dari berbagai sudut, dengan harapan bahwa manusia ini akan menjadi pengikutnya. Sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk setiap saat memohon perlindungan dari godaan Setan yang terkutuk, jika berhasil diperdaya olehnya, petaka besar akan menimpa.

Kita tidak lagi mampu membedakan mana yang haq dan bathil, mana yang haram ataupun halal, bahkan kita dibuai untuk selalu mengikuti setiap ajakan dan rayuannya untuk mengingkari seruan Allah yang diperintahkan, mengkhianati amanah serta melakukan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya. Tak heran jika banyak diantara kita yang berani meninggalkan shalat, berani membunuh, tidak takut mencuri, arogan dengan segala kelebihan yang dimiliki, mengabaikan amanah-amanah yang dititipkan, baik harta, jabatan dan kekayaan.

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk tidak mengikuti jejak-jejak Setan, diantaranya QS. Al-Baqarah  ayat 168 dan 208, Al-‘An`am ayat 142, Al-‘A`raf ayat 22, Yusuf ayat 5, Al-Kahf ayat 50, Taha ayat 117, Al-Qasas ayat 15, Fatir ayat 6, Yaa-Sin ayat 60, dan QS. Az-Zukhruf ayat 62. Lalai dibuai Setan berakibat kepada lupa mengingat Allah (dzikrullah), padahal mengingat Allah merupakan perisai untuk menyelamatkan manusia dunia-akhirat. Bahkan dalam surat Az-Zukhruf ayat 36 Allah menegaskan “Barang siapa berpaling dari dzikir kepada Ar-Rahman, Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang akan selalu menyertainya”.

Kesesatan yang nyata dirasakan oleh siapa yang meninggalkan mengingat Allah. Mengingat Allah dalam Al-Qur’an disebut dengan dzikir, secara tajam Dr. H. M. Ruslan, MA menyebutkan dalam bukunya Menyikapi Rahasia Spritualitas Ibnu ‘Arabi bahwa definisi dzikir dalam Al-Qur’an adalah “pikiran, perasaan yang tajam dan kokoh serta perhatian yang sungguh-sungguh dan terkonsentrasi penuh kepada Allah yang diwujudkan dalam ungkapan, sikap dan prilaku. 

Dua kriteria yang telah dijelaskan merupakan identitas utama partai setan, mereka yang memilih parta ini tentu memiliki kriteria ini. Dampaknya, program program yang lahir dari partai ini adalah program yang selalu menentang Allah, baik itu melalui perkataan, sikap dan tingkah laku.

Dalam ayat 20 ayat menjelaskan;

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَٰئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ

Artinya; “Sesungguhnya orang-orang yang menetang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina”.

Hizbullah (partai Allah)

 Dalam ayat 22  surat al-mujadillah;

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ

أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya; “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, mereka saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu Bapaknya, Anaknya, Saudaranya atau Keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung”. 

Ayat diatas menjelaskan bahwa komitmen yang harus dimiliki adalah tidak akan pernah berkasih-sayang dengan pentang-penentang Allah walaupun mereka itu Bapak, Anak, Saudara, dan keluarga. Komitmen ini merupakan pilihan yang sulit diterapkan dan menjadi salah satu tantangan dalam menyampaikan dakwah, yaitu menyampaikan kebenaran kepada orang-orang terdekat. Kisah orang-orang terdekat menjadi golongan penentang-penentang Allah dialami oleh Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan Azar sang Ayah, Nabi Nuh ketika berhadapan dengan Isteri dan anaknya.

Komitmen tidak mendukung penentang Allah akan tumbuh sebagai bukti keimanan yang kokoh. Allah juga memerintahkan kepada kita agar tidak mencampur-adukkan kebenaran dan kebathilan (Q.S Al-Baqarah; 42), serta tidak hanya menyuruh kebaikan kepada orang lain sementara kita mengabaikannya (Q.S Al-Baqarah; 44). Rasulullah dalam sabdanya menganjurkan kita untuk menyampaikan kebenaran walaupun resikonya pahit. Komitmen ini menjadi penting sebab akan menjadi identitas utama anggota partai Allah (hizbullah).

Identitas yang dimiliki adalah wujud iman yang kokoh dalam hati, Allah akan kuatkan dengan pertolongan-Nya, Allah akan tempatkan mereka dalam syurga, dan yang paling penting adalah Allah telah meridhai mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah pastikan bahwa partai Allah yang akan menjadi partai pemenang, dengan segala dukungan rahmat dan nikmat dari-Nya.

Untuk itu, pilihan diberikan kepada kita untuk memilih salah satu dari dua partai ini. Sebagai manausia yang masih waras kita akan memilih partai pemenang yaitu partai Allah, memilih partai Allah tentu harus siap menjalankan komitmen-komitmen partai, memiliki nilai identitas yang menjadi ciri utama dari partai. Selamat berjuang menjadi bahagian dari Hizbullah, Amin.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *