Malam ini saya diminta berbicara di acara “Doa Lintas Agama” untuk suksesnya pilkada di Kota Blitar, kota yang dikukuhkan sebagai kota Pancasila. Pjs Walikota Blitar, Bapak Dr. Ir. H. Jumadi,menyatakan bahwa sipilihnya kota Blitar sebagai kota Pancasila adalah karena kerukunan antar umat beragamanya yang sangat bagus dan kuat. Semua tokoh dari agama yang hidup di kota ini hadir dan berdoa. Kekompakannya sangat terasa.
Dalam acara itu saya sampaikan bahwa doa-doa yang dipanjatkan oleh semua agama itu sejatinya adalah pengakuan akan adanya kekuatan yang mahadahsyat di luar diri sang pendoa. Kekuatan itu adalah kekuatan Allah Tuhan Yang Mahakuasa. Berdoa adalah pengakuan kelemahan dan keterbatasan diri. Saat seperti itu, Allah akan menolong dan memandu menuju yang terbaik. Karena itu, janganlah pernah meninggalkan berdoa. Doa adalah senjata luar biasa yang tak biasa digunakan kecuali oleh orang yang beriman.
Hal lain yang saya sampaikan adalah bahwa semua agama mengajarkan nilai-nilai kebajikan, cinta dan kasih sayang. Andaikan semua pengikut agama itu tunduk akan ajaran agama, maka pilkada bisa dipastikan berlangsung dengan damai dan lancar. Yang menang tak akan sombong, yang kalah tak akan terlarut dalam sedih panjang. Para pemilihnya tetap rukun dan tak hendak berbuat rusuh dan bermusuhan. Indahnya demokrasi bila diselimuti nilai-nilai agama.
Lalu mengapa banyak pilkada yang berbuah rusuh dan permusuhan? Ada banyak kemungkinan jawaban. Bisa jadi para calon tak berangkat dari niat tulus untuk bekerja dan melayani, melainkan dari niat berkuasa dan mengeruk keuntungan diri sendiri. Mereka yang berniat tulus mengabdi, tak akan pernah kecewa dan memprovokasi massa untuk berbuat negatif saat dirinya tak terpilih. Mereka sadar bahwa Allah yang menentukan jalan takdirnya. Kemungkinan kedua adalah adanya kelompok kepentingan yang bermain-main untuk kepentingan dirinya, dominasi nafsu, ambisi, angkara murka yang tak terbendung.
Langkah preventif apa yang perlu diutamakan jika ingin damai aman selalu? Berdoalah dan selalulah menyapa serta memandang orang lain dengan sapaan dan pandangan kasih sayang. Ulasannya bisa sangat panjang.
No responses yet