Categories:

Oleh: Khairunnisa Aulia dan Elsa Syarif  (Fakultas Psikologi Universitas : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang memegang peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai yang dianut oleh setiap anggotanya. Salah satu aspek yang tidak dapat diabaikan dalam membina harmoni keluarga adalah etika berpakaian. Elegansi etika dalam berpakaian tidak hanya mencerminkan kepribadian individu, tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif untuk menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam keluarga sakinah.

Etika berpakaian menjadi suatu hal yang tidak boleh diabaikan, sebab melalui pakaian, identitas diri seseorang dapat tercermin dengan jelas. Kesadaran akan etika berpakaian bukan hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap norma sosial, tetapi juga menjadi fondasi dalam membentuk nilai-nilai yang mengarah kepada kehidupan keluarga yang harmonis.

Dengan demikian, etika berpakaian bukan hanya menjadi urusan tampilan luar semata, melainkan sebuah pernyataan nilai dan karakter yang dijunjung tinggi oleh setiap individu dalam keluarga. Elegansi etika berpakaian menjadi instrumen yang kuat untuk menciptakan dan mempertahankan kesejukan di dalam keluarga sakinah, tempat di mana setiap anggota merasa aman, dihormati, dan saling mendukung dalam perjalanan kehidupan bersama.

1. Menanamkan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Moral dalam islam

Konsep berpakaian dalam Islam pada dasarnya dapat dijelaskan melalui dua perspektif utama, yaitu akhlak dan fiqh. Pendekatan terhadap pakaian dari segi akhlak berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia, di mana etika terhadap orang lain menjadi bagian integral dari ajaran Islam. Berpakaian secara sopan dan baik dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain. Sementara itu, pakaian dari segi fiqh menekankan pada pentingnya menutup aurat, mengingat adanya ketentuan dalam ajaran Islam yang menetapkan batasan-batasan tertentu yang harus ditutupi oleh kaum Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, setiap individu Muslim akan diberikan pahala ketika mampu mematuhi pedoman syariat terkait berpakaian, sedangkan melanggar aturan tersebut akan mendatangkan dosa. (Rahmawati & Khunaifi, 2019)

2. Menciptakan Lingkungan Positif dan sesuai syariat di Rumah

Berbusana dengan elegansi etika bukan hanya tentang mematuhi norma sosial, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan positif di rumah. Pilihan pakaian yang bersih, rapi, dan sopan dapat menciptakan atmosfer yang tenang dan damai. Ketika setiap anggota keluarga memperlihatkan kepedulian terhadap penampilan mereka, secara tidak langsung mereka juga ikut menciptakan keharmonisan dalam hubungan keluarga.

Secara umum, konsep berpakaian dalam Islam dibagi menjadi dua aspek utama, yaitu akhlak berpakaian bagi muslim laki-laki dan akhlak berpakaian bagi muslimah perempuan. Pertama, akhlak berpakaian bagi laki-laki dibatasi oleh aturan syariat, termasuk menutup aurat antara pusar dan lutut. Larangan memakai emas dan sutera, larangan menyerupai wanita, serta larangan menyerupai orang kafir juga termasuk dalam aturan berpakaian bagi laki-laki.

Kedua, akhlak berpakaian bagi muslimah mencakup syarat-syarat seperti menutup aurat, mematuhi jenis dan model pakaian yang ditetapkan syariah, tidak tembus pandang, tidak menunjukkan bentuk tubuh, larangan tabarruj, larangan menyerupai laki-laki, dan larangan tasyabbuh dengan orang kafir. Selain itu, akhlak berpakaian muslimah juga terkait dengan keberadaannya, baik di tempat umum maupun di rumah, serta di hadapan mahram atau bukan.

Batasan aurat wanita dalam Islam dibagi menjadi tiga keadaan, di mana di hadapan suami, wanita boleh menampakkan seluruh tubuhnya; di hadapan muhrim, wanita dapat menampilkan bagian tertentu dari anggota tubuhnya yang disebut sebagai mahaluzzinah; dan di hadapan laki-laki selain suami dan muhrim, aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

3. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Dalam Berpakaian

Pakaian yang dipilih dengan bijak tidak hanya menciptakan kesan baik di mata orang lain, tetapi juga dapat meningkatkan rasa percaya diri setiap individu dalam keluarga. Dengan merawat penampilan dan berpakaian dengan baik, anggota keluarga dapat merasakan dampak positif terhadap pandangan diri mereka sendiri. Ini dapat membantu menciptakan lingkungan di mana setiap anggota keluarga merasa dihargai dan diakui.

Pakaian untuk menutup aurat dalam Islam harus memenuhi beberapa syarat; Pakaian tersebut tidak boleh menampakkan aurat dan harus dapat menutup kulit sehingga warna kulit tidak terlihat, Pakaian yang tipis (seperti brokat, kerudung tipis, kaos kaki tipis, dan sejenisnya) tidak dianggap menutup aurat karena dapat menampakkan warna kulit, Hadits dari A’isyah ra dan Usamah menguatkan bahwa pakaian yang tipis belum menutup aurat.

Jenis-jenis pakaian perempuan dalam Islam melibatkan Khumur (kerudung), jilbab, dan mihnah. Khumur adalah penutup kepala, jilbab adalah pakaian luar yang menutupi tubuh dari atas sampai bawah, dan mihnah adalah pakaian dalam yang boleh terlihat jika wanita telah menopause.

Penting untuk menghindari tabarruj, yaitu menonjolkan kecantikan, dan wanita menopause diperbolehkan melepaskan pakaian luar (jilbab) tetapi tetap harus memperhatikan etika berpakaian.

4. Mengajarkan Nilai Kesederhanaan

Elegansi etika dalam berpakaian juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai kesederhanaan. Memilih pakaian yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan dapat membantu mengurangi sikap konsumtif dan menciptakan pola pikir yang lebih bijak terkait konsep kebahagiaan dan kepuasan.

5. Menjaga Kesejukan di Keluarga Sakinah

Kesejukan dalam keluarga sakinah tidak hanya tercipta melalui ibadah dan kebersamaan, tetapi juga melalui aspek-aspek kehidupan sehari-hari, termasuk berpakaian. Elegansi etika dalam berbusana dapat menjadi salah satu elemen penting yang mendukung terciptanya keluarga yang tenteram dan damai.

Kesimpulan : Dalam mengembangkan elegansi etika berpakaian di keluarga, penting bagi setiap anggota keluarga untuk saling mendukung dan memberikan contoh yang baik. Dengan demikian, keluarga tidak hanya akan menjadi tempat berkumpul yang nyaman, tetapi juga memancarkan kesejukan yang dapat dirasakan oleh setiap individu di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, T., & Khunaifi, A. (2019). ETIKA BERPAKAIAN DALAM ISLAM (Studi Tematik Akhlak Berpakaian Pada Kitab Shahih Bukhori). Jurnal Inspirasi, 3(1), 55–80.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *