Seseorang bisa disebut beretika tinggi adalah jika tak pernah mengklaim kenyamanan dan kesuksesan dirinya merupakan hasil dari kecanggihan manajemen dan keuletan usaha dirinya, melainkan karena belas kasih sayang dan kelembutan pertolongan Allah.

Di saat sedang terpuruk alam kegagalan, orang beretika diri yang baik pantang menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan Allah. Dia akan bermuhasabah mencari tahu apa kesalahan dirinya,  lalu meminta ampun kepada Allah dan memohon perlindungan serta bimbinganNya.

Iya, orang yang beretika tinggi memiliki kesadaran transendental yang tinggi. Selalu berpradangka baik kepada Allah dan, pasti, pada akhirnya akan bernasib baik karena Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang sangat beriman akan keahabaikan dan kemahabesaran Allah Swt. Bukankah ini adalah janji Allah.

Ada seorang yang terlilit hutang rentenir pada tahun 1980an. Hutang awalnya hanya 5 juta rupiah, lalu berkembang menjadi 250 juta rupiah. Beragam.pekerjaan dilakoninya dengan semangat. 24 jam sehari, 7 hari seminggu penuh terisi usaha dan usaha, pikiran dan pikian. Ternyata tak sukses. Beliau lalu bermuhasabah menyadari kesalahan dirinya, lalu beristighfar. Beliau mendatangi gurunya lalu diajari amalan batin merayu Allah. Tak lama, 8 bulan hutang lunas bahkan sangat berlebih harta yang diberikan Allah kepada beliau. Saat ini beliau masih hidup dengan usia sekitar 80 tahun, tinggal di rumah untuk terus berdzikir. Hidup bahagia dan dicukupi Allah. Alhamdulillah beliau bersedia berbagi amalan dan pengalaman beliau yang sangat berharga itu.

Jangan pernah menyalahkan Allah. Pujilah Allah dengan hati da dengan segala cara.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *