Melanjut tulisan sebelumnya, kita harus ikut orang arif karena orang arif itu yang paling dicintai hanyalah Gusti Allah. Karena cinta Gusti Allah, maka mereka ikut mencintai kekasih-Nya yaitu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sehingga, mencintai Kanjeng Nabi Muhammad itu jadi ahwal atau ciri khas orang arif.
Orang cinta Nabi itu unik tapi manfaatnya besar. Di dunia ini, secinta-cintanya orang pada Kanjeng Nabi hingga memuji beliau sundul langit, tidak akan mungkin menyembahnya. Padahal fanatiknya bukan main sama Kanjeng Nabi. Justru pecinta Nabi jadi banget cintanya pada Gusti Allah karena mereka tahu yang dicintai oleh Kanjeng Nabi itu hanya Gusti Allah. Dan pecinta Nabi paham, Kanjeng Nabi hanyalah makhluk yang dipilih untuk membumikan Kalam Gusti Allah.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang utusan Gusti Allah” (Ali Imron 144)
Jadi gak mungkin pecinta Nabi itu jadi musyrik. Maka kalo ada orang yg bilang pelaku mauludan atau berziarah ke makam Kanjeng Nabi itu artinya nyembah Kanjeng Nabi, anggap saja itu orang goblok. Dianalogikan saja, masa kalo kita cinta istri trus merayakan ultah istri atau menziarahi makam ortu berarti kita nyembah mereka? Apa gak bento namanya?
Mencintai Nabi kebanyakan, seperti para ulama, mengantar seseorang untuk mencintai ahlu bait, semua sahabat, bahkan cinta umat Kanjeng Nabi. Saat ingat Kanjeng Nabi sayang ahlu bait dan sahabatnya, kita pun menyertakan sholawat dan salam kepada mereka setelah sholawat dan salam kepada Kanjeng Nabi. Cinta perbuatan baik mereka. Lalu meneladani perilaku mereka.
Saat melihat umat Kanjeng Nabi, kita jadi ingat Kanjeng Nabi tiap malam menangis mendoakan mereka semua. Maka kita jadi berpandangan welas dan mencintai semua umat Kanjeng Nabi. Apapun yang kita lakukan pada umat Kanjeng Nabi pun akhirnya berdasarkan rasa cinta Kanjeng Nabi pada umatnya itu.
Maka gak heran di berbagai wirid para ulama, seperti Ratibul Haddad, Wirdu Shoghir, berbagai hizib, kita temukan doa untuk umat Kanjeng Nabi Muhammad. Dan masyhur, ungkapan ulama salah satu ciri waliyullah adalah selalu mendoakan umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW salah satunya dgn doa berikut :
اللهم اغفر لأمة سيدنا محمد…
اللهم ارحم أمة سيدنا محمد…
اللهم استر أمة سيدنا محمد…
اللهم اجبر أمة سيدنا محمد…
“Duh Gusti, berikan ampunan untuk umat Sayyidina Muhammad. Duh Gusti, berikan welas asih pada umat Sayyidina Muhammad. Duh Gusti, tutup aib umat Sayyidina Muhammad. Duh Gusti, perbaikilah nasib umat Sayyidina Muhammad”
Namun manfaat yang paling besar, kalo kita pikirkan lebih dalam, cinta Nabi berarti melihat dan merasakan kesempurnaan Jalaliyah dan Kamaliyah Gusti Allah yang tercermin dalam diri Kanjeng Nabi SAW. Betapa sempurnanya Gusti Allah yang telah menciptakan makhluk yang akhlaqnya semulia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kita jadi bersyukur atas diutusnya Kanjeng Nabi pada kita sehingga kita punya pedoman hidup seperti Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rosullullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi semua orang yang mengharap rahmat Gusti Allah dan pertolongan di hari kiamat. Sehingga pecinta Rosul itu jadi banyak berdzikir pada Gusti Allah” (Al Ahzab 21)
No responses yet