Membahas gerakan radikal di Indonesia maka tidak bisa dilepaskan dari kelompok Jamaah Imran ( akhir tahun 70an dan awal 80an ) yang terinspirasi qaul dan fatwa Najd yang mewarnai gerakan ini, boleh jadi Aman Abdurahman ( awal 2003 sampai sekarang ) bukanlah satu-satunya orang yang membawa ide dan gagasan memurnikan Aqidah , Ibadah dan penegakan Syariat Islam yang diformalisasikan dalam perundang-undangan negara Indonesia, tidak berbeda dengan pendahulunya dari kalangan orang-orang Darul Islam yang juga membawa agenda Tathbiq’ Asy-Syariah penerapan syariat Islam dinegeri yang mayoritas beragama Islam. Perbedaan mereka adalah ada pada semangat militansi dan struktur organisasi, perbedaan lainnya dari orang-orang Darul Islam  dalam tahapan dakwah adalah mengenal marhalah atau fase Jahriyah Dakwah yaitu dakwah terbuka dan Sirriyatud Tanziem yaitu merahasiakan organisasi. 

Berbeda dengan seniornya di Darul Islam mereka masih menerapkan sirriyatu dakwah dan sirriyatu tanzhim akibat trauma mereka dalam kasus KOMJI yang menerpa mereka. Kesalahan membagi fase dakwah telah menghasilkan banyak kesalahan dalam tindakan membaca kebijakan jamaah, dari situ timbulah banyak masalah akibat ketidakcermatan para pemimpin didalam membaca fase atau tahapan dakwah, karena setiap marhalah dan tahapan itu mempunyai syarat-syarat, target-target , konsekwensi dan penopangnya. Menerjuni sebuah kancah yang tidak siap akan konsekwensi telah banyak menghancurkan program jamaah yang telah disepakatinya, dari sini jamaah Darul Islam telah banyak mengambil pengalaman pahit mereka untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu, walau semangat tinggi tidak menjadi alasan hilangnya akal sehat untuk bersifat realitis dalam menyikapi fase yang dihadapi. 

Adapun Jamaah Imran yang berisi anak-anak muda dengan semangat, Ruh baru, energi baru dan pemahaman baru yang  mereka dapatkan di negeri dua kota suci yaitu Arab Saudi, Trend kesadaran beragama bagi anak-anak muda saat itu memang menemukan momentumnya, hal tersebut tidak lepas situasi timur tengah yang terus bergejolak yang menimbulkan efek simpati sosial politik dan pengaruh kemenangan revolusi Islam di Iran yang membuat optimis gerakan Islam diseluruh dunia dengan cita-citanya, akan tetapi gerakan ini bukan gerakan baru.

Awalnya kelompok ini berdiri bukan di Indonesia tapi di Saudi Arabia pada 15 Desember 1975. Gerakan ini didirikan oleh Imron(1) bersama beberapa pelajar Indonesia yang sedang belajar di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi. Mereka antara lain Mahrizal, Ahmad Yani, Lukman Syamra. Balakangan pada 1976, bergabung juga Salman Hafidz yang kelak punya peran penting dalam kelompok ini. 

Berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, Imron ada di Saudi Arabia bukan mau belajar, tapi bekerja. Selain bekerja, Imron juga rajin mengaji. Ia juga membuat kelompok diskusi agama dengan para mahasiswa lainnya.

Bersambung ke tulisan ke2 (jangan menghakimi saya dulu sebelum 15 tulisan saya selesai)

———-

1. Pemuda yang bernama lengkap Imron bin Muhammad Zein ini lahir 1 Juni 1950 di sebuah kota kecamatan dikabupaten Agam Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Ayahnya Muhammad Zein Sutan Sinaro, padagang kain yang merantau ke Medan, Sumatera Utara. Ayahnya seorang penganut agama Islam yang taat, dia adalah lelaki yang punya prinsip “Lebih baik memberi makan ayam yang bisa bertelur dari pada memberi makan anak yang tidak sembahyang”.  

Namun, Imron yang dididik keras dalam beragama saat kecil tumbuh menjadi pemuda yang memberontak. Gara-garanya dia putus sekolah karena bapaknya kesulitan ekonomi. Karenanya untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan adik-adiknya akhirnya Imron memilih jadi preman pada usia muda. Pada umur 17 tahun, dia bergabung dengan organisasi Pemuda Pancasila. Disana hidupnya jadi liar. Dia mulai mengenal aneka minuman keras seperti Brendi, Whiski, TKW dan lain-lainnya. Karirnya sebagai preman cepat menanjak. Dalam waktu singkat dia diangkat sebagai Ketua Pengerahan Massa PP. Saat aktif di PP itulah ia mengaku pernah ikut menumpas PKI paska peristiwa G 30 S. 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *