Islam adalah Agama Rahmat lil Alamin. Islam masuk ke bumi Nusantara dengan dakwah yang penuh kelemahlembutan. Islam dapat masyarakat Indonesia lewat berbagai jalur dari perdagangan, perkawinan maupun budaya.
Pulau Bali juga salah satu dari bagian Nusantara yang dimasuki para pendakwah tersebut, salah satunya Habib Al-Habib Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid. Beliau yang merupakan keturunan ke-32 Rasulullah SAW adalah sosok penting yang menyebarkan islam di Bali khususnya di kabupaten klungkung. Makamnya terletak di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Makam keramat ini terletak tak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan pulau Nusa Penida. Hal ini mengingatkan kita pada Makam Wali Songo yang terletak di bibir Pantai Utara Jawa (Pantura).
Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin’, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu, seperti halnya Makam Pangeran Mas Sepuh, di Tepi Pantai Seseh, Badung
Di depan makam dibangun patung seorang tokoh bersorban dan berjubah menunggang kuda. Konon semasa hidupnya, Habib Ali menjadi Guru Besar Raja Dalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung, yang mana beliau mengajarkan bahasa Melayu. Karena begitu senangnya dengan sosok beliau, maka Sang Prabu menghadiahkan seekor kuda sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju puri Klungkung.
Pada suatu hari, sewaktu Habib Ali pulang dari Klungkung dan sesampainya di pantai Kusamba, beliau berpapasan dengan Putra Keluarga Kerajaan Klungkung yang sedang berjalan kaki dengan teman-temannya. Putra Mahkota tersebut menghentikan langkah Kuda Habib Alit tetapi beliau tidak mau turun dan menyembahnya.
Maka keesokan harinya beliau bercerita pada raja, dan Sang Raja memerintahkan beliau untuk mencari jalan lain agar tak berjumpa dengan putra mahkota.
Maka beliau menyusuri jalan lain yang dianggap lebih aman, yaitu menyusuri pantai sebelah selatan Klungkung, tetapi justru beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam secara bertubi-tubi dan seketika tewas di tempat.
Dan Akhirnya oleh masyarakat sekitar jenazah beliau dimakamkan di ujung barat pekuburan Desa Kusamba.
Pada malam hari setelah kejadian tersebut, terjadi peristiwa yang sangat menggemparkan dan mengerikan yakni, di atas makam Habib Ali mengeluarkan api yang menyala-nyala laksana Bola Api, dan api tersebut terbang kemana-mana mengejar pelaku yang telah membunuh beliau, sehingga tak satupun dari kawanan perampok tersebut yang selamat.
Karomah lain yang dimiliki Habib Ali jikalau ada orang berkata atau akan melakukan perbuatan tidak senonoh maka akab terdengar angin kencang dan suara menakutkan. Wallahu a’lam.
Kaum muslimin setempat biasa menggelar haul Habib Ali setiap Ahad pertama bulan Sya’ban. Peziarah datang dari berbagai penjuru tanah air untuk berdoa di pusaranya. Terkait parkir Bis ditempatkan di bibir Pantai Seseh, karena makamnya terletak di tengah kampung.
Begitu sekilas sejarah singkat terkait sosok Habib Ali yang syahid sebelum menikah, yang berkat jasanya kini di Kampung Islam Kusamba terhitung dari Pasar Kusamba sampai Pantai seluruh penduduknya beragama islam, meski beliau tak menurunkan keturunan karena wafat di masa bujang. Semoga kita bisa meneladani jejak langkahnya.
Disarikan dari Buku Sejarah Wujudnya Makam Sab’atul Auliya’ Wali Pitu di Bali karya Habib Toyyib Zaen Arifin Assegaff dan keterangan tambahan dari warga setempat.
No responses yet