Habib Husein bin Abubakar Alaydrus merupakan tokoh  habaib   yang sangat  berpengaruh di Jakarta  yang  hidup di  abab   ke  18.   Kondisi  saat   ini  beliau sudah  meninggal  dunia  dan  dimakamkan di komplek Yayasan  Keramat Luar Batang. Semasa hidup beliau banyak berkaitan dakwah   dan  perjuangan  masyarakat terhadap penjajah  Kolonial Belanda.

Beliau hidup menetap tinggal di daerah Luar Batang salah satu kampung  di daerah pesisir  Jakarta   di  dekat  pelabuhan Ikan Muara  Baru  Jakarta   Utara. Lokasi ini pada  masa  itu merupakan kawasan  penyangga pusat  perdagangan di Batavia  yang  menjadi  magnet  perekonomian pada  masa  itu.  Dakwahnya bukan  hanya   pada  kalangan masyarakat pribumi  (Betawi)  di  Batavia  tetapi kalangan pendatang pedagang Tionghowa.

Masyarakat  luas lebih mengenal beliau  dengan nama  Habib  Keramat Luar  Batang,  hal ini berkaitan  dengan dengan lokasi tempat  tinggal semasa hidupnya dan  lokasi makamnya berada. Terdapat kisah  dari  Kampung  Luar Batang yang berarti symbol batas wilayah antara  Barat dan Utara dengan menggunakan sebatang bambu  sebagai tanda  batasnya.

Tokoh  habaib  yang  satu  ini sudah  sangat  terkenal hinga  ke daerah- daerah di  Nusantara sebagai  tujuan  wisata  sejarah  dan  religi, bahkan   bagi masyarakat Betawi menjadi tujuan utama  berziarah sebagaimana yang di ungkapkan Rahmat  salah satu  peziarah  dari  Jakarta   Timur.  Rahmat  datang bersama  rekan-rekan  pengajian  untuk   datang   dengan  tujuan   yang   sama dengan  banyak   orang   yang   datang   pada   umumnya  yaitu   berziarah   dan berdoa. Lokasi makam  yang  berada di muka  sisi kiri masjid,  membuat para penziarah   bukan  hanya  datang  berjiarah  tetapi  bisa  melaksanakan shalat  di Masjid tersebut.

Antusias masyarakat untuk berziarah  yang tinggi ternyata  tidak terpengaruh wilayah tersebut  yang padat  penduduk dan  udaranya panas  tidak menghalangi orang  untuk datang,  sehingga  di sekitar komplek makam  banyak terdapat warung-warung penyedia kebutuhan penziarah  seperti makanan dan souvenir.

Para  penjiarah datang  kesini berkelompok atau  perorangan. Mereka yang    berkelompok   biasanya    seperti    rombongan   jamaah   majlis   taklim pengajian, keluarga  besar,  serta perkumpulan-perkumpulan lainnya. Penziarah datang  dari  berbagai  kalangaan masyarakat tampa  dibatasi  oleh status  social dan  generasi,  anak-anak hinga orang tua, orang  biasa hingga orang luar biasa, bahkan  pengurus  Yayasan  Kramat  Luar  Batang  Habib  Husein  Fikri menceritakan tokoh  dan  orang-orang terkenal pun  suka  datang  ke  sini dari kalangan pejabat  dan pengusaha.

Habib Husein Keramat Luar Batang lahir di Migrab, dekat Hazam, Hadramaut sekarang  Yaman  Selatan.  Wafatnya di Jakarta  pada  24 Juni 1756 dan haul beliau hingga saat ini sudah  272 tahun.   Catatan tentang  perjalanan hidupnya di  Batavia  sebagaimana yang  terdapat dalam Biografi 11  Habaib beliau dinyatakan bahwa  kedatangannya itu pada  usia 20 tahunan.

Nisan Keramat Luar Batang

Nasab  beliau yaitu Husein  bin Abubakar  bin Abdullah bin Husein  bin Ali bin Muhammad bin Ahmad  Bin Husein bin Abdullah (Alaydrus) bin Syaikh Abubakar  (Assakran)  bin Abdurrahman (assegaf) bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin  Alwi  Alawiyin bin  Ubaidillah  bin  Ahmad   almuhajir  bin  Isa  Arrumi  bin Muhammad bin Nagieb bin Ali Uraidy bin Jafar as-Shadiq bin Muhammad al- Baqir bin Zainal Abidin bin Al-Husein Sayyidusy-Syuhada bin Fathimah   Az- zahra binti Muhammad SAW.

Catatan perjalanan pendidikan yang  ada  dalam Biografi 11  Habaib menyebutkan  bahwa   beliau  memperoleh  ilmu  tampa   belajar  (ilmu  wahbi), yaitu keistimewaan  yang ada padanya atas pemberian dari Allah tampa  belajar dahulu.  Habib  Husein  Fikri sebagai  pengelola  Yayasan  menyebutkan bahwa

beliau  banyak  belajar  tentang  ilmu-ilmu  tasawuf  dari  guru-gurunya  yaitu  di antaranya  Habib  Abdullah  bin  Abubkaar   Alaydrus  (sohibul  ratib  alaydrus), Habib Abdullah bin Alwi Alhadad (sohibul ratib alhadad) dan para alim sufi.

Perjalanan  dakwah   beliau   yang   berseumber  dari   cerita   lisan  dan tulisan, yaitu  diantaranya bahwa  kisahnya  beliau pernah  dipenjara di Glodok, ada  juga kisah tentang  seorang  tentara  Belanda  yang baik dan  suka menyapa ketika  bertemu   suatu  ketika  diramalkan akan  menjadi  seorang  Gubernur di Batavia  dan  hal itu terbukti  sehingga  setelah  menjadi  Gubernur, tentara  itu memberikan hadiah  harta  untuk  habaib  yang  ditolaknya, kisah  lainnya yaitu bahwa  beliau  mengajar  dan  berdakwah di langgar kampung  baru  dan  murid yang   terkenal  yaitu   seorang   saudagar  Tionghowa   H.   Abdul  Kadir  yang makamnya berada di samping makam  beliau.

Habib  Husein  memiliki kelebihan  dalam keilmuan tasawuf dan  salah satu karya intelektual terdapat dalam bacaan shalawat sebagaimana terlampir. Selain itu beliau merupakan pribadi  yang  sangat  menghormati dan  menyangi orang  tua  sehinnga  pesan  wasiatnya  yaitu  agar  selalu berbakti  kepada orang tua.

Sumber :  Buku 27  HABAIB  BERPENGARUH DI BETAWI: Kajian Karya  Intelektual dan Karya  Sosial Habaib Betawi dari  Abad ke-17 hingga Abad ke-21, Editor:  H. Rakhmad Zailani  Kiki, S.Ag, MM, diterbitkan oleh :  JAKARTA ISLAMIC CENTRES

Wawancara Dr. Mohammad Ziaulhaq (Periset) dengan Pengurus Yayasan Kramat Luar Batang Habib Fikri

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *