Imam Ibnul Jauzi atau Abu al-Faraj ibn al-Jauzi Al-Hambali rahimahullahu (wafat 16 Juni 1201 M, Bagdad, Irak) berkata, “Suatu musibah yg besar adalah ketika seorang insan merasa ridha dgn keadaan dirinya dan merasa cukup dgn ilmunya, dan ini adalah ujian yg telah merata pada keadaan mayoritas orang.”

Ilmu akan menghindar dari orang yg sombong dan selalu merasa dirinya lebih tinggi dari yg lain. Ibarat air, ia selalu menghindari tempat yg tinggi. Sebab, tempat yg tinggi akan menyingkirkan aliran air ke kanan atau kiri dan tidak akan ada yg tergenang di atasnya. 

Begitu pula halnya dgn ilmu, tidak akan menetap bersama kesombongan dan keangkuhan, bahkan bisa jadi ilmu itu tercabut karena kesombongan tsb.

Karena sifat sombongnya, seseorang selalu menganggap apa yg diucapkannya benar, sedangkan orang lain salah. Orang sombong, biasanya gila pujian dan pengakuan. Jika mengetahui banyak orang memujinya dan mengakuinya, ia girang bukan main dan bertambahlah keangkuhannya. 

Islam adalah agama yg menuntun manusia untuk berakhlak mulia. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pun diutus Allah subhanahu wa ta’ala ke dunia, bukan untuk membuat manusia hebat dalam segala bidang, melainkan untuk menyempurnakan akhlak. Untuk apa memiliki kekayaan melimpah, merasa punya kesaktian, ilmu yg menjulang tinggi atau merasa tinggi atau kekuasaan yg besar sementara akhlaknya buruk. Justru, merasa hebat atau kehebatan yg tidak diimbangi dgn akhlak, akan membawa pelakunya pada kenistaan dan derajat kerendahan.

Kesombongan diri dapat muncul, karena seseorang belum mengenal siapa hakikat dirinya dan Tuhannya, bagaimana kedudukannya dihadapan Tuhan, dan apa tujuan ia diciptakan. Kegagalan dalam mengenal hakikat diri dan Tuhan, akan melahirkan kekeliruan dalam beriman, berilmu dan  beradab yg kemudian melahirkan kesombongan. Padahal kita adalah makhluk yg sangat kecil dimata Tuhan, lantas dimana letak kehebatan manusia.

Mungkin, pepatah ini akan membuka pintu wawasan kita, mengenai bagaimana ilmu atau berilmu yg seharusnya. Pepatah mengatakan, “padi kian berisi kian merunduk, pohon rendah tapi dapat membuat teduh itu lebih baik, daripada pohon tinggi yg hanya membuat panas”. 

Intinya semakin tinggi ilmu seseorang seharusnya ia semakin beradab, rendah hati, dan membawa manfaat bagi yg lain. Tapi kadangkala terdapat orang yg menyombongkan diri atas ilmu yg dimilikinya, sehingga merendahkan orang lain. Padahal manusia hanya diberikan ilmu yg sedikit sekali oleh Allah. Masih banyak ilmu yg tak diketahui manusia. Tapi manusia merasa berbangga diri sehingga ilmu menjadi tidak berkah. Bukankah Allah Maha Kuasa? Allah bisa saja mencabut ilmu dari diri seseorang sesuai kehendakNya.

Salah satu cara agar terhindar dari sifat sombong adalah berusaha melihat orang lain lebih baik dari kita. ‘Abdullah Al-Muzani rahimahullah berkata,

إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك.

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yg lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Orang tsb telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku, maka ia lebih baik dariku.‘ Jika ada orang lainnya yg lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, ‘Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka dia sebenarnya lebih baik dariku.‘ Demikianlah sikap yg seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yg lebih muda darimu.” (Dalam kitab Hilyatul Awliya’ wa thabaqatul Asfiya’, 2: 226, karya Imam Abu Nuaim Al-Asbahani Asy-Syafi’i rahimahullah, 947 – 1038 M, Isfahan, Iran).

Semoga bermanfaat

Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama’ah Sarinyala

CHANNEL YOUTUBE SARINYALA

https://youtube.com/channel/UC5jCIZMsF9utJpRVjXRiFlg

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *