Tangsel, jaringansantri.com – Direktur Islam Nusantara Center, A. Ginanjar Sya’ban, sangat antusias menceritakan pengalaman berharga ketika membuka lemari berisi kitab-kitab dan manuskrip peninggalan KH. Soleh Lateng di Banyuwangi, Jawa Tengah.
“Ketika lemari itu terbuka seperti menemukan harta karun”, kata Ginanjar, ketika memberikan materi tentang KH Soleh Lateng di Kajian Turats Ulama Nusantara, INC. Sabtu, (16/09).
“Tapi saya tidak membawa satu lembar pun dari sini. Karena saya tahu, ini bukan hak saya”, tambah santri alumni Pesantren Lirboyo ini. Karena menurutnya, ini adalah amanah untuk Komunitas Pegon dan PCNU Banyuwangi.
Isi lemari “harta karun” tersebut membuat kaget Ginanjar. Karena ternyata banyak koleksi kitab KH Soleh Lateng yang berisi tentang tata negara dan politik. Salah satunya adalah kitab karya KH Wahab Chasbullah.
“Makanya ketika KH Wahab Hasbullah akan sidang BPUPKI, sowannya ke KH. Soleh Lateng”, tandasnya.
“Saya beranggapan bisa jadi, KH Soleh Lateng adalah mentor Kiai Wahab dalam bidang organisasi awal-awal NU”, tambah ketua Pusat Study Islam Nusantara STAINU Jakarta ini.
Tidak hanya kitab karyanya sendiri dan Ulama Nusantara, KH Soleh juga mengoleksi kitab kedokteran Ibnu Shina. Artinya bacaan beliau itu lintas disiplin, tidak hanya fiqih, tapi juga tentang politik, tatanegara, filsafat sampai kedokteran.
Ginanjar membedah beberapa kitab dan manuskrip penting tersebut. Terakhir, Ia berpesan pada pengurus PCNU Banyuwangi (Ayung), untuk mendigitalkan kitab-kitab tersebut. Sehingga menjadi sumber berharga khazanah keilmuan Ulama Nusantara.(damar)
No responses yet