Apa hubungannya slogan Mbah Hasyim Asy’ari tersebut dengan buku Manuskrip Tremas?
Tidak ada. Tapi seperti ada sesuatu, semacam benang merah yang bisa dikaitkan dengan salah satu kitab karya Syeikh Mahfuzh yang hingga kini belum ditemukan jejak manuskripnya terebut. Kitab itu bernama Al-Fawaid al-Tarmasiyah fi Asanid al-Qira’at al-“isyriyah.
Kitab ini memiliki daya tarik khusus karena menggunakan nama desa kelahirannya (Tremas) sebagai nama kitab. Ini seperti mengisyaratkan betapa beliau sangat mencintai tanah kelahirannya (Hubbul Wathan). Sebuah bentuk sikap patriotik yang kelak menurun dan menginspirasi murid kinasihnya, Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, sebagai pejuang kemerdekaan yang mengusung semboyan cukup fenomenal, “Hubbul Wathon Minal iman.”
Kembali kepada naskah atau manuskrip kitab yang hingga kini belum terlacak keberadaannya, kemungkinan terbesarnya berada di Arab Saudi, mengingat semua kitab karangan beliau ditulis di Makkah. Atau barangkali para katib beliau memiliki salinan naskah dan tersimpan di tanah air. Bila demikian, akan sangat berarti bila keberadaannya bisa disumbangsihkan kepada umat untuk ditahqiq dan diperbanyak hingga menambah referensi kitab-kitab pengetahuan tentang ilmu qira’at.
Tentang adanya sinyalemen, bahwa kitab tersebut pernah dicetak dalam jumlah terbatas hingga keberadaannya masih bisa dilacak perpustakaan beberapa perguruan tinggi di Timur Tengah yang menggunakan kitab-kitab Syeikh Mahfuzh sebagai referensi, semoga jejak keberadaannya segera tercium dan secepatnya bisa ditemukan.
Tentang isi buku Manuskrip Tremas sendiri, Anda bisa menemukan banyak hal baru mengenai jejak peradaban dan intelektual para salafussalih pada lembar-lembar manuskrip mereka.
Kredit Foto : Kolofon pada kitab Syeikh Mahfuzh yang dihadiahkan kepada Kiai Hasyim Asy’ari.
No responses yet