Intoleransi itu sikap, sikap tidak ramah kepada mukhalifnya, menaikan bendera Wala wal Barra kepada orang yang menyelisihinya, jika masih minoritas mereka memusuhi dan membenci nya, jika mayoritas mereka menindas nya.
Adapun kelompok yang tidak Tahlilan, tidak yasinan dan ziyarah Qubr bukan ciri intoleransi apalagi ciri teroris, karena saudara2 kita dari Muhamadiyah, persis, DDII itu tidak Tahlilan, yasinan, Ziyarah Qubr tidak menaikkan bendera loyalitas dan anti loyalitas kepada saudara seimannya dari Aswaja.
Mendefinisikan (Ta’rif) masalah seperti ini banyak yang salah paham, Kita tidak bisa memungkiri bahwa masing-masing kelompok akan merasa di atas kebenaran, padahal tidak boleh seorangpun boleh mengeluarkan atau memasukan bahwa dirinya di atas kebenaran.
Misal sekelompok ormas atau Jam’iyyah mengadakan Maulid dan Isra Miraj yang menurut kelompok lain tidak ada contohnya di jaman nabi lalu di vonis bid’ah padahal manhaj Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa tidak setiap perbuatan bid’ah kita sebut sebagai ahlu bid’ah selama dia tidak menaikan bendera wala wal bara’ kepada mukhalifnya.
Kita tidak boleh terburu2 mengatakan bahwa itu perbuatan bid’ah, padahal orang tersebut berpendapat bahwa dia mengadakan maulid teraebut karena cinta kepada nabinya, dan Ibnu Taimiyyah mngatakan dalam matan hadist iftiroq hal. 3 paragraf 6
و مثل هوءلاء اذا لم يجعلوا ما ابتدعوا قولا يفرقون به جماعة المسلمين، يوالون عليه يعادون، كان من نوع الخطاء، و اللة سبحانه وتعالي يغفر للمومنين خطاءهم في مثل ذلك.
Dan misalnya mereka tidak menjadikan apa yang mereka bid’ahkan sebuah perkataan yang dapat memecah kelompok kaum Muslimin, mereka (tidak )akan menaikan loyalitas dan permusuhan, maka hal semacam ini (walau itu bidah) adalah dosa, dan Alloh subhanahu wata’ala (insya Alloh) mengampuni kesalahan mereka dalam kesalahan tersebut.
Apakah kelompok yang merayakan maulid mengatakan kepada yang tidak merayakan maulid dengan perkataan “saya berlepas dari antum !!, tidak, kita tidak pernah mendengar perkataan itu.
متى تخرج الجماعة من دائرة أهل السنة و الجماعة؟؟؟
Kapan seseorang keluar dari wilayah Ahlus Sunnah Wal Jamaah ???
إذا تكتلت جماعة على منهج أو فكر وضعته لنفسها تتحزب وتتعصب له تعقد عليه الولاء و البراء فتفرق الأمة بذلك فهي جماعة خارجة عن أهل السنة والجماعة.
Jika sebuah kelompok dibentuk berdasarkan Manhaj atau sebuah Fikroh bahwa kelompok itu telah menetapkan dirinya sebagai Hizb (partisan) dan ta’ashub (fanatisme), dia meyakini di atas loyalitas dan anti loyalitas, sehingga (sikap ini) membuat ummat terpecah, sehingga hal itu mengakibatkan sebuah jamaah keluar dari Ahlus sunnah wal jamaah.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :
(وليس لأحد أن ينصب للأمة شخص يدعو إلى طريقته ويوالي ويعادي عليها غير النبي ولا ينصب لهم كلاماً يوالي عليه ويعادي غير كلام الله ورسوله وما اجتمعت عليه الأمة بل هذا من فعل أهل البدع الذين ينصبون لهم شخصاً أو كلاماً يفرقون به بين الأمة يوالون به على ذلك الكلام أو تلك النسبة ويعادون )
الفتاوى (20/164
Berkata Syekhul Islam Ibnu Taimiyah (semoga Allah merahmatinya)
(dan tidak seorangpun yang dapat mengklaim atas ummat seseorang yang mengajak kepada jalannya dan agar loyal dan memusuhi selain nabi dan tidak boleh bagi mereka mengklaim perkataan loyalitas dan bermusuhan dengan selain perkataan Allah dan Rasul-Nya dan agar ummat islam berkumpul di atasnya, bahkan ini adalah perbuatan Ahlul bid’ah yaitu orang-orang yang mengklaim atau mereka /seseorang yang mengatakan untuk memecah ummat islam dengan loyalitas yang dengan perkataan dan menisbatkan permusuhan itu)
Fatwa (20/164)
Wallahu alam
No responses yet