Categories:

Oleh: Puja Prasetya Nugraha*

Mau sepanjang apapun dan semenarik apapun karya sastra yang dibuat pasti juga akan akan bermuara pada akhir dari tujuan cerita karya sastra tersebut yang ditulis. Terkadang Pengarang kebingungan menentukan jalannya cerita dari sebuah karya sastra yang ditulisnya supaya tidak terkesan jalannya cerita pada karya sastra yang ditulisnya seolah-olah biasa-biasa saja dan tidak pula mempunyai jalan cerita yang mirip dengan karya sastra lainnya.
Karya sastra yang sangat menarik dari segi jalan cerita karya sastra tersebut saya temukan pada pengarang Dancing Snail karya sastranya berupa novel yang berjudul Bukannya Malas, Cuma Lagi Mager Aja (TransMedia Pustaka, 2020). Karya sastra novel tersebut terdiri dari 271 halaman yang berisikan jalan cerita pada novel tersebut terkesan kurang cocok dikonsumsi untuk penikmat karya sastra khususnya novel dikisaran kalangan usia 25 tahun ke atas, namun novel tersebut terkesan menarik dan sangat cocok dikonsumsi untuk usia 20 tahun ke atas.
Disebut sangat cocok untuk usia 20 tahun ke atas karena dari segi judul novel dan isi cerita novel tersebut menggambarkan perlunya istirahat terlebih dahulu dari kehidupan yang penuh diwarnai dengan berbagai masalah dan kesibukan agar dapat berfikir dengan jernih dan sedikit melepaskan diri dari beban masalah. Dancing Snail terkesan menulis karya sastra yang berupa novel ini seperti menceritakan kisah kehidupan seseorang yang mempunyai berbagai masalah dalam kehidupanya dan memerlukan waktu sebentar untuk menenangkan diri untuk lepas sebentar dari masalah kehidupannya.
Dengan membaca karya sastra berupa novel karya Dancing Snail ini yang sangat realistis dengan kehidupan ini. seperti yang tergambar pada bagian kedua dalam novel ini yang berjudul Hari-hari yang Melelahkan Sebagai Orang Dewasa. Selain itu juga terdapat pula pada bagian-bagian novel lainya yang menceritakan memikirkan pandangan orang lain, mimpi menjadi seseorang yang mandiri, serta kiat untuk mengatasi hati agar tidak hampa.
Dancing Snail dalam menuliskan sebuah karya sastra berupa novel ini terkesan hanya menceritakan realitas di kehidupan sehari-hari, melalui berbagai kutipan dalam novel ini yang mampu memberikan sugesti positif terhadap orang-orang yang sudah mulai merasakan keputusasaan dalam hal berusaha untuk meraih sesuatu hal yang ia impikan di dalam kehidupannya selama ini. seperti halnya yang sudah penulis alami sebelumya.
Realitas dalam novel ini cukup tergambar dengan jelas dari kutipan buku karya sastra novel ini yang berisikan ajakan istirahat sejenak untuk semua orang yang mengalami dan merasakan hiruk pikuk kehidupan pada saat sudah memasuki usia 20 tahunan yang di mana pada saat sudah memasuki usia tersebut kita semua sudah mulai menanggung beban tanggungjawab di kehidupan kita, beban masalah silih berganti bermunculan, hingga kita semua merasakan lelahnya segala masalah tersebut dari segala tuntutan hidup.
Kepandaian dan kepiawaian pengarng Dancing Snail dalam merangkai sebuah tema dalam karya sastra yang berupa novel ini. seolah-olah memudahkan pengarang Dancing Snail untuk menghadirkan cerita-cerita di dalam karya sastra novel ini. hal ini terbukti pada isi cerita novel ini yang terikat kuat dengan masalah sosial pada kehidupan sehari-hari.
Karya sastra novel ini terkesan sederhana dalam isi cerita atau jalannya cerita, namun sangat bermanfaat untuk memberikan solusi disaat kita sedang bergelut dengan segala masalah yang terus-menerus bermunculan di kehidupan kita sehari-hari.
Hal yang terkesan luar biasa dalam karya sastra novel ini pengarang menulis novel ini seolah-olah sedang bercerita tentang bagaimana kehidupannya dahulu yang penuh dengan masalah dan tidak lupa pula untuk memberikan solusi kepada pembaca untuk bangkit dan berusaha meraih apa yang pembaca impikan.

*Penulis: Puja Prasetya Nugraha, adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *