Hidup ini seperti tasbih, berawal dan berakhir di titik yang sama. Bukan tasbih kalau hanya satu butir, bukan hidup kalau hanya satu rasa.
Kehidupan akan sempurna jika telah melewati serangkaian butiran suka dan duka, tawa dan tangis, kesuksesan dan kegagalan, serta pasang surut jalan hidup.
Seperti tasbih yang melingkar, hidup juga demikian, kemanapun pergi dan berlari, tetap dalam lingkaran takdir-Nya. Dari Nya kita hidup dan kepada-Nya kita akan kembali.
Imam Ibnu Athaillah menyatakan dalam hikamnya :
لا يكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك، فهو ضمن لك الإجابة فيما يختاره لك لافيما تختاره لنفسك، وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد
“Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan “
Bosan diminta tolong terus, bosan diharapkan terus, bosan jadi tempat curhatan terus, bosan ditagih waktu terus, bosan ceritanya itu lagi itu lagi, bosan dia lagi dia lagi…. nah…… bukanlah ini sadaqah cuma-cuma?
Dalam hadits Qudsi dari ibnu Asakir, dan Al-Khathib, Allah SWT mewahyukan kepada Daud AS, bahwa
جاء في الحديث القدسي: «أوحى الله إلى داوود «عليه السلام» إن العبد ليأتي بالحسنة يوم القيامة، فأحكمه بها في الجنة، قال داوود: يا رب ومن هذا العبد؟ قال: مؤمن يسعى لأخيه المؤمن في حاجته، يحب قضاءها، قضيت على يديه أو لم تقض» رواه الخطيب وابن عساكر
ada hamba-hamba tertentu yang diperuntukan baginya derajat tinggi pada hari kiamat. Daud AS bertanya: siapakah dia? Allah mewahyukan, dialah seorang Mu’min yang memenuhi harapan dan keinginan atau permintaan saudaranya, dan suka melakukannya, baik harapan atau permintaan itu berhasil diraihnya ataupun tidak
Dalam hadits Habibi Muhammad SAW, yang diriwayatkan Ath-thabrani bahwa rasulullah SAW bersabda, bahwasanya
ان لله خلقا خلقهم لحوائج الناس، يفزع الناس اليهم في حوائجهم اولئك الآمنون من عذاب الله» رواه الطبراني
Allah memberikan keutamaan kepada hamba-hamba pilihan Nya yaitu hamba-hamba Nya yang didatangi oleh banyak saudaranya untuk meminta pertolongan, bantuan, uang, waktu, pemikiran, tenaga, dsb. merekalah orang-orang yang pasti selamat dari siksa Allah.
عن ابن عمر رضي الله عنهما وعن ابن عباس ر ضي الله عنهما قال عن النبي صلى الله عليه وسلم «من مشى في حاجة أخيه كان خيراً له من اعتكاف عشر سنين
Ibnu Umar RA meriwayatkan dari ayahnya dari Rasulullah SAW :
siapa yang memenuhi permintaan dan harapan serta hajat saudaranya, lebih baik baginya dari pada i’tikaf sepuluh tahun.
Semangat dan jangan bosan. Semoga kita bisa memanfaatkan pahala cuma-cuma yang Allah kirimkan, dan semoga kita termasuk hamba-hamba pilihan Nya untuk memenuhi hajat dan harapan saudara kita.
Apabila ada yang minta pertolongan meski dia telah zalim, selalu berpegang pada tata cara mengamalkan hadits yang kita kenal dan mungkin sudah hapal bersama, haditsnya cukup femiliar,
انصر اخاك ظالما او مظلوما
“berilah pertolongan dan dukungan kepada saudaramu dalam keadaan dia zalim ataupun mazlum”,
sahabat bertanya, “kalau mazlum, kita sudah paham, lalu bagaimana dengan menolong saudara kita yang zalim“
Rasulullah menjawab
أن تكف عنه ظلمه
“dengan cara menghentikan kezalimannya”
Cara menghentikan kezaliman saudara kita dengan cara paling sederhana dan kita kenal bersama, yaitu menegurnya, menasehatinya. Iya, semua sudah tau itu. Tapi yang acap kali luput yaitu cara menegur dan menasehatinya itu bagaimana? Tuntunan sunnah mengajarkan bahwa kita menegur dan menasehati dengan cara yg dipahami dan dapat mengena kepada saudara kita.
Ingat, yang dapat dipahami dan dapat mengena oleh saudara kita. Bukan dengan cara kita, ingat, bukan dengan cara kita. Mengapa? Karena belum tentu, cara kita itu sesuai dengannya, belum tentu cara kita akan disadari olehnya, belum tentu cara kita itu akan mengena.
Menegur dengan caramu, dan memaafkan dengan caramu, serta bersabar dengan caramu juga, belum tentu akan membuahkan hasil, dan belum tentu juga akan dipahami atau disadari oleh saudaramu, bisa jadi juga caramu menyakitinya baginya.
Sabar dan memaafkan adalah tindak lanjut dari teguran yg sesuai. Bila tiba-tiba anda marah dan sudah tidak sanggup dengam kezaliman saudaramu, cobalah anda renungkan, apakah teguran anda sesuai dengan cara yg dimengerti olehnya atau teguran itu dengan cara anda. Bila sudah sesuai, alhamdulilah.
Jangan sampai ketika anda menyajikan begitu banyak kesalahan saudaramu di hadapannya dengan dalih sudah pernah menegur, sudah pernah sabar, sudah pernah memaafkan, itu menjadi sebuah kezaliman yg anda lakukan secara tiba-tiba, sedangkan kesalahan yang berkali-kali dilakukan oleh saudaramu itu justru dia tidak menyadarinya. Sehingga bisa jadi, tujuan awal dari teguran dan nasihat anda agar adanya kesadaran dan perubahan tidak tercapai .
Di bulan Ramadhan yang penuh kebahagiaan dan kemuliaan ini, ingat, buka pikiran dan hati untuk menegur dan menasehati dengan cara yang baik dan dipahami olehnya. Dan jangan katakan bahwa anda sudah sabar, sudah sering memaafkan bila semua itu anda lakukan dengan cara anda. Muamalah Islamiyah mudah dan fleksibel dalam hal ini. Selamat menunaikan puasa Ramadhan, semoga rahmat dan ampunan, serta cinta Nya, menjadi nasib kita semua.
No responses yet