Pertama, al Istighlal bi’uyub al khalqi ( kebiasaan sibuk dengan aib orang lain). Karena pengetahuanmu tentang aib orang lain itulah hijab pertama yang akan membuatmu sulit sampai ke tujuan perjalanan ruhanimu. Kamu terlalu asik dengan pengetahuanmu itu, lalu berhenti pada perasaan bangga diri.
Kedua, Qaswatul qulub (hati yang keras). Kerasnya hati disebabkan oleh kebiasaan banyak bicara yang tidak ada manfaatnya. Sehingga melupakan makna pembicaraan yang berisi nasihat dan bernilai zikirullah.
Ketiga, Hubb ad dunya (cinta terhadap dunia). Kecintaan yang berlebihan kepada dunia. Menjadikan dunia sebagai orientasi semua aktifitas hidupnya. Bahkan aktifitas ukhrawi pun ia tujukan untuk kepentingan dan keuntungan duniawi.
Keempat, Qillat al haya ( tak punya rasa malu) jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. Dan semua itu dilakukannya terang-terangan. Bahkan kedudukan mulia, gelar terhormat yang disandangnya… tak menjadikannya malu melakukan perbuatan dosa.
Kelima, Thuul al amal (panjang angan-angan). merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat. Tapi hanya sebatas merasa. Bukan benar-benar yakin hidupnya akan lama. Orang yang panjang angan-angan biasanya pemalas dan culas. Maunya enak, tanpa melewati proses dan resikonya. Kalau ada resiko, maunya orang lain yang menghadapinya.
Keenam, zhulmun la yantahi (kezaliman yang tak pernah berhenti). Perbuatan maksiat/dosa itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya, jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan/dosa tersebut. Semisal suka bohong, berhutang tak bayar, janji tak ditepati, berkhianat atas amanat dll.
SANGGUP ???
INI SAJA SUDAH SULUK, INI NGGAK MULUK.
Jadi, tak perlu jauh-jauh ingin menjadi manusia suci, manusia pilihan, dan wali. Itu urusan Allah, jangan ikut campur! Urusan kita, beramal dan beribadah sebaik mungkin sesuai tuntunan-Nya melalui kitab-Nya dan Rasul-Nya serta para waratsat al anbiya.
No responses yet