Catatan Singkat Buku “Modernist Islam 1840-1940” Karya Charles Kurzman
Tanggal 8 Dzulhijjah 1441 H, tepat menjadi 111 tahun Muhammadiyah. Gerakan pembaharuan yang dirintis KH. Ahmad Dahlan itu terus berkhitmah hingga kini. Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU) adalah berkah untuk Indonesia dan dunia pada umumnya. Penting kiranya spirit kedua tokoh pendiri dua organisasi itu diwariskan kepada generasi muda, penerus bangsa. Karena itu, tulisan kedua tokoh tersebut menarik untuk ditelaah.
Buku setebal 390 halaman ini penting dikaji oleh generasi muda muslim. Terlebih yang peduli terhadap arah dinamika peradaban umat Islam di masa sekarang dan yang akan datang. Dari buku yang diedit oleh Charles Kurzman ini, kita dapat menziarahi buah pikir 51 tokoh pembaharu di negara muslim di Asia dan Afrika. Tokoh-tokoh ini menjadi suluh bagi masyarakat muslim di negaranya masing-masing, pada rentang tahun 1840-1940.
Dari struktur dan sistematisasi penulisan, setidaknya ada dua hal menarik dari buku terbitan Oxford Universty Press (2002) ini. Pertama, pemetaan tokoh pembaharu di atas berdasarkan wilayah. Ada 6 bab yang masing-masing menyajikan biografi, pengantar singkat, dan tulisan asli dari tokoh yang diangkat. Dimulai dari Afrika, Iran-Afghanistan, kerajaan Ottoman, Rusia, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur.
Sebagai misal, di bab ke 6; Asia Tenggara-Asia Timur, kita akan mendapati 6 tokoh pembaharu. Ahmad Dahlan (Jawa), Syaikh Ahmad Surkarti (Sudan-Jawa), Hadji Agus Salim (Sumatra-Jawa), Ahmad Hassan (Singapura-Indonesia), Syaikh Hasyim Asy’ari (Jawa), dan Yaqub Wang Jingzhai (China). Di bagian ini, kita disodori teks kunci dari karya masing-masing. Sebagai misal, KH. Ahmad Dahlan dengan tulisannya “the Unity of Human Life” dan KH. Hasyim Asy’ari dengan tulisannya “Some Advice”.
Hal menarik yang kedua adalah pemetaan isu. Dari buku ini, kita dapat melihat ragam tema yang digumuli oleh tokoh pembaharu di tahun 1840-1940 itu. Ada enam isu yang dipetakan, mulai dari kebangkitan kebudayaan, reformasi politik, penyegaran tafsir, ilmu pengetahuan dan pendidikan, hingga kesetaraan hak perempuan.
Dari pemetaan ini, setidaknya generasi muda muslim dapat menggali inspirasi. Proyek besar pembaruan Islam sangatlah luas terbentang. Baik dari cakupan wilayah teritorialnya, maupun isu yang diperjuangkan.
Lantas, mampukah kita melanjutkannya?
No responses yet