Saya merasa tidak ahli berdoa  (maqbul), sehingga saat berdoa, semata saya anggap sebagai manifestasi menapaki apa yang dititahkanNya, yakni agar kita berdoa, itu saja.

Sekalipun demikian, jangan dianggap saya tidak meyakini kekuatan doa. Saya sangat yakin, bahkan doa orang-orang tertentu adalah sebentuk inayatullah yang dalam beberapa kasus mampu “mengalihkan” dan  “mengalahkan” sunnatullah.

Saya juga berkeyakinan  doa orang tua ataupun doa orang lain adalah mustajab. Untuk itu, saya senang meminta doa kepada orang tua dan orang-orang sepuh.

Masih terkait dengan kekuatan doa, saya juga percaya kepada doa para santri, apalagi  yang mau tirakat. Malah selesai tirakatan, mereka saya minta agar bareng-bareng menyuwuk air  galon, lalu kita minum bersama-sama. Ngalap berkahnya para santri.

Saya bersyukur dan membanggakan santri yang masih remaja mau tirakat tanpa saya paksa. Mereka hanya saya beritahu bahwa saat ini  bagus untuk tirakatan  karena banyak waktu luang, maka siapa yang mau puasa silakan.

Tidak hanya tirakat, mereka juga mau belajar pencak. Atas itu semua, santri itu sabar belajar ngaji. Bayangkan, beberapa santri ada dari lulusan SD (bukan dari Madrasah Ibtidaiyyah) sehingga  harus menyesuaikan saat belajar di Muallimin yang penuh kitab dengan masuk kelas 1 A dulu selama setahun. Nanti bila naik kelas, mereka masuk ke kelas 1 B.  Tentu itu butuh kesabaran.

****

Foto subuh tadi  beberapa santri kecil. Rerata mereka masih sekolah di Muallimin kelas 1 alias setingkat SMP/MTs kelas 1, untuk anak saya masih kelas 6 MI Bahrul Ulum. Selama korona ini ada yang telah  puasa sebanyak  11 gelombang yang tiap gelombangnya dijalankan selama 3 hari (Selasa, Rabu, dan Kamis). 

Ada juga santri yang  khusus wiridan sholawatan. Ada juga yang wiridan “bismil” yakni:

(بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم)

yang telah dijalani 5 gelombang. Doa pendek yang merupakan hadis ini diijazahkan dari kiai sepuh, dan kiai sepuh menerima ijazah dari Mbah Kiai Wahab Chasbullah. 

Tentu santri yang lebih besar ada telah mengulang hizib atau doa lainnya dalam beberapa kali gelombang. Pasti ini lebih berat karena dibaca tiap maktubah dan juga pada tengah malamnya selama puasa. 

Alhamdulillah mereka semua dalam kondisi sehat dan semangat, semoga bermanfaat untuk masa depannya yang penuh berkat. Jayalah santri, jayalah NKRI …..selamat hari santri…

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *