Habib Husein bin  Abdurrahman Sagaf Assegaf adalah khalifah (pewaris)  Habib  Abdurrahman Sagaf Assegaf Al-Qhadhi. Hal tersebut  karena secara  keilmuan,  peran  sebagai  pendidik,  dan  kiprah  di  masyarakat, Habib Husein    adalah   anak    yang    paling   menonjol   dan    banyak    meneruskan perjuangan Sang  Ayah.  Semasa  hidupnya Habib  Husein  Sagaf Assegaf rajin menyambung tali  silaturahmi  dengan kerabat   Sang  Ayah,  dengan keluarga Sayyidul  Walid  Habib   Abdurrahman  Assegaf  Bukit  Duri  Jakarta,  dengan keluarga   Habib   Abu  Bakar   bin  Muhammad  Assegaf  Gresik,  dan   dengan keluarga Habib Abdul Qadir Assegaf, Jeddah.

Nasab  beliau  adalah Habib  Husein  bin Abdurrahman (Al-Qhadi)  bin Segaf  bin Husein  bin Abu Bakar  bin Umar bin Segaf  Muhammad (Al-Qhadi) bin Umar  bin Thoha  (Al-Qhadi) bin Umar bin Thoha  bin Umar ash-Shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Sayyidina  Syekh  Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad (Maula Ad-Dawilayh) bin Syekh Ali (Shohibud Dark) bin Sayyidina  Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina  (Al- Imam Al-Faqih  Al-Muqaddam)  Muhammad bin  Sayyidina  Ali bin  Sayyidina (Al-Imam)  Muhammad  (Shohib  Marbath)  bin  Sayyidina  Ali  (Al-Imam  Kholi Qosam)  bin Sayyidina  Alwi bin Sayyidina  (Al-Imam) Muhammad (Shohib  As- Shouma’ah)  bin   Sayyidina   (Al-Imam)  Alwi   Alawiyyin  (Shohib   Saml)  bin Sayyidina  (Al-Imam) Ubaidillah (Shohibul Aradh) bin Sayyidina  (Al-Imam Al- Muhajir) Ahmad  bin Sayyidina  Al-Imam Isa (Ar-Rumi) bin Sayyidina  Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina  Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina  Al- Imam  Ja’far  As-Shodiq   bin  Sayyidina   Al-Imam  Muhammad  Al-Baqir  bin Sayyidina  (Al-Imam) Ali Zainal Abidin bin (Al-Imam As-Syahid Sayyidi Syabab Ahlil  Jannah) Sayyidina  Al-Husein  Rodiyallahu  bin  Sayyidah   Fatihmah Az- Zahra binti Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam56.

Habib Husein Sagaf Assegaf lahir di Krukut, Taman  Sari, Jakarta  Barat, pada  tahun  1922  Masehi yang bertepatan dengan  tahun  1341  Hijriyah. Habib Husein kecil mendapatkan pendidikan agama   pertama kali dari Ayahnya sendiri dan dari pamannya yaitu bernama Habib Muhammad bin bdurrahman Sagaf Assegaf, sampai  saat  usia sekolah, Sang  Ayah melanjutkan pendidikan Habib Husein  ke Madrasah  Jam’iyat  Al-Khair, Jakarta. Beliau  belajar  dengan para ulama terkemuka  di zamannya. Selain mengenyam pendidikan di Jamiyat  Al-Khair, Habib  Husein remaja,  diajak oleh pamannya yang merupakan gurunya juga, rihlah thalabul ilmi ke ulama-ulama di Cirebon.

Tercatat  dari  keterangan sang  anak,  bahwa  guru-guru  Habib  Husein bin   Abdurrahman   Sagaf   Assegaf   antara    lain:   Ayahnya    sendiri   Habib Abdurrahman Sagaf Assegaf, mertuanya sendiri Habib Zein bin Abdullah Alaydrus, pamannya Habib  Muhammad Sagaf Assegaf, Habib  Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Habib  Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), Habib  Sholeh bin Muhsin Al-Hamid (Tanggul), dan  beberapa ulama lainnya.  Adapun   murid  beliau  antara   lain;  Habib   Muhammad  bin  Husein Alaydrus,   Habib   Ahmad   bin  Abdullah  Al-Athos  (ketua   Maktab   Ad-Daimi Robithah  Alawiyah Jakarta), anaknya sendiri  Habib  Hasan  bin Husein  Sagaf Assegaf, dan banyak  lagi yang lainnya.

Setelah  menikah  Habib  Husein  Sagaf  Assegaf  tidak  langsung  terjun aktif di  dunia  pendidikan dan  berkiprah  sebagai  muallim serta  pendakwah. Beliau sibuk bekerja untuk mencari nafkah layaknya seorang suami yang bertanggung jawab  atas  nafkah istri dan  anak-anaknya. Baru,  saat  mendekati usia empat  puluh tahun,  Habib  Husein  baru  benar-benar aktif terjun di dunia pendidikan, mengajar  di Jamiyat  Al-Khair, bahkan  sempat  menjabat sebagai kepala madrasah Jamiyat  Al-Khair  sejak  tahun  60  sampai  masuk  tahun  80, menjelang  akhir usianya.

Selain  aktif sebagai  pendidik,  Habib  Husein  Sagaf Assegaf juga  aktif sebagai  muallim (guru  pengajar)  di berbagai  majlis ilmu, beliau  mengajar  di Majlis Annur tempat  Habib  Ali bin Sahil di Slipi Jakarta  Pusat, di Majlis tempat Habib  Zein (mertuanya) di Krukut Jakarta  Barat,  dan  di Majlis Habib  Ali Al- Habsyi,   atau   yang  dikenal  dengan  sebutan   Islamic  Center   Indonesia  (ICI) Kwitang,  Jakarta. Selama aktif di  ICI  Kwitang Jakarta, Habib  Husein  Sagaf Assegaf ditunjuk sebagai  penyambut dan penerjemah tamu ulama yang datang dari   Negara-negera   Timur   Tengah,    sekaligus   ditunjuk   sebagai    pemberi sambutan dan  pujian  dalam bentuk  syair Arab  (Asy-Sya’ir Al-Markazi) untuk tamu ulama tersebut.

Sabagaimana cerita sang  anak,  yaitu Hiabib  Hasan  bin Husein  Sagaf Assegaf, “Abah adalah ahli bahasa Arab, ahli Fiqih, dan pandai  membuat syair Arab. Abah  Ana hoby  mengajar  fiqih, baginya  pelajaran  ini adalah pelajaran yang  paling disukai,  baik  dalam hal belajar  maupun mengajar.” Lanjut  sang anak,   “Abah  Ana  adalah  sosok  habib   yang  dalam  berpenampilan  sangat sederhana.  Abah   adalah  pribadi   yang   tidak   mau   menonjol  dan   dikenal (khumul).   Ketika   mengajar    di   Madrasah    Jamiyat    Al-Khair,  Abah   selalu berpenampilan   layaknya   ahwal,   yaitu;   berkemeja    batik   lengan   panjang, berkopiah  hitam, dan bercelana panjang. Beda halnya ketika Abah mengajar  di Majlis Ilmu yang  lain, seperti  di Majlis Habib  Ali  Al-Habsyi,  beliau memakai jubah, surban,  dan atribut lainnya sebagaimana para habaib  berpenampilan.”

Selama  aktif mengajar   di Madrasah  Jamiyat  Al-Khair, Habib  Husein bin   Abdurrahman   Sagaf   Assegaf   aktif   menulis   dan    menyusun   diktat pembelajaran yang  layak  terbit. Di antara  karya  tulisnya  adalah kitab Al-Fiqh Al-Muyassar  (ringkasan  ilmu fiqih dalam bentuk  bagan  untuk  lebih memudahkan), kitab  Musthalah Al-Hadits, dan  Asy-Sya’ir  Al-Markazy (kumpulan  syair-syair  yang  beliau  bacakan  untuk   para   tamu   ulama  yang datang  di Majlis Habib  Ali Al-Habsyi Kwitang). Semua  karya tulis beliau masih berupa  manuskrip,  ketikan mesin tik, dan  belum diterbitkan  di penerbit  mana pun. Sang anak, masih dalam upaya  menerbitkannya.

Saat  memasuki  usia 59 tahun,  Habib  Husein  bin Abdurrahman Sagaf Assegaf  wafat  menghembuskan nafas  terakhirnya   pada   tahun  1981  Masehi bertepatan dengan tahun  1401  Hijriyah,  beliau  kembali kepada Tuhan  Sang Pencipta  dan dipertemukan dengan para pendahulunya, para kekasihnya,  para leluhur yang shalihin dan shalihat, terutama bertemu  dengan Sang Kakek, yaitu Rasulullah Saw.

Sumber :  Buku 27  HABAIB  BERPENGARUH DI BETAWI: Kajian Karya  Intelektual dan Karya  Sosial Habaib Betawi dari  Abad ke-17 hingga Abad ke-21, Editor:  H. Rakhmad Zailani  Kiki, S.Ag, MM, diterbitkan oleh :  JAKARTA ISLAMIC CENTRES

Periset : Adithiya Warman,  S.Si.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *