Bualan hoaks jumlah pengikut hingga merasa paling tahu agama dan menstempel siapa yang menentang gagasan khilafah HTI adalah menentang Islam. Berikut adalah contohnya.

  • Baru saja ada penelitian tentang para aktivis eks-HTI di Surabaya. Lalu si peneliti mewawancarai perempuan HTI. Inilah omongannya:

“Jadi setelah pembubaran, seperti ada kabar burung, istilahnya kita semua mau dipenjara yang masih aktif dalam HTI. Tapi ya tidak mungkin, yang ada nanti penjaranya pasti penuh. Di Surabaya saja bisa jadi ada jutaan orang HTI, penjara mana yang mau nampung. Itu belum Sidoarjo, Gresik dan daerah kecil-kecil lainnya. Ini saja saya di UNESA, belum di UINSA, UNTAG, ITS dan kampus lainnya. Jadi ini adalah ujian dakwah untuk kita. Akhirnya banyak kabar-kabar seperti itu ternyata hanya suatu gertakan saja karena ketakutan penguasa terhadap hegemoni dakwah yang semakin Iuar biasa, semakin maju menunjukkan perkembangannnya.”

Saya tentu tidak yakin, maka saya tanyakan ulang ke peneliti apa betul ucapan perempuan HTI ada jutaan HTI di Surabaya? Jawaban peneliti, “Iya Bapak betul. Mbaknya sendiri yang bilang begitu.”

  • Ada media cetak dan online bernama MEDIA UMAT. Media ini dulu strukturnya banyak dicantumkan tokoh-tokoh Islam termasuk KH. Ma’ruf Amin. Begitulah kelihaian mereka “menggunakan” tokoh. Di bawah ini adalah penggalan beberapa kutipan  dari tulisan di MEDIA UMAT online atas pandangan tokoh eks HTI yang disebut Kiai Haji:

“Hadir KH. M. Ismail Yusanto (Pembina Media Umat) pada FGD Online kali ini dan berhasil menggugah pemikiran peserta yang hadir. Beliau mengetengahkan argumen menarik bahwa “Menyebut khilafah sebagai isme dalam khilafahisme jelas betul kebodohan, kejahilan dan kekurangajaran yang muncul dari orang tidak paham Islam. Ini harus diproses secara hukum. Hukum mendirikan Khilafah adalah fardhu kifayah sebagaimana yang disampaikan para ulama dalam kitab-kitab fiqih, termasuk buku pembelajaran yang diterbitkan Kementrian Agama.

Untuk itu, umat Islam tidak perlu lagi memperdebatkan khilafah wajib atau tidak, karena ini perkara agama yang sudah disepakati dan dipahami. Sungguh durhaka kepada Allah SWT, siapa saja yang mencoba mengriminalisasi Khilafah sebagai ajaran Islam. Padahal dia tinggal di bumi Allah yang telah memberikan banyak nikmat kepada manusia. Ini merupakan strategi pecah belah umat Islam. Strategi ini akan sukses jika umat mengikuti genderang musuh-musuh Islam. Adapun perang melawan radikalisme merupakan bagian dari war on terrorism yang kedok sesungguhnya adalah war on Islam.”

****

Setelah baca dua hal di atas tahukan siapa yang tukang nggombal dan tukang “mengangkangi” Islam? Kita dicap dan distempel seperti itu persis kayak Wahabi yang juga gampang menstempel kita dg syirik dan bid’ah.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *