Dahulu seringkali Syaikhona Maimoen Zubair menjelaskan tentang hubungan baik antara keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq dan keluarga Sayyidina Ali bin Abi Tholib.
Beliau menyitir syi’ir yang dibaca sebelum Maulid Diba’ sebagai berikut:
ولنا خير الأنام أب ۞ وعلي المرتضى حسب
وإلى السبطين ننتسب ۞ نسبا ما فيه من دخن
كم إمام بعده خلفوا ۞ منه سادات بذا عرفوا
مثل زين العابدين علي ۞ وابنه الباقر خير ولي
والإمام الصادق الحفل ۞ وعلي ذي العلى اليقين
Terjemahnya kurang lebih seperti di bawah ini:
Kami mempunyai ayah sebaik-baik makhluk, Rosululloh.
Dan kami adalah keturunan AIi bin Abi Tholib yang diridloi.
Kami bernasab kepada kedua cucu, Al-Hasan dan Al-Husain, nasab yang suci dari kotoran.
Banyak imam yang menggantikan sesudahnya,
Dan dikenal dengan para sayyid.
Seperti Zainal Abidin yaitu Ali.
Dan putranya yaitu Baqir sebaik-baik wali.
Dan Imam Ja’far Ash-Shodiq yang penuh keberkahan.
Dan Ali yang mempunyai ketinggian dan keyakinan.
Sebelum membahas tentang hubungan itu, kita akan membahas tentang keluarga Abu Bakar terlebih dahulu.
Sayyidina Abu Bakr As-shidiq mempunyai istri yaitu:Qutailah binti Abdul Uzza yang dinikah kemudian dicerai pada zaman jahiliah.
- Dari pernikahan ini dikaruniai putra putri bernama Asma’ dan Abdulloh.
Setelah hijrah, Qutailah datang ke Madinah dengan membawa berbagai hadiah untuk Asma’. Tetapi hadiah itu tidak diterima oleh Asma’ karena Qutailah belum masuk Islam. Saat kabar ini sampai kepada Rosululloh, beliau memerintahkan kepada Asma’untuk berbuat baik kepada ibunya.
- Ummu Rumman binti Amir dari Bani Kinanah.
Sebelum menikah dengan Abu Bakar, Ummu Rumman menikah dengan orang lain. Setelah suaminya meninggal, Ummu Rumman dinikahi oleh Abu Bakar dan dikaruniai putra bernama Abdurrahman dan Sayyidah Aisyah Ummul Mu’minin.
Ummu Rumman pun masuk islam bersama Abu Bakar.
- Habibah binti Khorijah bin Zaid Al-Anshoriyyah. Beliau dari suku Khozroj Madinah.
Dari pernikahan ini dikaruniai putri bernama Ummu Kultsum yang lahir setelah wafatnya Abu Bakar.
- Asma’ binti Umais.
Sebelumnya, Asma’ menikah dengan Ja’far bin Abi Tholib. Ia mengikuti suaminya berhijrah ke Habasyah, kemudian mengikuti hijrah ke Madinah.
Setelah Ja’far wafat dalam perang Mu’tah, ia menikah dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan dikaruniai putra bernama Muhammad bin Abu Bakar yang lahir pada saat haji wada’ tahun kesepuluh hijriah.
Setelah Abu Bakar meninggal, Asma’ binti Umais menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Tholib dan dikaruniai putra bernama Yahya.
Dari kisah ini, kita mendapatkan pelajaran tentang hubungan baik antara Sayyidina Abu Bakar dengan Sayyidina Ali.
Disampaikan itu kita akan membahas tentang hubungan baik itu yang terus bersambung sampai keturunan beliau berdua.
Abdurrahman bin Abu Bakar, putra Abu Bakar dengan Ummu Rumman mempunyai putri bernama Asma’ binti Abdurrahman bin Abu Bakar.
Muhammad bin Abu Bakar, putra Abu Bakar dengan Asma’ binti Umais mempunyai putra bernama Al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar.
Asma’ binti Abdurrahman bin Abu Bakar menikah dengan Al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar, dan dikaruniai putri bernama Fathimah Ummu Farwah.
Fathimah Ummu Farwah menikah dengan Sayyid Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Tholib. Pernikahan ini dikaruniai putra bernama Ja’far Shodiq. Kata Shodiq ini disematkan sebagai tanda bahwa Sayyid Ja’far juga sebagai keturunan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.
No responses yet