Pencegahan masalah gerakan radikal terorisme harus terus dilakukan.  Letkol Cpl. Hendro Wicaksono, S.H., M.Krim. (Kepala Subdirektorat Kontra Propaganda BNPT) mengatakan “..karena Radikal terorisme merupakan ancaman luar biasa pada bangsa kita. Yang diserang itu keyakinan kita, bukan fisik. Jika keyakinan itu salah, butuh waktu lama untuk merubah keyakinan itu.”

Menurutnya, apa yang terjadi sekarang, kelompok radikal ini sudah berubah cara perekrutannya. Kalau dulu fokus pada amaliyah jihad. Sekarang sasarannya adalah perempuan, anak-anak dan remaja. 

Hal ini disampaikan dalam kesempatan FGD “Peran Media Massa dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme” di Hotel Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta Selatan. Rabu, 20 Maret 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 23 pimpinan redaksi media islam.

Di tahun 2023, lanjutnya, kita wajib berikan apresiasi kepada aparat, Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Polri beserta TNI dan masyarakat luas yang mendukung penegakan hukum. Karena Indonesia zero attack terorism, tidak ada serangan terorisme sepanjang tahun 2023. 

“Mereka fokus pada perekrutan, pengumpulan dana dan konsolidasi. Mereka memburu sasaran lain agar tetap eksis memperjuangkan keyakinannya. Kemudian fokus pelatihan, seperti pada tahun 2022 ada di Sumatra Utara dan Jawa Timur.”

Bagaimana paham radikal itu bisa tersebar? Tentu melalui tidak ruang yaitu Reguler (keluarga dekat seperti bapak, ibu, istri dan anak), alternatif (saudara) dan emergency (masyarakat sekitar lingkungan). Kasus Radikal terorisme bisa menimpa siapa saja. Bahkan ada di lingkungan TNI, POLRI, ASN dan BUMN.

Bagaimana strategi pemerintah dalam hal ini BNPT dalam mencegah gerakan ini. Dibutuhkan Grand strategi  yang melibatkan peran pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan dunia usaha.

Beberapa hal yang telah dilakukan adalah melakukan kontra radikalisasi melalui kontra narasi, propaganda dan kontra ideologi. Telah dibentuk duta dunia maya dan duta damai santri di 18 Provinsi dengan 900 orang anggota. Bertujuan untuk membentuk Agen Perdamaian, Wadah dalam menyuarakan perdamaian, Peningkatan partisipasi Generasi Muda dalam pencegahan Terorisme.

Kemudian Sinergitas Kementerian/Lembaga dengan melibatkan 46 kementerian untuk mencegah berkembangnya paham radikal di kalangan masyarakat. Dilakukan melalui pendekatan lunak atau soft power approach dari hulu ke hilir sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga yang dikoordinasikan oleh BNPT selaku leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia.

Pada tahun 2021, total 46 kementerian/lembaga terlibat dalam kegiatan sinergisitas dan telah melaksanakan 731 kegiatan fisik dan non-fisik di 5 provinsi sasaran (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah).

Kesiapsiagaan nasional juga telah dilaksanakan dengan mewujudkan kewaspadaan nasional tentang bahaya terorisme.  Karena itu BNPT telah meresmikan warung  NKRI di 16 tempat di 13 Kota/Kabupaten. Di sisi lain Penguatan moderasi beragama juga terus dilakukan.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *