Hizib tidak lepas dari perjalanan para pejuang NKRI (Hizbullah Sabillah). Buku sejarah Tambakberas mengungkap adanya ijazahan hizib sejak sebelum kemerdekaan, perang 10 Nopember 1945, peristiwa PKI 1965 juga saat era Orde Baru. Bahkan tradisi ijazahan ini berlangsung hingga saat ini.
Beberapa hizib mengandung muatan “pemberesan” bagi pemegang kuasa yang zalim (tidak adil, tangan besi, menindas, mengeksploitasi dan menakuti dll). Di bawah ini contoh sebagian penggalan dari hizib dengan muatan makna yang “nggegirisi” bila ditirakati dan diistiqomahkan serta dibaca dengan diarahkan kepada yang dituju:
1. Penggalan hizib Nashor:
يَامَنْ لاَيُعْجِزُهُ قَهْرُالجَبَابِرَةِ, وَلاَ يَعْظُمُ عَلَيْهِ هَلاَكُ الْمُتَمَرِّدَةِ الْمُلُوْكِ وَاْلأَكَاسِرَةِ, وَاْلأَعْدَاءِ الْفَاجِرَةِ, أَسْئَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كَيْدَ مَنْ كاَدَنَا فِى نَحْرِهِ, وَمَكْرَ مَنْ مَكَرَ بِنَا عَائِدًا عَلَيْهِ, وَحُفْرَةَ مَنْ حَفَرَلَنَا حُفْرَةً وَاقِعًا فِيْهَا, وَمَنْ نَصَبَ لَنَا شَبَكَةَ الْخِدَاعِ, اِجْعَلْهُ يَاسَيِّدِى مُسَاقًا إِلَمِنَيْهَا, وَمُصَادًا فِيْهَا وَأَسِيْرًا لَدَيْهَا.
“Wahai Dzat yang tidak bisa dilemahkan oleh kekuatan pemaksa, dan yang “tidak sulit” untuk membinaskan raja-raja, kaisar-kaisar dan musuh-musuh yang durjana. Aku memohon kepada-Mu jadikan kejahatan orang yang hendak berbuat jahat kepada kami akan kembali kepadanya; juga rekadaya orang yang merekadaya kepada kami kembali kepada dirinya; demikian pula galian orang yang menggali lubang untuk kami membuatnya jatuh sendiri ke dalamnya; jadikan juga orang yang memasang jaring tipuan kepada kami terjerumus ke dalamnya, binasa di dalamnya dan tertawan (terperangkap).”
2. Hizib Nawawi selain diarahkan kepada “penguasa zalim juga kepada gangguan jin dan manusia pada umumnya. Adapun penggalan redaksinya adalah:
اللّهُمَّ اجْعَلْنِى وَ إيَّاهُمْ فِى حِفْظِكَ وَعِيَاذِكَ وَعِيَالِكَ وَجِوَارِكَ وَأَمْنِكَ وَأَمَانَتِكَ وَحِزْبِكَ وَحِرْزِكَ وَكَنَفِكَ وَسِتْرِكَ وَلُطْفِكَ وَمِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَسُلْطَانٍ, وَإِنْسٍ وَجَانٍّ, وَبَاغٍ وَحَاسِدٍ, وَسَبُعٍ وَحَيَّةٍ وَعَقْرَبٍ, وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا
“Ya Allah! Jadikanlah aku dan mereka (sahabat-kerabat) selalu dalam pemeliharaan-Mu, perlindungan-Mu, keluarga-Mu, tetangga-Mu, keamanan-Mu, amanah-Mu, golongan-Mu, benteng-Mu, naungan-Mu, tirai-Mu dan kelembutan-Mu, dari syetan dan penguasa (zhalim), dari manusia dan jin, pendurjana dan si hasud, binatang buas, ular, kalajengking, dan dari kejahatan semua yang melata di bumi yang ubun-ubunnya dalam genggaman-Mu.”
Adapun hizib Thoir tidak diarahkan ke penguasa tapi kepada semua pihak yang bermaksud buruk kepada kita. Penggalan redaksinya:
اللهم من عاداني فعاده، ومن كادني فكده، ومن بغى علي بهلكة فأهلكه، ومن نصب لي فخه فخذه، وأطفئ عني نار من شب لي ناره، واكفني هم من ادخل علي همه وادخلني فى درعك الحصينة واسترلي بسترك الواقي
“Ya Allah aku memohon siapa yang memusuhiku maka musuhilah, siapa yang berbuat jahat kepadaku maka balaskanlah, dan siapa yang merancang kehancuran kepadaku, maka hancurkan, siapa yang memasang perangkap untukku, maka ambillah, matikanlah api yang hendak dinyalakan untuk membakar diriku, “hilangkanlah” rasa khawatir yang dimasukkan oleh orang kepadaku, dan masukkanlah saya ke dalam “baju besi-Mu” yang kokoh, dan tutuplah saya dengan tirai yang mampu menjagaku.”
***
Dari contoh tiga hizib di atas, para santri untuk sementara waktu nirakati dan mengamalkan hizib Thoir. Alhamdulillah beberapa santri sudah berulangkali nirakati hizib Thoir. Semisal Rawi 9 kali (9×3 hari) Aghits 9 kali, Jitra 6 kali, Hamid 5 kali, Alan 4 kali, Javed 3 kali, dan Rozi 3 kali. Hizib ini banyak faedahnya. Nanti saya tulis satu contoh bukti faedahnya.
Kembali ke judul, kenapa hizib penghancur diarahkan ke penguasa? Mungkin karena memang secara umum orang kalau sudah berkuasa tidak sedikit yang menyeleweng dan bahkan sewenang-wenang dengan berbagai levelnya. Menjadi penguasa hanya bisa berada dalam dua kemungkinan. Membawa mafsadah atau membawa maslahah.
No responses yet