Pangeran Syarif Ali bin Syarif Abdurrahman Al Aydrus adalah kepala pemerintahan landschap Sabamban yang sering disebut juga kerajaan Sabamban (kepangeranan Sebamban), salah satu daerah yang termasuk wilayah pemerintahan Hindia Belanda di Borneo Timur (sekarang termasuk wilayah provinsi Kalimantan Selatan)

Saat itu, Kepala Pemerintahaan Sabamban bergelar Pangeran (bukan Sultan). Di wilayah Kalimantan Tenggara tersebut terdapat pula Kerajaan Pagatan, Kerajaan Kusan dan Kerajaan Paser yang status daerahnya setara tetapi sedikit lebih tinggi (kerajaan). Daerah-daerah di Kalimantan Tenggara tersebut pada 17 Agustus 1787 merupakan daerah yang diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC diwakili Residen Walbeck kemudian menjadi properti milik perusahaan VOC, selanjutkan menjadi milik Hindia Belanda yang menggantikan VOC. Pangeran Syarif Ali mengepalai daerah Sebamban dengan berpenduduk sekitar 250 jiwa, tidak termasuk para penambang, kebanyakan orang Banjar dan beberapa orang Bugis. Daerah Sebamban ini menghasilkan intan, emas, batubara, beras, dan kayu.

Syarif Ali Al-Aydrus adalah cucu dari Raja (Tuan Besar) Kerajaan Kubu yakni Syarif Idrus Al-Aydrus, yang pada awalnya menetap di daerah Kubu mendirikan kerajaan Kubu, di Kalimantan Barat (bersama keluarga bangsawan Kerajaan Kubu). Namun karena ada konflik keluarga, maka beliau menghindar diri dan hijrah ke Banjarmasin, biar tak terjadi perpecahan yang lebih rumit.

Ketika beliau pergi dari Kalimantan Barat ke Kalimantan Selatan, beliau sebenarnya telah memiliki satu istri dan berputra dua orang yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Al-Aydrus. Ketiganya beliau tinggalkan, tetap berada di Kerajaan Kubu, sedangkan beliau berlayar melalui sepanjang pesisir selatan Kalimantan hingga sampai di daerah Banjar.

Di daerah Banjar tersebut, beliau mendirikan Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar Pangeran Syarif Ali Al-Aydrus. Pada saat beliau menjadi Raja Sabamban ini, beliau menikah lagi dengan 3 (tiga) wanita yakni pertama Putri dari Sultan Adam dari Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan, kedua dari Putri dari Sultan Bugis di Sulawesi Selatan dan ketiga Putri dari Sultan Bone, juga di Sulawesi Selatan. Pada saat beliau telah menjabat sebagai Sultan di Sabamban inilah, kedua putra beliau dari Istri pertama di Kubu, Kalimantan Barat yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus menyusul Beliau ke Angsana, di Kesultanan Sabamban dan ikut menetap bersama Ayahandanya.

Dari keempat istri beliau baik yang dari Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan maupun dari Sulawesi Selatan, memiliki 12 (dua belas) putra yakni 1. Syarif Hasan Al-Aydrus (Makamnya dekat pemakaman raja Sebamban) 2. Syarif Abubakar Al-Aydrus (Makamnya di Angsana, dekat pantai) 3. Syarif Musthafa Al-Aydrus (Makamnya di Tatakan, Rantau) 4. Syarif Thaha Al-Aydrus (Makamnya di Tanah Bumbu, Batulicin) 5. Syarif Hamid Al-Aydrus (Makamnya di Batulicin, Tanah Bumbu) 6. Syarif Ahmad Al-Aydrus (Makamnya di Tanah Bumbu, Batulicin 7. Syarif Muhammad Thahir Al-Aydrus (Makamnya di Kalimantan Barat) 8. Syarif Umar Al-Aydrus (Makamnya di Tarjun, Kotabaru) 9. Syarif Husein Al-Aydrus (Makamnya di Pulau Laut, Kotabaru) 10. Syarif Shalih Al-Aydrus (Makamnya di Angsana, dekat pantai) 11. Syarif Muhammad Al-Aydrus (Makamnya di Angsana dekat pantai) 12. Syarif Utsman Al-Aydrus (Makamnya di Pagatan, Tanah Bumbu)

Syarif Hasan bin Pangeran Syarif Ali Al-Aydrus mempunyai putra bernama Syarif Qasim Alaydrus, menjadi Raja II Sabamban sepeninggal kakeknya yaitu Pangeran Syarif Ali bin Syarif Abdurrahman Al-Aydrus. Sesudah Syarif Qasim Al-Aydrus ini, kerajaan tidak diteruskan hingga akhirnya Kerajaan Sabamban ini hilang dari bumi Kalimantan Selatan.

Setelah wafatnya Sultan Syarif Ali Al-Aydrus, jabatan sultan tidak diteruskan oleh putra-putra beliau, akan tetapi yang menjadi Raja II atau Sultan II Sabamban seperti telah disebut di atas adalah justru cucu beliau yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Aydrus, putra dari Syarif Hasan Al-Aydrus (Syarif Hasan adalah putra Sultan Syarif Ali Al-Aydrus dari Istri pertama, waktu Syarif Ali masih menetap di kerajaan Kubu, Kalimantan Barat).

Jadi sepanjang sejarahnya, kesultanan Sabamban ini hanya dijabat oleh dua Sultan saja, yaitu pendirinya Sultan Syarif Ali Al-Aydrus sebagai Sultan I dan cucu beliau sebagai Sultan II Sabamban yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Aydrus.

Sementara itu, setelah tidak ada lagi Kesultanan Sabamban tersebut, anak-cucu keluarga bangsawan dari keturunan Sultan Syarif Ali Al-Aydrus ini, menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan Selatan pada umumnya dan ada sebagian yang hijrah ke Malaysia, Filipina, pulau Jawa dan di belahan lain daerah Nusantara hingga saat ini.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *