Mengapa hilaturrahim menjadi sikap terpuji yang dianjurkan oleh al-Qur’an dan Hadits Rasulullah? Ternyata manusia sebagai makhluk sosial akan kesulitan menemukan kebahagiaan dan kemudahan hidup tanpa menyambung kasih sayang dengan dengan manusia yang lain. Shilaturrahim bisa dilakukan dengan beragam model dan cara. Kapanpun dan di manapun sesungguhnya kita bisa bershilaturrahim. Prinsip utama shilaturrahim adalah kemauan untuk mengapresiasi dan berempati dengan orang lain dibarengi dengan kehendak kuat meruntuhkan dominasi egoisme diri.

Dengan shilaturrahim kita bisa mendapatkan pencerahan, wawasan baru, gagasan baru, pandangan baru, bahkan bisa endapatkan rizki yang tidak diduga-duga. Hikmah yang paling penting adalah bertambahnya orang yang selalu siap mendoakan kebaikan untuk kita, bahkan di saat kita terpejam lelap dalam pangkuan bumi pertiwi.

Tadi pagi dan siang saya bershilaturrahim ke Jember. Saya bertemu dengan banyak tokoh dalam berbagai bidang. Ada Prof. K. Harisuddin, Kepala Kemenag Lumajang, Pengasuh pondok lengkap dengan ustadz-ustadznya dan lain-lain. Ada banyak kisah unik yang saya dengar langsung dari pelaku, mulai tentang pengobatan sakti di beberapa tempat sampai pada urusan pendidikan karakter anak. Salahsatu kesimpulan paling penting dari pertemuan tadi adalah pentingnya kita duduk berkumpul dengan manusia-manusianya Allah, karyawan-kayawannya Allah. Ada bahagia di sana.

Akhirnya saya pamit pulang karena malam ini saya tugas shilaturrahim ke pondok di Sampang. Saya tulis catatan ini di perjalanan menuju Sampang. Barokahnya shilaturrahim di Jember, mobil saya dimuati edamame, okra, buah-buahan dan lainnya. Betul sekali yang disabdakan Rasulullah, bukan? Semoga kita semua dilapangkan rizeki dan dipanjangkan umur dalam sehat dan iman.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *