Padah tahun 1955 Presiden Soekarno mengunjungi kota Rasulullah Saw Al Madinah Al-Munawwaroh. ia disambut dan didampingi langsung oleh Raja Saudi Saud Bin Abdul Aziz. Seperti dikisahkan oleh Habib Husein Muthohar – pengarang lagu 17 Agustus yang mendampingi Bung Karno saat itu – ketika beliau sampai di Madinah beliau bertanya kepada Raja Saudi : 

” Dimana makamnya Rasulullah SAW wahai raja?”. 

Raja Saud bin Abdul Aziz menjawabnya :

 “Oh itu makam Rasulullah SAW sudah terlihat dari sini”. 

Saat itu juga Bung Karno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraannya. 

Raja Saudi pun heran dan bertanya balik kepada Bung Karno : 

“Kenapa Anda melepaskan itu semua?”. 

Bung Karno menjawab dengan tegas: 

“Yang ada di sana itu Rasulullah SAW, pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu!”. 

Kemudian Bung Karno berjalan merangkak menghampiri makam Baginda Nabi SAW.

Apa yang dilakukan Bung Karno saat ziarah ke Makam Nabi patut diapresiasi dan ini merupakan sebuah penghormatan sejati yang membuat takjub Raja Saudi.

Dr Soeharto, dokter pribadi yang ikut serta dalam rombongan haji Bung Karno menuturkan, betapa ia merasa beruntung. Sebab, tidak seperti kebanyakan jemaah haji yang lain, Bung Karno dan rombongan diperkenankan masuk ke ruangan makam Nabi Muhammad SAW di areal Masjid Nabawi, Madinah. 

Mangil Martowidjojo, komandan Polisi pengawal pribadi presiden yang juga ikut dalam rombongan, menceritakan dalam bukunya  Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967  : 

“Ketika berziarah.. Lama Bung Karno berdiri mengheningkan cipta, berdoa di samping makam Nabi Muhammad… Bung Karno menangis seperti anak kecil yang menangis..keras dan lama,” 

Lihatlah betapa besar bentuk ketundukan dan kecintaan seorang Bung Karno kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran ke seluruh jagad raya. Bagi Soekarno, pangkat dan kemampuan yang dimilikinya tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang bisa menandingi derajat dan pangkat yang Rasulullah SAW miliki sebagai kekasih Allah.

Beberapa orang mengaitkan peristiwa ini dengan ramainya kunjungan peziarah ke tempat peristirahatan terakhir Soekarno di Blitar, Jawa Timur. Hingga hari ini makam Bung Karno masih menjadi tujuan wajib bagi mereka yang ingin menyelami perjalanan panjang sejarah Indonesia, khususnya di daerah Jawa Timur. Tak lupa para peziarah bermunajat untuk Bung Karno dan kebaikan negara ini.

Inilah berkah atas penghormatan tertinggi yang Soekarno berikan kepada Nabi Muhammad SAW.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *