Oleh: Eliyas Yahya (Santri yang jadi Petani dan Pebisnis Online Dari Jombang Jawa timur)
Jika kita membahas kemerdekaan Indonesia, tidak lepas dari peran KH Wahid Hasyim, Pria Kelahiran 1 Juni 1914 ini adalah salah satu Anggota termuda di BPUPKI, PPKI dan Panitia Sembilan yang bertugas menyusun Piagam Jakarta.
Beliau memiliki nama asli Abdul Wahid Hasyim, pernah menjadi Menteri Agama dalam tiga Kabinet pada masa Pemerintahan Presiden Soekarno,putra dari KH Hasyim Asy’ari dan ayah dari Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid ini sudah aktif didunia politik ketika baru berusia 24 Tahun (1983) diawali dengan bergabung pada Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), organisasi massa dan partai Islam saat itu.
Tujuh kata dalam sila pertama Pancasila pada Piagam Jakarta yang berbunyi : “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Beliaulah salah satu pencetusnya.
Selian itu,dalam kegiatan belajar mengajar beliau menciptakan metode pendidikan baru dengan cara membuat pesantren melek terhadap ilmu umum, dipadukannya ilmu pesantren dan ilmu umum dalam satu wadah yang bernama Madrasah Nizzamiyah Tebu Ireng. Walaupun ini mendapat tentangan keras dari ayah beliau KH Hasyim Asy’ari.
Beliau adalah contoh pemuda yang Produktif dan Kreatif,diusia 18 tahun beliau sudah menguasai bahasa Inggris, Belanda dan Arab, diusia itu beliau berangkat ke Makkah untuk Belajar, diusia 21 Tahun beliau berhasil membuat Madrasah Nizzamiyah di Pesantren Tebu Ireng, diusia 24 Tahun beliau bergabung pada MIAI sebuah partai politik Islam pada saat itu, tak hanya MIAI beliau juga aktif di Organisasi Islam Nadhatul Ulama.
KH Wahid Hasyim meninggal akibat Kecelakaan Mobil ketika hendak mendatangi Rapat Nadhatul Ulama di Sumedang pada tanggal 19 April 1953 di usia 38 tahun dan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang
Jasa-jasa beliau terhadap Indonesia sangatlah banyak sehingga beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 24 Agustus 1964 melalui Keppres Nomor 206 Tahun 1964.
No responses yet