Ngaji Alquran sudah mulai, sekolah Diniyyah juga mulai,  belajar di sekolah pun sudah berjalan, tapi masih daring. Para santri setelah kemarin sore menyapu dan sepakbola, tadi malam mereka mencari hiburan alternatif. Pukul 22.00 mereka berkumpul di teras rumah dan wiridan bareng sebentar sekitar 3 menit lalu menguji  rambut mereka. Saya memang membiarkan santri berambut panjang selama belum sekolah masuk normal. Tapi saya bilang asalkan sembodo silakan memanjangkan rambut. Sembodo semisal rambut bersih dan tambah ganteng, plus semakin suka belajar dan tirakat serta wiridan.

Hasilnya? Ada yang rambutnya tidak bisa dipotong, ada yang terpotong sampai  tugel, ada yang  juga yang terpotong hanya beberapa helai. Saling bercanda setelahnya. Pokoknya mereka gembira agar semakin kuat imunnya, selain tambah mantap keyakinan kepada “kedahsyatan”Nya. Kalau saya mah, putus itu rambut kalau saya potong.

****

Sekitar tahun 1981,  Kiai Sayuthi, Kalipait, Banyuwangi kalau mengisi akik agar pemakai bisa kebal dilakukan dengan cara “aneh”.  Akik dengan embannya dimasukkan ke panci, lalu direbus dan dibacakan Hizib Bahr. Kalau akik  sudah mengapung (persis kayak masak bakso), berarti sudah terisi ilmu kekebalan. 

Akik tersebut bisa langsung dites untuk kekebalan kulit, tapi tidak bisa untuk rambut. Agar bisa untuk rambut ternyata harus tirakat dan wiridan doa Salamun  dibaca sebanyak  313 kali sambil puasa tiga hari.  Ini doa salamun yang saya lihat di internet (jangan qobiltu ya hehe).

سَلَٰمٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ

سَلاَمٌ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ

سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ

سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

 سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

Alhamdulillah santri tanpa puasa hanya dengan membaca doa masing masing yang dimiliki selama tiga menit. Hasilnya ya seperti di video di bawah ini.

****

Sebetulnya para santri tidak diajarkan ilmu kebal seperti kolosekti, bajubesi, samaraangin, kluntungwesi, rajabasra, tangeli Nabi Adam atau model Arab seperti Jaljalut dan lain-lain. Namun efek lelakon istiqomahnya ternyata bisa seperti itu. 

Kalau ada yang tanya kenapa potong rambut? Pertama, saat ini baru saja Idul Adha, banyak kambing dan sapi dipotong lehernya. Masak para santri tidak boleh sekedar latihan potong rambut hehe? Kedua, mereka sedang melestarikan penggalan tarekat di Nusantara

https://historia.id/kultur/articles/debus-dan-tarekat-di-banten-DwrXK

Ketiga, ilmu yang termanifestasi dari yang dilakukan santri dahulu adalah digunakan oleh pejuang. Baca kisah Kang Junaidi yang melawan penjajah saat diberondong peluru 

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=785837438880349&id=100023623007183

****

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *