Pesantren memiliki peran yang sangat mendasar dalam membangun anak bangsa. Karenanya dengan adanya pesantren maka anak bangsa bisa dengan mudah mengekspresikan keagamannya. sehingga dengan mudah memabngun kualitas dan kesalehan seseorang sebagai bentuk roh kebangsaan. Tindakan sosial yang terjadi di kalangan pesantren menciptakan ruang untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang mengarah kepada nilai-nilai adi luhung yang tertanam secara bersamaan.
Nuansa sikap sosial yang dilakukan oleh santri dalam beraktifitas kesehariannya ini, tentunya tidak lepas sati sentuhan-sentuhan tangan dingin seorang kiai, posisi kiai di pesantren sebagai pengawas sosial gerak gerik santri dan spritualitas santri di lingkungan pesantren. Tentunya modal yang diperlukan santri untuk memperkuat identitas kebangsaannya ini ialah terletak dari kekuatan moral santri itu sendiri, karena santri tentunya diajarkan mengenai etika saling menghormati satu sama lainnya. Dan di dunia pesantren santri tidak mengenal yang namanya kasta atau sebagainya, santri satu dengan yang lainnya tentunya sama kedudukannya. Santri dan pesantren memiliki peran yang sangat mulya karena keduanya mampu memberikan kontribusi terhadap keseimbangan sosial masyarakat.
Dengan keberhasilannya santri dan pesantren dari masa ke masa ini, menunjukan sebagai identitas bangsa. Identitas bisa dibentuk juga dalam upaya memberi kontribusi yang bersifat baik terhadap sebagian dari saudara sebangsanya. Santri didik untuk selalu menjaga komitmennya, karena komitmen merupakan bentuk tanggung jawab dan kesetiannya sebagai santri. Dalam kesetian kepada diri sendiri dan orang lain terjalin kemampuan menepati janji. Kemampuan tepat janji adalah identitas yang stabil karena meski terjadi perubahan, tetap bisa diandalkan.
Kiai memiliki peran yang penting dan strategis, tidak saja misi pengembangan agama tapi sekaligus pengembangan bangsa. Hal ini didasarkan pada kenyataan sosial keagamaan dimana Kiai menjadi referensi ilmu pengetahuan agama dan panutan bagi masyarakat, dan tutur kata maupun perbuatannya, baik secara pribadi maupun yang tergabung dalam sebuah organisasi.
Kiai memiliki otoritas untuk menyiarkan dan mengembangkan agam serta mimbimbing masyarakat dalam konteks berakhlak yang mulia. Kiai memiliki peran penting melanjutkan misi kerasulan pasca nabi terakhir.
Pada perkembangannya, Kiai tidak saja menguasai seluk beluk agama, tetapi juga mengetahui bidang ilmu umum lainnya. Karenanya tugas dan peran Kiai yang begitu penting itu, selayaknya tidak mencampuradukan dengan tugas-tugas politik, apalagi tugas politik praktis. Hal ini dikhawatirkan tugas utamanya membina dan mengembangkan Islam terabaikan.
Posisi Kiai menjadi penting dan strategis karena didasarkan pada realitas sosiologis dan religious. Pertama Kiai adalah orang yang menguasai seluk beluk agama dan mengetahui ilmu pengetahuan non agama, baik secara teoritis maupun praktis contoh sebagian kecilnya adalah politik. Ilmu yang dimiliki Kiai menjadi kekuatan bagi mereka uantuk menyebarkan dan mengembangkan misi agama dan kemasyarakatan secara mudah. Kedua Kiai memiliki pengikut yang pasti. Para pengikut umumnya tidak selalu karena ajakannya, semata-mata karena ilu yang dimiliki dan melihat teladan yang ditunjukan dalam masyarakat. Kiai umumnya memiliki tingkat keikhlasan yang tinggi. Pengambidan yang diberika untuk membina masyarakat adalah pengabdian semata-mata karena melaksanakan misi agama. Kiai selalu konsisten membantu masyarakat dalam berbagai kepentingan, tidak hanya agam saja, tapi juga secara sosial memberikan pelayanan yang tidak kenal waktu, tempat dan pertimbangan materi. Maka peran dan tanggung jawab Kiai yang begitu mulya itu sama sekali bukan karena mendapatkan perintah atau imbalan materi dari pemerintah, akan tetapi itu murni dari hati nuraninya.
No responses yet