Jelajah Nusantara selanjutnya menuju Kecamatan Wanayasa, masih dalam wilayah Purwakarta. Lokasi tidak jauh dari dua tempat yang telah dikunjungi Zainul Milal Bizawie, Makam Syekh Baing Yusuf dan Mama Sempur.
Menurut Penulis Buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie, bahwa perkembangan Islam di Purwakarta, tidak lepas dari Pesantren di Wanayasa.
Di situ Wanayasa Kampung Cibulakan, Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa terdapat makam Kiai Warga Nala (Kiai Agung) dan Mas Bagus Jalani (Kiai Gede). Keduanya merupakan tokoh ulama di Wanayasa.
Menuju lokasi yang ada di tengah-tengah Situ Wanayasa, cukup sulit karena jembatan sudah rusak. Terpaksa Z. Milal melewati setu dengan bantuan bambu, dan air ketinggian lutut orang dewasa.
Salah satunya, makam Kyai Ageung (w.1603). Menurut cerita, Kyai Ageung yang nama aslinya Raden Tisnadireja Bin Tirta Nagara yang pernah mensyiarkan ajaran islam di Wanayasa.
Pendiri Pesantren Saung Agung yang lokasinya persis di sekitar Situ Wanayasa sejak 1586, adalah keturunan kesultanan Banten.
Seperti tertulis dalam papan keterangan makam, Kiai Gede atau Raden Tisnadireja atau Bagus Jaelani menurut silsilah keluarga, masih keturunan dengan Sultan Agung Mataram atau lebih tepatnya cucu Bupati Kaliwungu. Ia mempunyai 4 orang anak, yakni Bagus Asmadi, Bagus Ali Jamadin, Bagus Jamaludin dan Bagus Ali Murtala.
Perkembangan Islam berikutnya tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh Aria Wangsa Goparana dan syekh Muhyi Pamijahan dan diteruskan Syekh Baing Yusuf Purwakarta serta Mama Sempur.
16 Responses