Manusia itu makhluk misterius. Kita acap terperangah, tidak mengerti, ada orang-orang yang sehari-hari dikenal berperilaku baik hati, murah senyum, mengucapkan salam setiap bertemu orang, aktif beribadah, mengaji kitab suci dan suka sedekah, tiba-tiba melakukan kejahatan. Ada yang korupsi, ada yang memukul orang-orang yang dicintainya ; isteri atau anaknya, ada yang begitu mudah mencaci maki, mengumbar kata-kata kotor, bahkan yang paling misterius adalah manusia yang aktif marakit bom untuk membunuh dirinya sendiri sekaligus membunuh orang lain yang tidak melakukan kejahatan apapun atau perbuatan berdosa bahkan justeru sedang memuliakan Tuhan di tempat ibadahnya. 

Belakangan ada guru ngaji al Quran di mesjid, tiba-tiba dikabarkan begitu ramai memerkosa beberapa murid ngajinya di tempat yang suci itu. Beberapa waktu lalu ada kabar viral, seorang anak tokoh agama dan pemilik lembaga pendidikan keagamaan tradisional  mencabuli anak-anak didiknya.

Dahulu kala ada orang yg dipanggil Ibnu Muljam. Ia dikenal sebagai orang yang taat dalam beribadah, rajin shalat, puasa dan bahkan hafal Al-Qur’an. Orang-orang di sekitarnya mengagumi dan memujinya sebagai orang saleh, mulia dan ahli surga. Tapi sejarah mencatat bahwa dialah pembunuh sayidina Ali bin Abi Thalib menantu dan sepupu Nsbi Saw. Orang-orang tercengang, bagaimana mungkin?. 

Lebih misterius lagi bagaimana mungkin ada “suami dan isteri yang saleh” rela membunuh dirinya sendiri, isterinya dan empat anak-anak yang menjadi buah hati mereka, dengan bom yang dirakitnya sendiri.

Hati apakah yang menggerakkan “keluarga saleh” itu hingga mereka seperti dengan senang hati membunuh diri mereka sendiri?. Bagaimana mungkin buah hati dan cinta mereka yang dirindukan dan dinanti- nanti hadirnya tega dibunuh?. Konon mereka ingin segera masuk sorga yang penuh keindahan. Benarkah?.

Di sisi lain kita terperangah dan menaruh kekaguman yang penuh bagaimana mungkin ada orang yang berani menerobos ruang yang mengancam nyawanya, demi menyelamatkan seorang bocah 8 tahun yang terluka akibat bom yang diledakkan ayahnya sendiri. Bocah berjilbab itu terlempar dan menjerit sakit.

Orang yang menyelamatkan bocah itu justeru seorang anggota polisi yang sering dicitrakan oleh mereka, buruk dan jahat. Bahkan oleh “keluarga saleh” di atas dan ayah bocah itu dianggap manusia paling buruk yang harus dimusnahkan. Kata-kata pa polisi yang membuat hati kita mengharu-biru adalah : “Saya tidak peduli ada bom lagi atau tidak, anak ini harus selamat”. 

Hati apakah yang menggerakkan polisi itu, hingga dia siap nyawanya sendiri terenggut oleh ledakan bom?.

Lalu siapakah yang masuk sorga : “Keluarga Saleh” dan ayah bocah perempuan itu atau kah pak Polisi ini, andai dia mati terbakar ledakan bom?.

Kita nyatanya tak bisa mengetahui dengan pasti apa yang tersembunyi di balik tubuh kasar, di balik mata yang menatap tajam atau sayu, atau di balik wajah manis, lembut, santun atau wajah yang tampak kasar atau kumis panjang manusia itu. Kita juga tak pernah tahu apa yang tersebunyi dibalik jubah yang terjurai panjang atau sorban yang tergulung besar itu.

Cerita di atas hanyalah beberapa contoh saja tentang misteri manusia.

Bagaimana akal bisa menjelaskan misteri manusia ini?. Akal apakah yang bisa mengurainya?. Dan yang paling penting adalah indikator apa saja yang bisa dipercaya atas fenomena manusia yang sarat misteri dan paradoks itu?. Dan kita harus bagaimana?

17.05.21

HM

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *