Kontributor: Ahmad Firdaus (Mahasiswa UIN Jakarta)
- Bab Bersikap Lemah Lembut Kepada Anak Yatim, Anak-Anak Perempuan dan Orang Lemah
Manuskrip di atas merupakan salah satu koleksi Kementerian Agama. Dalam manuskrip tersebut, tidak diketahui waktu penulisan serta penulisnya. Kementerian Agama juga tidak mengetahui judul dari manuskrip tersebut. Karena kebanyakan isi dari manuskrip tersebut berkaitan dengan akhlaq, maka manuskrip tersebut diberi julul Akhlaq. Manuskrip yang ditulis di kertas Eropa tersebut, tidak ditemukan halaman awal dan akhir. Selain itu, tinta yang digunakan adalah tinta bewarna hitam dan merah untuk rubrikasi. Diantara isi dari manuskrip tersebut ialah bab tentang bersikap lemah lembut kepada anak yatim, anak-anak perempuan dan orang lemah.
Sikap lemah lembut, merupakan sikap yang menempel erat pada diri Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW., kita harus menjadikannya sebagai tauladan dalam bersikap. Dalam Qur’an surat Al-Ma’un, Allah SWT. memerintahkan agar kita tidak menghardik anak yatim. Itu artinya Allah memerintahkan agar kita bersikap lemah lembut kepada anak yatim. Kita juga dianjurkan untuk memberi makan atau memelihara anak yatim. Karena nanti, orang yang memelihara anak yatim, ketika di Surga akan dekat dengan Nabi SAW., yaitu sedekat jari telunjuk dengan jari tengah. Sebagaimana hadis Nabi SAW. yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang artinya:
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu anhu, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu.”
Dalam berdakwah, Rasulullah SAW. selalu menyampaikannya dengan lemah lembut. Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat Ali ‘Imran ayat 159, yang artinya:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (peperangan, politik, ekonomi dan lain-lain).”
Dari ayat tersebut, jelas bahwa Allah SWT. memerintahkan kita untuk bersikap lemah lembut bukan hanya kepada orang yang baik dengan kita. Namun, kita juga harus berbuat baik kepada orang yang memusuhi kita. Alm. Ust. Jefri Al-Buchori pernah mengatakan, “Pada dasarnya manusia itu memiliki sifat lemah lembut dan cerdas, hanya saja dalam perjalanannya nafsu yang tidak baik telah mengotorinya”.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjadikan Nabi Muhammad SAW. sebagai suri tauladan kita. Kita harus mencontoh akhlaq Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW. diutus Allah SWT. menjadi Rasul, yaitu untuk menyempurnakan akhlaq. Kita harus contoh lemah lembutnya Nabi SAW. kepada semua orang. Karena dengan lemah lembut, hati yang keras bisa menjadi cair. Karena dengan lemah lembut, suasana yang panas bisa menjadi dingin. Dan dengan lemah lembut juga, kita bisa merubah lawan menjadi kawan.
No responses yet