Categories:

Kontributor:  Ahmad Labib Salman (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dzikir manaqib merupakan salah satu wujud kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat muslim, pada akhirnya menjadi sebuah rutinitas pada momen momen tertentu, yang merupakan proses penggabungan antara budaya lokal dengan Islam. Hal inilah yang sangat terlihat pada kegiatan dzikir manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani diberbagai pelosok negeri ini. Dengan demikian, dzikir manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani, yang sampai detik ini masih dilestarikan dan dikembangkan di pondok pondok pesantren.

Sebenarnya kata manaqiban berasal dari kata مَناقِبُ yang berarti biografi, kemudian ditambah dengan akhiran ‘an’ menjadi manaqiban yang berarti kegiatan pembacaan manaqib biografi Syaikh Abdul Qadir Zailani, seorang wali yang legendaris di Indonesia.

Proses dari isi yang dibaca saat manaqib itu meliputi silsilah nasab Syaikh Abdul Qadir Zailani, sejarah hidupnya, akhlaq dan karomah-karomahnya, disamping itu tercantum juga do’a-do’a bersajak (nadzhom) yang bermuatan pujian-pujian dan tawassul berdo’a kepada Allah SWT melalui perantara Syaikh Abdul Qadir Zailani.

Orang orang yang terlibat dalam acara manaqib ini diantaranya adalah masyarakat dan tokoh-tokoh sekitar, dan adapula yang sengaja mengikuti kegiatan ini dari daerah lain, namun pada umumnya kegiatan ini kebanyakan berasal dari pulau Jawa dan Madura.

Dan ternyata telah ditemukan manuskrip manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani yang hingga saat ini masih terjaga dan berfungsi dengan baik isinya.

Foto-foto di atas merupakan manuskrip atau tulisan lama/kuno dari pada manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani yang di tulis langsung oleh pengarangnya. Namun sangat di sayangkan, nama pengarangnya dan tahun penulisannya tidak disebutkan dalam manuskrip tersebut. Manuskrip ini dapat di akses di https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-detail/lkk-jabar2014-trk004.html#ad-image-13 sedangkan kitab-kitab manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani yang sekarang sudah tersebar luas dan banyak di gunakan di pondok-pondok pesantren di Indonesia khusunya pulau Jawa dan Madura.

Berikut manfaat serta harapan para pengamal manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani diantaranya :

  • Untuk mendapat keberkahan dari pembacaan manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani dan hubungan dari masyarakat sekitar menjadi semakin rukun serta semakin erat tali persaudaraan diantara mereka. Hal tersebut didasarkan adanya keyakinan bahwa Syaikh Abdul Qadir Zailani adalah wali qutub yang sangat istimewa dan sangat di hormati di Indonesia, yang dapat mendatangkan berkah dalam kehidupan seseorang.
  • Dan biasnya para jamaah membawa botol yang berisi air dan mendekatkan kepada imam atau pemimpin acara tersebut dengan tujuan mendapat berkah dari do’a-do’a yang dibaca.
  • Acara tersebut biasanya diselenggarakan dalam rangka selamatan, tasyakuran dan kegiatan-kegiatan lainnya, dapat disimpulkan bahwa acara tersebut sebagai simbol atau wujud bentuk syukur kita atas limpahan nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT.

Dalam kitab Alawi al-Haddad, mishbah al-Anam wa jala’ azh-Zhulam,menjelaskan “ketahuilah! Seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan kebaikan, agar ia mendapat berkah dan anugrah, terkabulnya do’a dan turunnya rahmat di depan para wali, di majelis-majelis dan perkumpulan mereka, baik yang masih hidup ataupun sudah yang sudah wafat, di kuburan mereka, ketika mengingat mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam berziarah kepada mereka, serta ketika mengingat keutamaan mereka, dan pembacaan riwayat hidup mereka”.

Para wali merupakan hamba-hamba yang shaleh, dekat dengan Allah, dan dipilih oleh Allah sendiri. Banyak sejarah hidup para wali atau yang kita kenal sekarang dengan nama manaqib, yang telah dibukukan, seperti manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani ini. Karena mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah maka sudah sewajarnya jika kita mencintai mereka.

Sedangkan salah satu hal yang bisa menambah rasa kecintaan kita kepada wali adalah dengan membaca manaqibnya. Dengan membaca manaqibnya kita bisa mengetahui kesalehan dan kebaikannya, dan hal ini tentunya akan menambah kecintaan kita kepadanya.

Namun perlu di ingat bahwa secara umum diterimanya manaqiban Syaikh Abdul Qadir Zailani oleh para ulama dan kyai di Indonesia dan di pulau Jawa khusunya, karena manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani ini menyebutkan nama para Nabi yang shahih, khusunya pribadi Syaikh Abdul Qadir Zailani. Hal tersebut diyakini sebagai salah satu amal shaleh atau suatu kebaikan.

Dari sini dapat kita pahami bahwa membaca manaqib Syaikh Abdul Qadir Zailani itu sangat baik. Karena akan menambah kecintaan kita kepada beliau, yang notabennya adalah seorang wali Allah, bahkan beliau disemati gelar sebagai sulthan al-awliya atau pemimpin para wali.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *