Categories:

Kontributor: Lina Meilina (Mahasiswi UIN Jakarta)

Perlu kita ingat bahwa para ulama di Nusantara sangat berjasa dalam menyebarkan khazanah pengetahuan terkhusus tentang Islam, salah satunya melalui naskah yang mereka tulis di masa lalu yang dinamakan manuskrip. Naskah kuno tersebut memiliki usia lebih dari lima puluh tahun dengan beragam pengetahuan Islam atau umum, dan ditulis dengan berbagai macam bahasa yang sesuai dengan percakapan yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun kebayakan dari manuskrip tersebut ditulis dengan bahasa dan aksara kuno yang jarang sekali dipakai di di zaman modern seperti sekarang.

                Hal tersebut menimbulkan kesenjangan antara aksara dan bahasa yang ditulis dalam naskah kuno dengan pengetahuan modern. Akibatnya tak sedikit dari manuskrip tersebut hanya di pandang sebagai barang antik yang tidak berarti untuk kepentingan masa depan. Padahal di dalamnya terdapat banyak sekali pengetahuan yang masih selaras dengan pengetahuan modern. Maka dari padanya kita sebagai generasi pemuda Islam harus ikut berperan penting dan menjaga manuskrip tersebut dengan mengkajinya, baik menggunakan pendekatan Filologi ataupun Kadikologi.

Namun dalam tulisan pertama saya kali ini akan menggunakan pendekatan Filologi. Bagi yang belum mengetahui apa itu Filologi, sebagaimana yang dikatakan dosen saya Muhammad Nida Fadlan, Dosen Filologi UIN Jakarta, Filologi ialah suatu ilmu yang mengkaji tulisan-tulisan tangan atau manuskrip yang ditulis pada zaman dahulu dengan kegiatannya menyunting atau merekonstruksi isi teks tersebut agar bisa dibayangkan dekat dengan aslinya.

Manuskrip yang akan saya kaji kali ini adalah koleksi dari Teuku Nurdin Raja Hitam seorang kolektor benda-benda antik yang berdomisili di Ciputat Tangerang Selatan. Tidak ditemukan judul dan penulis dari naskah ini namun dalam isinya menjelaskan tentang shalat, yakni pentingnya melaksanakan shalat, tatacara pelaksanaanya, dosa meningalkan shalat dan wirid setelah shalat. Namun fokus kajian saya yaitu tentang pentingnya shalat dan dosa bagi yang meninggalkannya. Sayang sekali akibat wabah covid-19 yang melanda hingga saat ini, saya tidak bisa mengunjungi pemilik naskah yang tinggal di Ciputat untuk bisa melihat teks aslinya dan menanyakan secara mendalam isi dari pada naskah tersebut yang menggunakan bahasa Arab dan Aceh. Saya menemukan naskah ini dari naskah digital dan  kalian bisa mengaksesnya melalui https://lektur.kemenag.go.id/lkk-banten2016-nrd048.html

Namun dengan keterbatasan bahasa yang saya miliki, saya akan berusaha untuk menyampaikan isi dari pada naskah tersebut yang menerangkan tentang fiqih shalat. Pengarang naskah ini dalam menyampaikan materi tentang shalat banyak menggunakan kutipan dari hadis Nabi Saw. Beliau hanya menusliskan isi daripada matannya tanpa menyampaikan sanad dan perawinya, namun ada sebagian yang memakai rawiyul a’la atau perawi pertama.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat, hal ini membuktikan bahwa shalat ialah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua umat Islam yang sudah baligh dan berakal dan sebagai syarat Islamnya seseorang. Shalat juga merupakan amalan yang pertama kali akan dimintai pertangungjawaban dan sebagai penentuan diterimanya amalan-amalan yang lainnya nanti di hari kiamat. Jika selama kita hidup di dunia jarang sekali atau lalai dalam melaksanakan shalat, maka bagaimana amalan lain akan diterima. Maka dari padanya jangan pernah meninggalkan shalat dan berusahalah untuk shalat tepat waktu.

                Di dalam kutipan hadis yang termuat dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa sesungguhnya orang yang sedang melaksanakan shalat, ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, ketika itu pula Allah berada diantaranya dan diantara kiblat yang senantiasa tak henti-hentinya terus melihat gerak gerik yang kita perbuat. Dan orang muslim akan berada sangat dekat dengan Tuhannya ketika ia sedang melaksanakan sujud.

                Shalat juga merupakan tiangnya agama, siapa saja yang telah melaksanakan shalat maka ia sedang mendirikan agama dan siapa saja yang meninggalkan dengan tidak melaksanakan shalat maka ia sedang meninggalkan agamanya, riwayat lain mengatakan pula ia sedang merobohkan agamanya. Dikatakan demikian karena shalat menjadi penentu amalan yang lainnya, perhatikan saja di sekeliling kita dan bandingkan orang yang sering melaksanakan shalat dengan orang yang sering melalaikannya. Pasti sangatlah berbeda bukan, ketika orang yang melaksanakan shalat hidupnya akan terus berada dalam ketaatan karena merasa takut dan tidak berani meninggalkan perintah Tuhannya sehingga segala sesuatu yang Allah perintahkan akan ia laksanakan dengan senang hati dan meninggalkan pula segala yang telah dilarang-Nya. Namun jika seseorang dalam melaksanakan shalat saja sudah jarang sekali dilakukan maka bisa dipastikan ia juga akan lalai dalam melaksanakan kewajiban lain yang telah Allah tetapkan dalam artian ia akan berani melawan perintah Allah swt.

                Keuntungan yang akan kita dapatkan ketika melaksanakan shalat ialah terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Hal demikian benar adanya karena ketika kita melaksanakan shalat kita akan terus mengingat Allah karna megetahui bahwa kita selalu dalam pengawasannya baik dalam keadaan shalat maupun tidak, dimanapun dan kapanpun sehingga kita akan merasa takut dan akhirnya meninggalkan perbuatan keji tersebut. Orang yang melaksanakan shalat juga akan diberikan petunjuk oleh Allah sehingga ia selalu dalam pengampunan-Nya dan selalu berada di jalan yang benar.

Ketika kita menjaga shalat dengan selalu melaksanakan tepat pada waktunya yang telah ditentukan dan mendawamkannya setiap waktu, maka Allah akan memberikan kita sembilan macam kemulian. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Utsman bin Affan, lihat kutipan hadisnya dalam gambar berikut ini:

  1. Akan dicintai oleh Allah swt
  2. Berada dalam keselamatan hidup
  3. Dijaga oleh para malaikat
  4. Didatangkan keberkahan di dalam rumahnya atau tempat tinggalnya
  5. Wajahnya akan diperlihatkan nanti di hari akhir dengan wajah orang-orang shaleh
  6. Allah akan melembutkan hatinya
  7. Melewati jalan sirathal mustaqim secepat kilat yang bersinar
  8. Diselamatkan dari api neraka
  9. Selalu didekatkan dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak bersedih hati.

Nabi Muhammad saw juga mengatakan bahwa shalat diibaratkan seperti sebuah pohon yang memiliki tiga buah, buah yang pertama diibaratkan akan dibebaskan dari panasnya api neraka, kedua dimasukan kedalam surganya Allah dan buah yang ketiga akan diperkenankan melihat Tuhannya nanti di hari akhir.

Faedah Melaksakan Shalat

                Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa banyak sekali hikmah dan faedah yang akan kita dapatkan ketika melaksanakan shalat. Diantaranya ialah, yang pertama ketika kita melaksanakan shalat dzuhur dan ashar, maka jumlah rakaat yang kita kerjakan adalah 8 rakaat dan siapa saja yang melaksakan kedua shalat fardu tersebut maka akan dibukakan baginya pintu surga. Kedua jika kita melaksanakan shalat maghrib dan isya, jumlah rakaat yang telah kita kerjakan yaitu 7 rakaat maka siapa saja melaksanakan dua shalat fardu tersebut maka Allah akan menutupi tujuh tingkatan dari neraka jahanam. Terakhir  ketika melaksanakan shalat shubuh yang jumlah rakaatnya ada dua, maka dirakaat pertama Allah akan mengampuni dosa yang ia lakukan pada malam hari dan dirakaat kedua Allah akan mengampuninya yang dilakukan di siang hari.

                Nabi Muhammad saw bersabda: “Ketika seorang hamba sedang berdiri untuk mengerjakan shalat, maka saat ia mengucapkan lafadz ‘Allahu Akbar’ ia diibaratkan seperti baru keluar (dilahirkan) dari rahim ibunya. Ketika sedang mengucapkan ‘Audzubillahi minasyaithani ar rajiimi’ maka Allah mencatat sepuluh dari anggota badannya seperti ibadah selama setahun. Ketika ia mengucapkan surat Al Fatihah maka seperti melaksanakan haji dan umroh. Ketika ia ruku’ maka seperti bersedekah yang beratnya seperti emas. Ketika membaca lafadz ‘subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdihi’ maka pahalanya seperti membaca semua kitab yang Allah turunkan dari langit. Saat ia membaca sami’allahu liman hamidah maka Allah melihatnya seperti sedang melihat sebuah rahmat. Saat ia sujud maka Allah memberikan ia kebaikan sejumlah dengan banyaknya setan dan jin. Ketika ia membaca ‘subhaana robbiyal a’la wabihamdihi’ maka Allah memberinya ia pahala seperti telah membebaskan seorang hamba sahaya. Dan terakhir ketika ia duduk tasyahud maka dibukakan baginya pintu-pintu surga, dan masuklah dari pintu mana yang ia kehendaki tanpa hisaban”

Hukuman Bagi Orang yang Tidak Melaksanakan Shalat

                Seorang muslim yang dengan sengaja meninggalkankan shalat maka ia telah melakukan dosa yang sangat besar kepada Allah Swt. Karena termasuk dosa yang sangat besar maka banyak sekali hukuman berupa siksaan yang diberikan Allah bagi siapa saja yang meninggalkan.

Diantara hukuman tersebut ialah jika seseorang meninggalkan shalat dengan sengaja maka Allah akan mencatatnya di pintu neraka sehingga ia nantinya harus di masukan ke dalam api neraka yang sangat panas. Jika ia juga berkali-kali sengaja meninggalkan dengan tidak melaksanakan shalat maka ia di anggap seorang kafir. Seorang yang meninggalkan shalat juga dianggap seperti seseorang yang sedang menyembah berhala. Selain itu Allah tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat, Allah juga akan mengeluarkan ia dari dalam kuburnya yang dileher orang tersebut terdapat kalajengking yang masih hidup.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

تارك الصلاة على صحية لا ينظر الله اليه ولايزكيهم ولهم عذاب اليم الا ان يتوب فيتوب الله اليه

Artinya: “Siapa saja yang meninggalkan shalat dalam keadaan shalat, maka Allah tidak akan melihatnya, dan tidak pula akan menyucikannya dan baginya adzab yang sangat pedih. Kecuali jika ia bertaubat maka Allah akan mengampuninya.”

                Nabi Muhammad juga mengatakan orang yang meninggalkan shalat secara sengaja maka ia akan tetap berada dalam panasnya neraka jahanam selama delapan puluh hukub, dan dalam satu hukub itu lamanya seperti delapan puluh tahun. Maka jika dikalikan ketia seseorang meninggalkan shalat fardu sekali saja maka hukumannya berada dalam neraka jahanam selama 6.400 tahun. Naudzubillahi mindzalik

                Dari penjelasan yang telah saya paparkan maka jangan sekali-kali kita meninggalkan shalat apalagi dengan sengaja, karena Allah akan membalasnya dengan adzab yang sangat pedih. Dan berusahalah untuk mengerjakan shalat tepat pada waktunya sesuai waktu yang telah ditentukan. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi ita semua aamiin.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *