Categories:
Oleh: Fajerul Huda

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia selalu tidak lepas dari kegiatan kerohanian. Dan itu bisa dilakukan dengan skala besar ataupun kecil misalnya pengajian dari para mubaligh ataupun majlis ilmu yang ada di madrasah ataupun dipondok pesantren. Pesatnya penyebaran Islam di Indonesia merupakan keberhasilan dari para ulama-ulama masa dulu yang mengajak masyarakat untuk memeluk agama Islam dengan cara yang ramah dan tidak memakai cara-cara kekerasan. Para ulama membaur dengan kehidupan masyarakat sehingga lebih mudah untuk berdakwah di dalamnya. Islam masuk di Jawa sekitar abad ke 11 dengan ditemukannya makam-makam para Auliya pada saat itu. Islam juga sangat tegas dalam hal keyakinan atau biasa disebut akidah. Akidah secara etimologi merupakan perjanjian atau ikatan, sedangkan secara terminologi akidah merupakan keyakinan hati seseorang untuk meyakini sesuatu dengan sepenuh hati tanpa ada kebimbangan dan keraguan di dalamnya. Kemudian menurut Al Ghazali akidah yaitu sifat yang telah tertanam di dalam jiwa yang dapat melahirkan kebiasaan atau perbuatan yang gampang dilaksanakan tanpa harus berfikir lama. Keyakinan merupakan suatu hal yang harus dan penting untuk dimiliki setiap muslim, karena hal itu merupakan identitas diri sebagai seorang mukmin. Akidah juga termasuk suatu hal yang sangat vital sebagai alat untuk mencapai ma’rifat kepada tuhan.

Kemudian hubungan antara akidah dengan aqoid 50 merupakan suatu hal yang berkesinambungan, karena aqoid 50 bisa menjadi alat yang menjembatani seseorang untuk dapat memiliki akidah yang kuat dan benar. Hal itu menjadi dasar di dalam memahami keesaan Allah dan sifat para rosul, tentunya jika seseorang itu tidak mempelajari akidah mulai dari yang paling dasar maka ia akan sulit menjaga akidah nya ketika dirinya dihadapkan oleh situasi-situasi yang dapat merusak akidah keislamannya. Penjelasan rinci di dalam Aqoid 50 secara rinci yaitu berisi sifat wajib bagi Allah jumlahnya ada 20, sifat muhal Allah jumlahnya ada 20,  sifat Jaiz Allah jumlahnya ada 1, sifat wajib rosul jumlahnya ada 4, sifat muhal rosul jumlahnya ada 4 dan sifat Jaiz rosul jumlahnya ada 1 kemudian kesemuanya itu ditotal menjadi 50, lali oleh ulama kuno supaya lebih mudah di ingat disebut dengan aqoid 50 atau Muqtaqod 50. Penjabaranya yaitu sebagai berikut, Sifat wajib bagi Allah yang jumlahnya ada 20 antara lain :

  1. wujud, artinya ada, yaitu meyakini bahwa Allah itu suatu dzat yang benar-benar ada,
  2. Qidam, artinya dahulu, yaitu meyakini bahwa Allah itu merupakan dzat yang awal.
  3. Baqo, artinya kekal, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang abadi selamanya.
  4. Mukholafatul lilhawadisi, artinya berbeda dengan makhluk, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang berbeda dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta.
  5. Qiyamuhu binafsihi, artinya berdiri sendiri, yaitu yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang tidak membutuhkan bantuan siapapun.
  6. Wahdaniya artinya maha esa, yaitu  meyakini bahwa Allah itu dzat yang tidak ada sekutu baginya.
  7. Qudrot artinya Maha kuasa, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang menguasai seluruh alam semesta
  8. Irodat artinya maha berkehendak, yaitu meyakini bahwa Allah itu memiliki kehendak yang tidak bisa di tolak oleh makhluk.
  9. ‘ilmu artinya maha mengetahui, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta
  10.  Hayat artinya maha hidup, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang hidup dan menghidupi seluruh makhluk.
  11. Sama’ artinya maha mendengar, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang tidak tuli
  12. Bashor artinya maha melihat, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang melihat segala sesuatu yang di perbuat oleh makhluk.
  13. Kalam artinya maha berfirman, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang memiliki Kalam tidak bisa
  14. Qodiron artinya Dzat yang maha kuasa, yaitu meyakini bahwa Allah itu memiliki kekuasaan
  15. Muridan artinya Dzat yang maha berkehendak, yaitu meyakini Allah mempunyai kehendak yang tidak bisa di cegah
  16. ‘Aliman artinya Dzat yang maha mengetahui, yaitu meyakini bahwa Allah itu dzat yang mengetahui segala sesuatu baik yang samar atau yang terlihat
  17. Hayyan artinya Dzat yang maha hidup, yaitu Allah tidak mati
  18. Sami’an artinya Dzat yang maha mendengar, yaitu Allah mendengar semua permintaan dari hamba-hamba nya
  19. Bashiron artinya Dzat yang maha melihat, yaitu Allah menyaksikan kejadian yang terjadi di alam semesta
  20. Mutakaliman artinya Dzat yang maha berfirman, yaitu Allah bisa berbicara melalui kalamnya

Kemudian sifat muhal Allah juga ada 20 antara lain :

  1. Adam artinya tidak ada
  2. Hudus artinya baru
  3. Fana’ artinya rusak
  4. Mumasalatul Lil hawadisi artinya sama dengan makhluk
  5. Ikhtiyaju lighairihi artinya berdiri sendiri
  6. Ta’adud artinya berbilangan
  7. Ajzun artinya lemah
  8. Karohatun artinya terpaksa
  9. Jahlun artinya bodoh
  10. Mautun artinya mati
  11. Somamun artinya tuli
  12. ‘ama artinya buta
  13. Bakamun artinya bisu
  14. Ajizan artinya Dzat yang lemah
  15. Karihan artinya Dzat yang terpaksa
  16. Jahilan artinya Dzat yang bodoh
  17. Mayyitan artinya Dzat yang mati
  18. Ashomma artinya Dzat yang tuli
  19. A’ma artinya Dzat yang buta
  20. Abkama dzat yang bisu

Sifat Jaiz bagi Allah yaitu fi’lu kulli mukminin auratkuhu artinya Allah behak mengadakan dan meniadakan sesuatu kemudian sifat Jaiz rosul yaitu a’rodul Basyariah artinya rosul bersifat seperti manusia biasa butuh makan, minum, tidur dan lain lain tetapi tidak sampai mengurangi derajat kerasulannya.

Sifat wajib bagi rosul ada 4 yaitu :

  1. Siddiq artinya jujur
  2. Amanah artinya dapat dipercaya
  3. Tabligh artinya menyampaikan
  4. Fathonah artinya cerdas

Sifat muhal bagi rosul ada 4 yaitu :

  1. Kadzib artinya bohong
  2. Khianat artinya tidak dapat dipercaya
  3. Kitman artinya menyembunyikan
  4. Baladah artinya bodoh

Itulah penjabaran dari aqoid 50 yang harus dimengerti dan dihafalkan oleh setiap muslim dan perlu diperhatikan bahwa sifat muhal baik itu sifat muhal Allah dan sifat muhal rosul merupakan sifat yang tidak mungkin ada pada Allah dan rosul karena muhal merupakan sesuatu sifat cacat dan kecacatan tidak mungkin terdapat pada keduanya. Dan setiap orang mukmin wajib meyakini sifat-sifat wajib baik Allah ataupun rosul.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *