Mencintai orang shaleh, yg merupakan perwujudan cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, kiranya bisa menimbulkan kerendahhatian dan optimisme dalam beragama, karena bisa mendapatkan bimbingan mereka, keberkahan mereka dan turunnya Rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.
Al-Allamah al-Muhadits Syaikh Abu Al Ula Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al Mubarakfuri atau Imam al Mubarakfuri rahimahullah (wafat 1353 H / 1934 M), menyebutkan dalam Tuhfatul Ahwadzi syarah Sunan at Tirmidzi (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah], juz 7, hal 53), tentang bagaimana seorang muslim yg tidak mampu melakukan banyak amal seperti orang2 saleh, agar tetap optimis, dan terus mempertahankan cinta pada Allah, Rasul-Nya dan para shalihin.
مَنْ أَحَبَّ قَوْمًا بِالْإِخْلَاصِ يَكُونُ مِنْ زُمْرَتِهِمْ وَإِنْ لَمْ يَعْمَلْ عَمَلَهُمْ لِثُبُوتِ التَّقَارُبِ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَرُبَّمَا تُؤَدِّي تِلْكَ الْمَحَبَّةُ إِلَى مُوَافَقَتِهِمْ
“Jika seseorang mencintai kalangan saleh dgn ikhlas, maka sebagaimana dinyatakan Nabi, ia termasuk golongan mereka, kendati amalannya tidak seperti yg dilakukan orang2 saleh tadi, sebab keterpautan hati dgn mereka. Kiranya rasa cinta itu memotivasi agar bisa berbuat serupa.”
Intinya, Jika seseorang mencintai orang saleh, maka seperti dinyatakan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, ia termasuk golongan mereka kendati amalannya tidak seperti yg dilakukan orang2 saleh tadi, sebab keterpautan hati dgn mereka.
Salah satu pesan Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi atau Imam Syafi’i rahimahullah (28 Agustus 767 M, Gaza – 20 Januari 820 M, Fustat, Mesir) adalah :
ما أحد الا وله محب ومبغض, فان كان لا بدّ من ذلك, فليكن المرء مع أهل طاعة الله عز وجل.
“Setiap orang pasti ada yg mencintai dan ada yg membenci, karena engkau tidak dapat menghindar dari hal tsb… maka bergabunglah bersama orang2 yg ta’at kepada Allah subhanahu wa ta’ala”.
Dalam kitab Sahih Bukhari (hadis nomor 3412) dan juga termaktub dalam kitab Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari, karya Al-Hafizh Al-Imam Syaikhul Islam Amirul Mukminin fi Hadits Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kinani al-‘Asqalani al-Mishri Asy-Syafi’i atau Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah (18 Februari 1372 M – 2 Februari 1449 M, Kairo, Mesir)
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb rahimahullah (Abu Ayyub Sulaiman bin Harb bin Bujail Al-Azdiy Al-Makkiy wafat 224 H / 838 M di Bashrah), telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid rahimahullah (Abu Isma’il Hammad bin Zaid bin Dirham Al-Azraq wafat 179 H / 795 M di Bashrah), dari Tsabit rahimahullah (Abu Muhammad Tsabit bin Aslam wafat 127 H / 744 M di Bashrah), dari Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundab bin ‘Amir bin Ghanm bin ‘Adi bin Malik bin Taimullah bin Tsa’labah bin ‘Amr bin al-Khazraj Al-Anshari atau Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu (612 M, Madinah – 709 M, Basra, Irak) ia menceritakan bahwa seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan berkata :
“Wahai Rasulullah kapankah tibanya hari Kiamat? Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah yg telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari Kiamat?” Orang tsb berkata, “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya engkau akan bersama yg engkau cintai.” Demi mendengar sabda Rasulullah tsb, Anas bin Malik berkata, “Tidak ada sesuatu yg menggembirakan kami setelah masuk Islam, melebihi kegembiraan kami terhadap sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya engkau bersama yg engkau cintai.” Lalu Anas berkata, “Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya juga Abu Bakar dan Umar dan aku berharap semoga kelak bisa dikumpulkan bersama mereka walaupun tidak bisa beramal dgn amalan mereka.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallah)
Dalam kitab Musnad Ahmad atau Al-Musnad atau Al-Musnad Al-Kabir nomor 12574, karya Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-Syaibani adz-Dzuhli atau Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah (164 – 241 H/ 780 – 855 M di Baghdad Iraq), terdapat juga riwayat hadits jalur sanad dan redaksi berbeda yg bersumber juga dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu sbg berikut :
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ حَدَّثَنِي حُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ قَالَ حَدَّثَنِي ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا قَدَّمْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Telah bercerita kepada kami Zaid Bin Al-Hubab rahimahullah (Abu Al Husain Zaid bin Al Hubbab bin Ar Rayyan Al ‘Akaliy wafat 230 H / 844 M di Kufah) berkata, telah bercerita kepadaku Husain Bin Waqid rahimahullah (Abu ‘Ali Al Husain bin Waqid wafat 159 H / 775 M di Himsh Syuriah), berkata, telah bercerita kepadaku Tsabit al-Bunani rahimahullah (Abu Muhammad Tsabit bin Aslam wafat 127 H / 744 M di Bashrah) berkata, telah bercerita kepadaku Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu, seseorang berkata, wahai Rasulullah, kapan kiamat?. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) bersabda, “Apa yg kau telah persiapkan?”. Dia menjawab, cinta Allah dan RasulNya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menjawab, ” Kamu bersama yg kau cintai”.
Periwayatan dgn lafadz2 tsb, diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi rahimahumullah dan yg lainnya melalui ragam jalur periwayatan yg banyak, bahkan sebagian Ulama hadits masyhur menyebutkan bahwa jalur periwayatan ini mencapai derajat hadits mutawatir. Ibnu Katsir dalam tafsir Surat asy-Syûrâ mengatakan, “Ini diriwayat dari banyak jalur priwayatan yang mencapai derajat mutawatir…”
Dalam sebagian riwayat dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu tsb, dalam kitab Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa lelaki tsb adalah seorang lelaki dari pedalaman. Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, menyebutkan dalam kitab al-Fath (Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari), bahwa lelaki tsb adalah Dzul Khuwaishirah, orang Yaman yg pernah kencing di masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan, “Al-Kirmani rahimahullah (Al-‘Allamah Syamsudin Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Kirmani (wafat 786 H / 1384 M) mengatakan, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam merespon orang yg bertanya, menempuh metode orang bijak, yaitu merespon penanya bukan dgn sesuatu yg dia inginkan, tapi dgn sesuatu yg penting atau bahkan lebih penting.” Sabda Raulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau bersama dgn orang yg engkau cintai”
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan dalam kitab al-Fath (Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari), “Maksudnya, dia akan dikumpulkan bersama mereka (orang dia dicintai) itu, sehingga dia menjadi bagian dari kelompok orang2 yg dicintai itu. Dengan pemahaman ini, tertolaklah pemahaman sebagian orang, yg mengatakan bahwa kedudukan mereka yaitu antara orang yg dicinta dan yg mencintai akan berbeda. Jika ini benar, bagaimana dikatakan ‘akan bersama’?
Pertanyaan ini dijawab dgn : “Kebersamaan itu bisa terwujud, dgn adanya titik temu pada satu hal tertentu dan tidak mesti harus sama dalam semua hal. Jika mereka semua telah di masukkan ke surga, berarti telah bersama2, meskipun derajat mereka di surga berbeda
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membimbing hati kita untuk selalu mencintai orang2 saleh, walaupun mungkin kita tidak selevel dgn mereka. Karena, seseorang akan bersama orang yg dicintainya. Semoga kita semua kelak, dikumpulkan bersama orang2 sholeh, dan bersama Baginda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
Wallahu a’lam
Written from various sources by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama’ah Sarinyala Kabupaten Gresik
CHANNEL YOUTUBE SARINYALA
No responses yet